3

854 179 116
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Kabut tipis jatuh seperti permen kapas di antara puncak pohon cemara memagari halaman belakang rumah Senin pagi. Cho Sera, yang dengan cepat mematikan alarm supaya tidak membangunkan Taehyung, menghela diri dari ranjang dan berdiri berjinjit di dekat jendela yang tirainya dia buka pelan-pelan.

Dalam gerakan hati-hati dan terukur, sambil sekali dua kali menoleh dari atas bahu untuk memastikan Taehyung tidak terganggu. Sera membuka pintu balkon, semenit kemudian dia menyesal sebab sengatan dingin menusuk bagai jarum. Hujan salju turun semalaman, dia hanya ingin memastikan tumpukan salju bisa dibuat hiasan bebek atau manusia salju.

Lama sekali Sera tidak menikmati musim salju dalam euphoria menyenangkan. Tahun lalu dia bekerja mengedarkan mi dengan pakaian seadanya, sebab Yoongi menghabiskan gaji yang dia dapat dalam satu hari. Tahun sebelumnya lebih parah, musim salju tanpa uang dan makanan.

Padahal dulu saat orangtuanya masih hidup, Ibu Sera suka membawanya ke belakang rumah dan membuat manusia salju, lalu duduk di beranda sambil menikmati cokelat hangat buatan ayahnya. Bukannya Sera tidak mau mengingat kenangan itu, dia tidak ingin menumbuhkan perasaan rindu dan berandai-andai, karena rasanya lebih sakit dari kenyataan yang terjadi.

Di belakangnya, di ranjang yang remang, Taehyung beringsut dan mendesah. Sera beranjak dari pinggiran balkon, bermaksud ke dapur dan membuat sarapan. Masih bergerak sepelan mungkin dia berbalik dan seketika menabrak Taehyung, yang tahu-tahu berdiri di belakangnya.

"Aduh—" Sera meringis, mengusap keningnya yang masih berada di depan dada Taehyung yang bidang dan keras.

"Apa yang kau rencanakan?" tanya Taehyung penuh selidik dan kecurigaan. "Bisa-bisanya buka balkon pada suhu minus dua, mau membunuhku atau bagaimana?"

"Yak, Tuan Kim, membunuh orang itu lebih cepat kalau dicekik—pagi-pagi sudah bikin kesal."

Tangan Sera terulur, berjinjit menggapai leher Taehyung. Pria yang lebih tinggi 20 senti itu mulai terkikik geli, tidak terlihat seperti dicekik padahal Sera sudah mengeluarkan semua kekuatan yang dia punya.

"Kenapa tidak mati?" Sera kelelahan, berkacak pinggang melihat Taehyung menutup balkon.

"Karena umurku panjang," jawab Taehyung, mengusap sekilas puncak kepala Sera sebelum masuk kamar mandi.

"Kau tidak kerja?"

"Kerja. Lupa, hari ini aku diangkat jadi presdir?" Taehyung menjawab dari kamar mandi.

Sera mengernyit, sebelum mengangguk, dia lupa kalau hari ini tanggal 4 Desember. Artinya Taehyung akan naik jabatan, sesuai dengan keputusan jajaran direksi Stellar minggu lalu. Dia juga baru ingat nanti malam ada acara keluarga merayakan jabatan baru Taehyung, sekalian Lilian yang lulus sekolah. Lilian ikut kelas akselerasi, jadi bisa lulus setahun lebih cepat untuk persiapan universitas.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang