4

792 195 36
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Tidak ada batas antara tidur dan terjaga. Pada mulanya Sera tersungkur dalam alam mimpi penuh pecahan kaca, jeritan, bergelimang darah; dia melihat dirinya sendiri di ruang serba putih, memangku bayi pucat dan tidak mampu bicara.

Kemudian dirinya seperti tersedot berpuluh-puluh mil, jeritan itu datang lagi, memekakkan telinga. Kini dia melihat Junhyung di pangkuan, darah merembes dari tubuh pria itu yang terasa mulai dingin. Air mata Sera berjatuhan selagi dia menepuk pipi Junhyung berkali-kali, meminta Junhyung untuk tetap sadar.

"Tuan Kim, tolong tetap sadar—jangan tinggalkan aku."

"Sera, Tae'hyung—jaga dia untuk'ku."

"Tidak, kau yang harus menjaganya. Kau akan baik-baik saja—" Sera mengeratkan pelukan, saat Junhyung memejamkan kedua mata, menghembuskan napas terakhir di pelukannya.

Bagai tertarik dalam lubang hitam dan muncul mendadak, Sera kembali terjaga dari mimpi yang terasa sangat nyata, berdengap dengan mata terbelalak. Dia tak mampu untuk sekedar mengerjap di antara deru napas memburu cepat, mulut kering, tidak ada suara yang keluar dari tenggorokan saat dia memanggil Taehyung yang tidur di sampingnya.

Di antara kengerian yang telah menyusup ke dalam tiap helaan napas dan aliran darah, Sera menggerakkan tangan, mendorong lengan sejauh mungkin untuk menggapai Taehyung yang terasa terlalu jauh. Tangan Sera berhenti bergerak, pelan tapi pasti sosok Taehyung terasa berbayang lalu hilang perlahan-lahan.

"Tidak, Taehyung!"

Sera mencoba mengejar Taehyung tapi semua berubah gelap—sangat gelap. Dia dikepung kegelapan pekat dengan himpitan dahsyat di paru-paru, seolah-olah batu besar bertengger di atasnya. Napasnya berat nyaris satu-satu, semakin sulit ditarik tiap kali dia berusaha bernapas.

Kemudian dia melihat sosok hitam itu menyeret Taehyung dalam kubangan merah pekat di mana Sera mendengar tangisan bayi memenuhi rungu. Dia memejam rapat-rapat, terpuruk sendirian, berharap seseorang membangunkannya dari mimpi terasa yang begitu nyata.

Di penghujung harapan yang nyaris menghisap seluruh harapan, Sera merasakan sentuhan hangat di pipinya. Matanya terbuka, air matanya jatuh di antara kesunyian. Dia mendorong tangan hangat itu, sebelum menyadari sosok di depannya adalah Kim Taehyung.

"Mimpi buruk lagi?" tanya Taehyung.

"Tidak—" Sera menggeleng, terlihat gelisah dan cemas bukan main.

"Kau mimpi buruk?" tanya Taehyung sekali lagi, nadanya lebih lembut dari sebelumnya.

Lamat-lamat Sera mengangguk, biji mata Sera yang jernih dan bersih mulai berkaca.

"Tidak apa-apa, sudah berlalu."

Bisikan itu terasa begitu menenangkan, mengaliri aliran darah sampai ke dalam pikiran. Sera mengerjap, menjatuhkan tumpukan bening di ujung pelupuk, membahasi jari-jari Taehyung yang tengah mengusap pipinya. Pria itu membawanya dalam dekapan lembut yang mengikis kegelapan di sekitarnya, memberi keyakinan kepada dirinya bahwa dia tidak sendirian.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang