11. Oke, Om

2.3K 115 1
                                    

Akhirnya, Alexa mengantarkan roti yang telah dibuatnya itu ke ruangan Bara. Seperti yang Juno katakan kalau Jayden berada disana sejak tadi. Selama ia jalan menuju ruangan Bara yang melewati Nashwa, Arsila, dan Nabila -pelayan baru yang menggantikan posisinya disana. Alexa banyak kepikiran tentang hubungan antara Bara dan Jayden. Bukankah terlalu asing, kalau bocah tampan itu bisa berada di ruangan Bara untuk sekedar menunggu?

Sesampainya di ruangan yang bertuliskan nama bos nya itu, Alexa menghembuskan napasnya sejenak untuk menenangkan diri serta mengibaskan pemikiran tentang hubungan Jayden dan Bara. Bukan urusannya juga kan?

Alexa akhirnya mengetuk beberapa kali, sebelum akhirnya ia dipersilahkan masuk oleh suara berat atasannya.

"Pagi, Kak. Saya bawain pesanan Jayden."

Belum ada Bara merespon ucapan Alexa, Jayden yang sedang duduk dipangkuan Bara segera turun dan dengan semangat langsung menagih sesuatu yang ditunggunya itu. Bara tertawa pelan melihatnya dan geleng-geleng kepala. Kemudian berdiri dan duduk sofa yang ada di ruangannya disamping Alexa sedang berdiri.

"Sini, Kak kuenyaa. Aku mau memakannyaaa," kata Jayden penuh semangat bahkan ia sampai melompat untuk meminta nampan yang berisi roti dikedua tangan Alexa.

Tak ayal, hal itu membuat Alexa ikut tertawa dan melihat Jayden yang melompat-lompat dengan tangan yang mengadah meminta nampan. Tinggi mereka yang sangat jauh berbeda membuat hal itu sangat menggemaskan.

"Taruh, disini Al," ucap Bara dan Alexa menaruhnya dimeja yang ada didepan Bara. Dengan segera, Jayden pun duduk disamping Bara dan sangat rapat setelah Bara juga meminta bocah tampan itu untuk duduk disampingnya.

"Kalau gitu, saya pamit ya, Kak."

"Tunggu, Al. Kamu duduk disini dulu. Ada yang mau saya omongin. Silahkan duduk sebelah Bi Miti," kata Bara. Alexa mengkerut kan alisnya sejenak, namun kemudian ikut duduk sebelah Miti -pengasuh Jayden yang berusia mungkin hampir seumuran dengan ibunya.

"Permisi, Bu," kata Alexa pada Bi Miti, menyapa sekaligus meminta izin untuk duduk disamping beliau.

Bi Miti tersenyum sambil mengatakan, "silahkan."

Mereka duduk berhadapan dengan Bara dan Jayden yang dipisah sebuah meja yang diatasnya sudah ada roti dan minuman disana.

Bara lalu mengambil rotinya dan memberikannya pada Jayden. Jayden pun langsung memakan roti tersebut. "Wahhhh, Omm, roti kali ini rasanya sangat lezatttt, berbeda dengan sebelumnyaa. Kak, yang buat roti ini Kakak ya?"

Pekikan Jayden membuat Bara bingung. Alisnya terangkat sebelah seolah tidak percaya. "Benarkah? Memangnya kemarin rasanya bagaimana?"

"Enak, Om. Tapi kali ini lebih enak. Aku lebih menyukai roti yang sekarang." Kata-kata Jayden nyaris membuat Alexa senang jantung saking ia tidak percaya pada roti buatannya. Pasalnya anak kecil tidak mungkin berbohong. Namun demikian, akhirnya Alexa tersenyum.

Dengan penuh penasaran, akhirnya Bara ikut mencoba roti itu. Hal yang membuat Alexa kembali deg-degan. Bara membuka mulut, memasukkan roti ke mulutnya, mengunyah, hingga laki-laki itu menelannya, Alexa tidak mengalihkan pandangannya sama sekali.

Bahkan Alexa menelan ludah dengan susah payah saking gugupnya.

"Benarkan Om?" tanya Jayden yang secara tidak langsung mewakilkan pertanyaan, 'gimana, Kak?' dikepala Alexa.

Bara lebih dulu mengambil air cup mineral dimeja itu dan meminumnya. Ia kemudian tersenyum dan mengangguk untuk membenarkan perkataan ponakannya itu. "Iya, benar. Roti ini enak banget."

Dan hal itu membuat Alexa lega. Ia menghembuskan napas, karena tidak sadar jika sedari tadi ia menahan oksigen masuk ke rongga hidungnya saking deg-degannya. Alexa ikut tersenyum tertahan.

"Kamu mau bawa roti ini lagi?"

Dengan semangat dan mulut yang penuh dengan roti, Jayden mengangguk cepat. "Iya, Om. Aku yakin juga akan sangat suka roti ini."

"Baiklah. Tapi, besok kesini, saat pulang sekolah aja. Oke?"

"Oke, Om."

***

Jayden dan Miti akhirnya pulang sepuluh menit kemudian. Tinggallah sekarang Alexa dan Bara diruangan ini. Dengan nampan yang sudah tidak ada isinya lagi karena sudah borong Jayden semua, Alexa menunggu Bara untuk berbicara. Karena memang laki-laki ini menahannya tadi.

"Jadi, roti kali ini kamu yang bikin?"

Alexa mengangguk. "Iya, Kak."

"Juno?"

"Bang Juno ngerjain pesanan Tart, Kak, karena lumayan banyak. Terus Bang Juno minta saya buat bikin Roti Kopi ini, walaupun nggak yakin tapi berhubung Bang Juno yakin sama saya, akhirnya saya bikin," jawab Alexa. "Kenapa ya, Kak?" tanya Alexa kemudian. Nadanya kembali terdengar takut.

"Seperti yang dibilang Jayden tadi. Rasanya jauh lebih enak dibanding yang kemarin. Terasa lebih pas dan belance antara kopi dan adonannya. Kamu improve cara bikinnya dari yang dilakuin Juno?"

Alexa menggeleng. "Nggak kok, Kak. Saya bikinnya sesuai sama yang dilakuin Bang Juno."

Bara memperhatikan sejenak, kemudian mengangguk tidak ingin bertanya lebih lagi. Karena sepertinya penjelasan Alexa sudah cukup. Beda tangan, beda rasa. Kurang lebih seperti itu, pikirnya.

"Yaudah, kalau gitu. Dan, kayaknya kita bisa tambah menu jadiin roti ini sebagai menu andalan. Dengan cita rasa Jayden, saya rasa roti ini bisa dijadiin menu utama untuk toko roti kita. Dan saya mau, kamu yang handle resep ini. Saya percayain hal ini sama kamu."

Dan, Alexa hanya bisa diam mendengar hal itu. Namun di sisi lain, ia cukup senang karena tidak mengecewakan hasil tangannya di depan sang Boss.

***

TBC

22.19 WIB
Tampan, Pekanbaru/15 Februari 2023
Semoga sukaaa

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang