36. PDKT?

748 75 23
                                    

Horee update lagiii
Hadiah buat yang rajin komen sama follow akuu ♥️

Gimana kabar hari ini?
Semoga 'minggu'nya baik-baik ajaa
Kalau nggak baik, tenang, masih ada Senin-Sabtu yang baik untuk kamu kokk, wkwk
Kenapa? Karena kamu Orang Baik 😊♥️

Typo mohon tandai yaa
Semoga suka part iniii

HAPPY READING

***

Kedatangan Jayden yang tiba-tiba ketika mereka baru saja akan mulai bekerja lagi setelah Ashar, dan langsung menarik Alexa untuk bermain bersamanya, menambah rasa tidak enak hatinya. Entah itu pada Bara atau teman-temannya yang lain, yang tentu terus lanjut bekerja.

Bara mengizinkan, tentu saja. Tapi tetap saja Alexa merasa ini tidak adil. Ingin menolak tapi Jayden sudah menangis dan akan mengundang perhatian sekitar. Alhasil, dan disinilah ia sekarang. Di timezone menemani Jayden yang kembali menagih janjinya untuk main bersama, sebab kemarin batal ke Timezone karena ia ketiduran.

Canggung. Alexa canggung karena pembicaraan mereka kemarin. Sedangkan Laiv, pria itu nampak santai tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Pria itu bahkan tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun ketika Jayden merengek padanya di toko tadi. Menyebalkan!

Bahkan setelah mereka berada diperjalanan menuju mall, Laiv sibuk dengan tabletnya entah mengerjakan apa. Mengabaikan Alexa dan Jayden. Sekali lagi, menyebalkan!

Saat tengah memperhatikan Jayden yang asik bermain bersama anak-anak lain yang ikut main disana, Alexa tiba-tiba teringat sesuatu. Lantas menatap Laiv yang berdiri tegap disampingnya memperhatikan sang anak yang masih asik bermain.

Alexa kemudian beralih menatap Jayden, saat pertama kali melihat Jayden dan sekarang, Alexa sadar kalau sekarang Jayden nampak lebih bahagia. Tidak ada wajah sendu dimata anak itu lagi.

Lalu kata-kata Laiv, Juno, dan Ibunya seperti berputar di kepalanya sekarang. Mengulang apa-apa sama yang telah mereka katakan untuknya. Nasihat, pemikiran, serta pandangan.

Alexa memilih tangannya saat tiba-tiba jantungnya jadi berdebar. Mas Laiv masih butuh jawabanku?

"Mas."

"Hm?"

Jayden masih sibuk mandi bola bersama dengan anak-anak lain yang ikut main disana. Laiv dan Alexa pun hanya mengawasi.

Meskipun begitu Laiv langsung memusatkan matanya pada Alexa saat perempuan itu memanggilnya. "Soal yang kemarin ..." Alexa nampak ragu untuk menyampaikannya tetapi Laiv sama sekali tidak memotong.

"Mas masih nunggu jawabannya?"

"Kamu mau jawab hari ini?"

Spontan Alexa menggeleng cepat dengan wajah melotot. "Nggak!"

Sedangkan Laiv tertawa pelan sambil memutar tubuhnya hingga menatap Alexa seutuhnya.

Ditatap seperti itu, membuat Alexa menjadi gugup. Ia bahkan menahan napas saat wangi Laiv semakin tercium jelas di hidungnya.

Alexa berdehem kemudian mengedip beberapa kali. Ia juga membuang napas agar bisa lebih rileks.

"Jadi?"

"Pada saat hari perpisahan sekolah Jayden. Aku bakalan kasih jawaban aku di hari itu." Tidak langsung menjawab, Laiv menampilkan wajah keberatannya.

"Selama itu?"

Berusaha menenangkan debaran jantung saat melihat respon Laiv, Alexa kembali memperhatikan Jayden yang ternyata tengah melambai pada keduanya.

Alexa sontak tersenyum dan balas melambai, dan anak itu kembali melanjutkan mainnya. "Seperti yang Mas bilang. Pernikahan atas dasar cinta memang hal yang selalu diinginkan oleh setiap orang -apalagi perempuan. Kita ketemu karena Jayden, dan Mas tiba-tiba minta aku untuk jadi Ibu sambung untuk Jayden. Itu terlalu mendadak. Terlalu cepat."

"Bukankah saya sudah bilang, kalau saya yang duluan menemukan kamu? Bukan Jayden?" Laiv bertanya dengan tidak senang. Perasaannya terasa dihimpit batu ketika Alexa kembali mengatakan kalau mereka bertemu karena Jayden.

Alexa terdiam, kemudian menatap Laiv. "Kalau bukan karena Jayden, kita tidak akan bertemu langsung bukan?" jawab Alexa tenang tapi menghadirkan tawa sinis Laiv namun pria itu memilih untuk tidak melanjutkan kata-katanya. Dari matanya, Laiv seperti menahan amarah.

Alexa diam sejenak untuk mengambil napas sambil kembali menatap Jayden.

"Tapi sebenarnya bukan cuma karena itu." Menunduk untuk memperhatikan tangannya yang kali ini bertaut sambil memainkannya. "Aku yatim piatu dan hidup sebagai anak dari panti asuhan yang nggak pernah tau orang tuanya siapa. Aku hidup demi Ibu dan adik-adik aku. Mencari uang biar adik-adik  aku bisa lanjut sekolah dan cita-cita mereka tercapai."

Alexa kembali menatap Jayden. "Tapi ditengah perjalanan itu Mas hadir, menawarkan pernikahan yang sama sekali belum ada dipikiran aku saat ini. Aku bingung, aku nggak pernah rasain jatuh cinta, karena aku ngerasa nggak pantas rasain perasaan semacam itu sedangkan kehidupan ku sedang tidak baik. Tapi Mas berusaha untuk yakinin aku, kalau sama Mas bakalan baik-baik aja."

Alexa lalu menghadap Laiv sepenuhnya. "Maka dari itu, aku butuh untuk yakinin diri aku sendiri kalau keputusan akhir yang aku ambil nggak bikin aku kecewa nantinya. Tapi disamping itu, aku butuh Mas disamping aku. Bantu aku untuk buktiin kalau takdir kita, memang untuk kita. Anggap aja, beberapa hari kedepan adalah proses kita. Atau ... PDKT?"

PDKT?  Laiv membuang muka dan melepas tawa pelannya mendengar ucapan Alexa.

Ia lalu mendekat dengan kedua tangan berada disaku. Alexa dengan pakaian casualnya -celana putih panjang yang dipadukan dengan kemeja kotak-kotak biru dan rambut yang dibiarkan tergerai. Telapak kakinya dibalut sendal hitam bertali yang simpel. Ditambah slindbag yang berwarna putih dibahu kanannya yang sangat pas. Sangat kontras dengan Laiv yang berpakaian rapih seperti pria pengusaha pada umumnya.

Tanpa aba-aba, Laiv meletakkan tangannya dipuncak kepala Alexa. Dielusnya dengan pelan sambil tersenyum.

Kok semanis ini?! Pekik Alexa, namun hanya bisa ditahan. Sama halnya dengan jantungnya yang mendadak menggila didalam sana.

Tapi ternyata belum sampai disana, Laiv memberikan kejutan lain berupa pelukan hangat yang langsung membungkus tubuh Alexa yang seketika menegang.

"PDKT? Saya rasa, saya terlalu tua untuk melakukan PDKT," katanya sambil terus memeluk Alexa dan mengelus rambutnya.

"Tapi tak masalah. Kalau itu yang kamu inginkan, akan saya lakukan," sambung Laiv lagi membuat Alexa tidak jadi melayangkan protes. Malah sekarang, perempuan itu tersenyum dan secara perlahan membalas pelukan Laiv.

Yang tanpa mereka sadari kalau mereka tengah berada di keramaian dan tentu saja ada yang memperhatikan apa yang mereka lakukan saat ini. Tapi sepertinya Laiv tidak peduli, karena ia semakin mengeratkan pelukan saat merasakan Alexa membalas pelukannya. Ia menyandarkan pipinya ke bagian sisi rambut Alexa tanpa melepaskan senyum manis dibibirnya.

Sedangkan Alexa? Perempuan itu juga tersenyum dan menyandarkan hidungnya ditukang selangka Laiv. Sekaligus menghirup aroma maskulin dan wangi Laiv yang sangat menenangkan.

***

00.00 WIB/ 16 September 2024
Kambang, Sumatera Barat.

Komen next 👉🏻
Emot untuk part ini 👉🏻
Semoga sukaaa

Jangan lupa vote dan komennyaa 😊♥️
Selamat malam Orang Baik ♥️📌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang