8

896 195 163
                                    

👑 🐰🐯 👑

👑 🐰🐯 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Jungkook?" tanya Taehyung, memastikan pendengarannya tidak salah. "Kenapa ponsel Raina ada padamu?"

"Ceritanya pendek, Kim, nanti aku jelaskan."

"Kalau pendek, ceritakan saja sekarang."

"Justru karena terlalu pendek, aku tidak bisa membicarakannya di telepon."

"YAK!" Taehyung mulai tersulut emosinya.

"Jangan berteriak, aku tidak tuli! Sekarang ke rumah sakit dulu, ibu sakit."

"Sakit?"

"Nah, kena karma, sekarang kau yang gendang telinganya rusak." Jungkook berdecak. "Tidak parah kok, darah rendah Ibu kumat, tapi ibu ingin kau datang. Cepatlah!"

Sambungan telepon diputus sepihak. Rasanya Taehyung ingin memaki adik tersayangnya itu, entah kenapa Jungkook hobi sekali menyulut kesabarannya. Dia beranjak dari sofa, meninggalkan telur rebusnya di meja seraya menyambar jaket dan kunci mobil.

"Mau ke mana?" tanya Sera, masih sibuk mengabiskan mi pedas, dia melirik telur rebus di meja dan mengambilnya secepat cahaya.

"Rumah sakit, ibuku sakit."

"Ibumu—aku ikut!" Sera menggenggam telur rebus sembari berlarian ke kamar mengambil sweater, melapisi pakaian rumah, sementara Taehyung memperhatikan penuh tuduhan.

"Tidak ada ayahku di rumah sakit, beliau bertolak ke Jerman tadi siang."

Sera mendengus keras, jengkel.

"Aku bisa bertemu tuan Kim tanpa bantuanmu, tapi sayangnya ayahmu memintaku menjadi calon istri yang baik untukmu. Jadi, aku tidak bisa menemui ayahmu lagi, kecuali tuan Kim yang menginginkannya."

"Kau bertahan bersamaku karena permintaan ayahku?"

"Menurutmu?" Sera menghela napas.

"Ayolah, realistis sedikit, aku tidak bisa berpaling secepat membalikkan tangan dari ayahmu. Kau sendiri, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk melupakan Raina? Ah, jangan-jangan sampai sekarang kau masih gagal move on."

Taehyung merapatkan jaketnya, sambil menekan tombol lift dia berkata. "Delapan tahun," katanya, kerongkongannya terasa tersekat menyadari waktu yang terbuang sia-sia.

"Nah!" Sera tersenyum jengah. "Jangan paksa aku melupakan ayahmu dalam hitungan hari, bila kau saja membutuhkan 2.920 hari untuk mantan tunanganmu itu."

"A-apa?!" mata Taehyung membulat. "Wah, daebak! Tidak kusangka kau jago matematika." Taehyung terperangah tanpa dibuat-buat, senyumnya merekah lebar dalam kekaguman.

"Itu karena kau bodoh!" Senyum jumawa Sera terulas.

"Sudah kubilang, tidak ada CEO bodoh!"

Bunyi denting lift menjeda perdebatan tidak penting dari mantan masing-masing, keduanya masuk lift. Taehyung menelepon Jungkook tapi nomor adiknya tidak aktif. Sera menggulung rambutnya ke atas lalu sibuk mengupas kulit telur yang tadi dia ambil di meja, memakannya dengan suka cita.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang