7. Bikin Lagi?

2.6K 121 1
                                    

Juno dan Alexa memperhatikan dengan debaran jantung yang cukup menggila saat roti dengan rasa kopi itu sudah mereka sajikan di depan anak kecil yang mereka tahu bernama Jayden. Saat mencicipi di dapur tadi, baik Juno maupun Alexa merasa kalau pesanan aneh itu sudah dengan rasa yang pas. Tidak tahu dengan pelanggan mereka ini.

Bagaimana pun juga pelanggan mereka adalah anak kecil dan seleranya pasti akan sangat berbeda dengan orang dewasa. Jika roti itu tidak disukai Jayden kemungkinan terburuk anak itu akan mengamuk karena tidak sesuai dengan kehendaknya. Apalagi dengan situasi dimana owner mereka sedang tidak ada ditempat.

Sedangkan Jayden, bocah laki-laki yang memesan pesanan aneh itu sudah berbinar sedari tadi saat pesanan yang dia inginkan ada didepan matanya. Setelah duduk cukup lama di tempat duduk ini, akhirnya ia akan menikmati roti rasa kopinya itu.

Jayden pun langsung mengambil satu dari tiga roti bundar yang disediakan oleh Alexa dan Juno. Kemudian mulut mungilnya langsung menggigit roti itu. Saat itu juga, jantung Alexa dan Juno semakin berdebar. Mereka berdebar menantikan bagaimana reaksi anak itu.

Apakah enak? Apakah anak itu akan tersenyum? Atau malah mengamuk karena tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan?

Disamping itu, pengasuh Jayden yang duduk disamping anak itu juga menantikan bagaimana reaksi dari majikan mudanya. Keinginan aneh sang majikan sangat membuatnya frustasi belakangan ini. Menginginkan roti dengan rasa kopi sedangkan tidak ada yang menjualnya, sungguh sangat merepotkan. Untung saja saat mereka melalui toko roti ini yang baru kembali dari kantor ayah Jayden, bersedia menuruti permintaan aneh itu.

Sekarang tinggal menunggu respon Jayden. Dia menyukainya atau tidak.

Setelah beberapa detik menunggu anak itu menymgunyah roti didalam mulutnya. Alexa dan Juno sama-sama saling memandang karena anak itu masih terus mengunyah.

Alexa pun tidak mengelak kalau Jayden sangat menikmati kunyahannya. Bukankah itu pertanda baik?

"Gimana, Dek, rasanya?" tanya Alexa hati-hati.

Jayden pun mengangguk dengan senyum yang merekah. "Enak, Kak. Aku suka."

Saat itu juga, Alexa, Juno, dan pengasuh Jayden tersenyum lega. Juno bahkan menghembuskan napasnya dengan keras saking leganya. Ia kemudian berkacak pinggang sambil geleng-geleng kepala. Ia tersenyum.

"Deg-degannya berasa Chef Juna lagi nilai masakan gue," kata Juno pada Alexa yang membuat perempuan itu tertawa pelan, tapi ikut mengangguk.

"Beneran enak?" tanya Alexa lagi.

Jayden pun kembali mengangguk. "Iya, Kak enak. Masih ada lagi nggak, Kak? Aku mau bawa pulang."

Alexa menatap Juno, begitupun sebaliknya. "Hm ... Kalau gitu besok datang lagi yaa. Soalnya kita Om cuma sedikit bikinnya," kata Juna membalas.

Laki-laki itu menumpukan tangannya pada kedua lutut. Sehingga tingginya dengan Jayden hampir sejajar.

"Beneran, Om?" mata Jayden kembali berbinar.

"Iya. Besok Om bikinin lagi. Sekarang kamu habisin ini dulu, ya."

"Oke, Om."

Setelah itu Alexa dan Juno meninggalkan meja dan pamit pada pengasuh Jayden itu. Setibanya didapur, keduanya ber high five. Percobaan mereka berhasil dengan baik.

"Kerennn. Langsung berhasil, Al," kata Juno pada Alexa.

Alexa tertawa. "Iya, Bang. Aku juga nggak nyangka. Tapi, Abang beneran besok mau bikin lagi?"

"Iya. Gue mau bikin lagi. Sekalian mau ngusulin ke Bara untuk nambah menu baru. Dan gue yakin Bara bakalan setuju. Ide lo keren banget, Al."

Alexa hanya tertawa. Kemudian segera pamit untuk kembali ke bagiannya didepan etalase. Juno pun menganggukkan kepala. Ia juga kembali pada pekerjaannya seperti biasa untuk menyiapkan pesanan yang lain.

***

TBC
20 Januari 2023
Pekanbaru, 23.43 WIB

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang