9

1.2K 246 52
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Sera tersenyum kaku pada Hoseok yang duduk di balik kemudi. Dalam setelan kemeja tartan Raplh Lauren, jeans Diesel keluaran terbaru, rambut hitam pendek yang tertata rapi, Hoseok terlihat sangat tampan. Sera menarik sabuk pengaman dan memasangnya cepat, mencoba melupakan kejadian di parkiran, menikmati waktu santai jalan-jalan bersama pria tampan.

"Kau benar tidak apa-apa?" tanya Hoseok, melirik jemari Sera yang sibuk menggaruk telapak tangan. Sesaat setelah mereka melewati pintu keluar apartemen, membelah jalanan kota yang ramai lancar.

Hoseok memerhatikan, Sera tampak pucat dan berkeringat, seperti ada orang mengejarnya. Dia ragu-ragu mengulurkan tangan saat tadi melihat Sera jongkok di parkiran mobil, tidak bergerak, tidak berkata apa-apa selama tujuh detik pertama. Mereka baru dua kali bertemu, belum lagi status Sera sebagai tunangan Taehyung, menjadi pembatas otomatis bagi Hoseok meski dia tahu status itu hanya fiktif.

"Ah, ya, terima kasih, aku tidak apa-apa," jawab Sera. "Maaf sudah merepotkanmu—"

Setelah itu mereka dilanda keheningan yang pekat.

"Kita mau kemana?" Hoseok bertanya, dia sudah hampir mati karena suasana mobilnya terasa mencekam.

"Mall terdekat saja, aku perlu membeli beberapa pakaian." Sera menyerap situasi kaku di mobil, dia buru-buru mencari percakapan yang bisa mencairkan suasana. "Menurutmu, baju apa yang harus kubeli untuk bertemu orangtuanya Taehyung?"

"Dia benar-benar membuat hubungan kalian terlihat nyata?"

"Eh, kau tahu tentang kontrak kerjaku?"

"Lupa siapa orang yang menjemputmu saat pertama kali datang?" Hoseok tersenyum di akhir kalimatnya.

"Ingat kok, tapi tadi aku pikir, kau tidak tahu sama kontrak kerjanya."

"Bibi Minjung suka sesuatu yang sederhana," ujar Hoseok, tiba-tiba berkata. "Cari baju yang simple saja."

"Oh, oke. Terima kasih sarannya."

Setelah percakapan tentang kontrak kerja dan pakaian, tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Hening menemani di sepanjang perjalanan, hingga mereka tiba di tempat tujuan. Ponsel Hoseok berdering, setelah menerima panggilan telepon selama dua menit, Hoseok melihat Sera dengan ekspresi sungkan.

"Sera, maaf aku tidak bisa menemani lebih dari ini. Aku harus ke kantor, ada meeting."

"Ah, oke. Jam kerjamu siang juga."

"Aku bisa datang kapan saja sebetulnya, meeting ini kalau tidak penting juga bisa aku skip dan belanja bersamamu."

Sera tertawa. "Memangnya kau bekerja di mana?"

"Penerbitan."

"Editor?"

"Bukan."

"Pimpinan redaksi?"

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang