1

727 186 38
                                    

👑 🐯 👑

👑 🐯 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Keesokan harinya, Taehyung sudah berada di kediaman Ahn Kangin di Hannam-gu selama tujuh menit ketika Raina turun dari lantai dua, membawa koper merah muda yang digeret buru-buru. Taehyung datang menemui Jaeyun yang kebetulan sedang menginap di rumah sang ayah, sebab istrinya tinggal menunggu hari kelahirkan bayi kedua mereka.

Pertemanan Taehyung dan Jaeyun terbentuk dari hubungan keluarga yang pupus sebelum sempat dimulai, calon kakak ipar dari mantan tunangan yang memilih menikah dengan orang lain. Hubungan kedua keluarga sejatinya tetap terjalin baik semenjak hari itu, meski setelah perjodohan batal Namjin memilih melepaskan diri dari Stellar.

Taehyung tetap disambut hangat dan akrab tiap kali mereka bertemu, terlebih oleh Kangin. Pria paruh baya itu selalu memperlihatkan penyesalan, sebab putrinya yang membatalkan rencana indah itu. Apalagi sekarang, semenjak Junhyung meninggal dengan cara yang tidak biasa, Kangin datang ke makam sahabatnya di tiap minggunya.

"Calon Imo sibuk sekali," ujar Taehyung, menuding, setelah dia bersitatap dengan Raina yang tidak balas tersenyum.

"Ya, tebakan yang tepat," ujar Raina. "Untuk persiapan kelahiran Lyra," tambahnya sopan, sebab ayah dan kakaknya duduk minum kopi bersama Taehyung. Dia melangkah lebar-lebar meninggalkan ruang tengah, meletakkan koper perlengkapan bayi di mobil.

"Raina bahkan lebih sibuk dari Lyra," sahut Jaeyun, sambil menggaruk kuku kelingkingnya.

"Leukonikia?" tanya Taehyung, menunjuk kuku Jaeyun. "Semacam garis putih di tengah kuku," tambahnya.

"Oh, bukan," jawab Jaeyun, memperhatikan kukunya sendiri. "Alergi, kau tahu 'kan, kukuku sering alergi tiap kali aku tidak sengaja makan tuna."

Taehyung mengangguk, dia segera mencoret Jaeyun dari daftar tersangka. Menurut Jimin, dia hanya perlu mengecek kuku, tapi tidak ada salahnya kalau dia mengecek hal lain.

"Semoga kelahiran Lyra lancar, sayang sekali istriku justru baru saja kehilangan bayi kami."

"Aku turut berduka untuk semua hal yang terjadi, bagaimana perkembangan kasusnya?"

"Sedang diusahakan," jawab Taehyung. "Kupikir untung saja kau tidak datang, keadaan hari itu sangat kacau."

"Kami semua sudah siap berangkat waktu itu," Kangin menimpali, "tapi menantuku tiba-tiba sakit perut, kontraksi palsu. Jadi hanya aku yang datang, Raina datang lebih dulu."

"Ya, aku benar-benar panik, membawa Lyra ke rumah sakit." Jaeyun berkata. "Padahal aku sengaja membatalkan perjalanan ke Jepang demi menghadiri pernikahanmu, adikku menikah, mana mungkin aku tidak datang," tukas Jaeyun.

Taehyung bisa merasakan ketulusan dari manik Jaeyun yang menatapnya. Sejak awal Soobin memberitahu Jaeyun ada di daftar tersangka, Taehyung meragu, rasanya tidak ada kolerasi masuk akal yang bisa dijadikan Jaeyun alasan menembak mati dirinya di hari pernikahan.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang