34. Bagaimana Dengannya?

785 68 20
                                    

Semoga puass
Ayo Pepet aku lagi buat update, hehe

Mohon tandai typo 🙏🏻

HAPPY READING

***

Waktu itu ketika dirinya tidak sadar kalau dompetnya terjatuh, Laiv disadarkan oleh anak kecil bernama Paris. Anak berseragam merah putih itu ngos-ngosan karena mengejar dirinya yang nampak tergesa-gesa saat melintasi jalanan hingga tepat berada didepan kantornya.

"Om, maaf sebelumnya ini dompet Om tadi jatuh," kata Paris sambil menyerahkan dompet Laiv setelah cukup mengatur napasnya.

Laiv pun sedikit terpana karena kejujuran yang dimiliki oleh anak itu. Tidak banyak anak yang bisa jujur seperti ini bahkan mengejar pemilik dompet agar bisa mengembalikan barang yang hilang. Apalagi jika dilihat dari bentuk dompet yang terlihat tebal, padat dan bermerek seperti itu, mereka akan cenderung tidak mengembalikan barang ini.

Laiv pun beralih menatap barang yang ada ditangan Paris, tidak perlu mengecek pakaiannya, dompet itu jelas sekali miliknya. Ia mengambil sambil menatap anak laki-laki itu dengan teliti. "Dimana kamu menemukannya?"

Paris menunjuk seberang jalan. "Perempatan lampu merah sana, Om. Om berdiri sebelah saya dan asik bermain Hp, terus pas lampu hijau, Om langsung jalan cepat dan dompet Om jatuh dari saku belakang Om. Kalau gitu, saya balik dulu ya, Om. Udah sore. Takut ketinggalan bus. Mari Om, assalamualaikum."

Hanya seperti itu, tanpa menunggu balasan Laiv, Paris segera berlari meninggalkan Laiv yang masih menatap anak itu. Ia bahkan lupa berterima kasih dan bertanya siapa namanya.

Tidak lama, ia pun memberhentikan taksi lalu mengikuti anak itu. Ia tahu tindakannya ini akan menimbulkan masalah sebab alasan ia tergesa-gesa ke kantor saat seharusnya ia masih menikmati makanannya di restoran seberang, asistennya memberitahukan kalau client pentingnya datang untuk membahas kerja sama mereka dalam hal pembangunan hotel. Tetapi sekarang ia malah memilih untuk mengikuti seorang anak kecil yang sudah naik bus karena sudah mengembalikan dompetnya.

Laiv meminta supir taksi tersebut untuk pelan-pelan dan mengikuti anak kecil yang berbaju merah putih itu. Ia memperhatikan ternyata anak itu menunggu bersama sekitar 7 orang teman-temannya(?) di halte. Pun tidak lama, bus datang dan mereka masuk. Laiv pun kembali memerintahkan supir taksi itu untuk mengikuti bus.

Sekitar 5 menit dijalanan, anak itu turun dihalte berikutnya kemudian berjalan menyusuri trotoar menuju tempat angkot biasanya menanti penumpang. Mereka pun masuk ke angkot dan tidak lama ia kembali mengikuti laju angkot tersebut.

Tidak sampai 5 menit, angkot berhenti dan masuk ke pekarangan sebuah rumah, namun Laiv perhatian lagi ia menemukan kalau rumah tersebut merupakan sebuah panti.

Anak-anak itu turun dan disambut oleh anak-anak yang lain yang lebih kecil dari mereka dengan riang, tidak hanya itu, ada 2 orang dewasa berbeda umur. Perempuan muda dan seorang wanita paruh baya. Laiv menebak kalau mereka ada ibu dan anak gadisnya.

Laiv terus memperhatikan gerak mereka semua hingga akhirnya mereka masuk ke rumah setelah saling menyambut dan bersalaman.

Rumah itu kembali sepi, karena para pemiliknya sudah berada didalam. Ketika Laiv akan beranjak dari sana, tidak lama rombongan remaja yang mengenakan seragam putih biru dengan sepeda mereka datang ke panti tersebut. Mereka datang lalu memarkirkan sepeda setelah itu masuk ke rumah dan kembali disambut oleh anak-anak yang lain seperti tadi.

Laiv sedikit termenung, entah apa yang sedang ia pikirkan. Dan tidak lama, ia pun pergi dari sana setelah memerintahkan supir taksi untuk segera pergi.

Laiv merogoh kantong celananya dan mengeluarkan hp untuk menghubungi orang kepercayaannya. Pada deringan pertama, panggilan itu langsung terjawab.

On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang