8

1.2K 254 69
                                    

👑 🐰🐧 👑

👑 🐰🐧 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Oppa, kenapa tidak bilang kalau ada kakak ipar di apartemenmu?" kata suara ringan dari gadis muda yang tengah sibuk menyisir rambut, di sambungan telepon pagi itu.

"Belum sempat bilang, tapi ternyata kau sudah ke apartemen," jawab Jungkook, berdiri bertelanjang dada depan wastafel. Baru mandi dan selesai bercukur.

"Aku hampir saja salah sangka, kupikir kau selingkuh."

"Pikiran macam apa itu?" raut wajah Jungkook yang terpantul dari kaca wastafel tampak lebih serius, sebelum kembali mencair begitu Lily berujar penuh penyesalan di ujung sana.

"Soalnya Sera eonni cantik sekali, tidak mungkin dia bekerja sebagai tukang bersih rumah."

"Memangnya kenapa kau mampir ke apartemen?"

"Ya, cuma mampir."

Jungkook otomatis tertawa, dia keluar dari kamar mandi menuju lemari pakaian yang besar dan luas. Ponsel yang masih dia loudspeaker diletakkan di atas meja tempat dia menyimpan deretan dasi dan jam tangan, sementara dia menarik satu setel pakaian kerja.

"Tapi aku cemas—" suara Lily terdengar meredup, napasnya terhembus terlalu rendah.

"Cemas tentang apa?"

"Bagaimana kalau kita ketahuan punya hubungan?"

"Memang sudah ketahuan—"

"Hah! Kok bisa?" pekikan Lily memenuhi walk in closet Jungkook. "Oppa sengaja, ya?"

"Setengahnya, iya."

"Yaa-aaaOppa, aku membencimu!" Lily mulai merengek, tawa Jungkook pecah, terbahak-bahak tiap Lily memarahinya.

"Sudahlah tidak apa-apa, aman kok."

Tidak ada jawaban.

"Lilian—?"

Lily bergeming.

"Sayang—?"

"Ya! Kenapa kau yang terlihat seperti remaja tanggung, aku tidak suka dipanggil begitu!"

Jungkook terus tertawa sampai sakit perut, karena Lily terus-terusan protes. Lilian tidak suka panggilan yang terlalu cringe, kata Lily kedengarannya menggelikan. Tapi Jung Kook, justru paling suka memanggil Lily dengan panggilan itu.

"Oppa, aku serius."

"Terus Lily maunya bagaimana?" Jungkook sudah selesai berpakaian, rambutnya tertata rapi, tinggal mengeratkan ikatan dasi di kerah kemejanya.

"Beneran tidak apa-apa?"

"Iya, Sayang," katanya.

"Iisshhh—" nada Lily terdengar jijik.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang