6

949 199 201
                                    

👑 🐯 👑

👑 🐯 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Komisaris Stellar and Orion Company, Kim Jun Hyung, menolak memberi pernyataan atas kasus kebakaran di kampung Guryong, tanah yang diklaim sebagai aset perusahaan Stellar. Seperti yang diketahui tanah tersebut telah dipakai selama puluhan tahun oleh warga sipil dengan surat-surat resmi, tetapi pengadilan memutuskan bahwa tanah itu adalah aset milik Stellar yang terdaftar di negara.

Pihak Stellar telah mengadakan musyawarah demi mengambil jalan tengah yang baik untuk kedua belah pihak, mereka bersedia membayar uang ganti rugi tanah senilai 100 juta won bagi setiap kepala keluarga, tetapi warga menolak karena harga tersebut dinilai terlalu kecil.

"100 juta hanya seperempat dari harga tanah kami! Kami punya surat kepemilikan tanah, mereka tidak bisa mengambil tanah kami seenaknya!"

--

Taehyung membaca beberapa artikel yang disimpan oleh portal berita puluhan tahun silam, sebelum dia menghadap ayahnya untuk membicarakan hal tersebut. Dia harus punya bukti kuat bila ingin menghakimi sang ayah, meski menemukan bukti-bukti itu bukan perkara yang mudah dilakukan. Seperti kata Jimin, hanya malaikat maut yang bisa menghentikan ayahnya.

Ditambah lagi, Taehyung masih sangat sulit percaya atas tuduhan-tuduhan yang dilayangkan Sera kepada ayahnya, bagaimana mungkin ayahnya tega membakar lahan hanya demi untuk membangun apartemen atas nama Stellar, merebut yang bukan menjadi haknya. Sang Ayah bukan mafia, bukan diktator tanpa hati nurani.

Ya, bukan—gumam Taehyung pada dirinya sendiri, mencoba meyakini kalau Kim Jun Hyung tetaplah sosok ayah hebat yang selama ini dia banggakan.

Pintu ruangannya diketuk dan sosok Jungkook muncul dengan cengiran lebar, petantang petenteng mengitari ruangan, tidak peka pada kegundahan hati yang tengah dirasakan sang kakak.

"Kim, tampangmu kok jelek hari ini?" tanya Jungkook, sok cool, lalu duduk di sofa depan kursi kerja kakaknya.

"Rapat direksi membosankan sekali," kata Jungkook. "Kau tahu, katanya kita hampir kalah dalam memenangkan tanah di daerah pedesaan—"

"A-apa?" Taehyung seperti diajak bicara oleh Jungkook. "Kau bilang apa barusan?"

"Astaga Kim, sejak kapan gendang telingamu rusak?" Jungkook memicing, memperhatikan cara jalan Taehyung yang tidak seimbang sebelum duduk di depannya.

"Lagi marahan sama Sera?" tanya Jungkook sok tahu. "Tinggal cium lah biar ngambeknya hilang, gampang 'kan?"

"Diam atau kepalamu hilang?!"

"Ya ampun, Kim, aku ini 'kan adikmu." Jungkook cemberut. "Tega sekali sih," tukasnya.

Taehyung menghela napas, mengumpulkan seluruh stok kesabaran yang dia punya untuk adik tersayangnya di seberang meja.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang