1

801 190 105
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Kim Taehyung memastikan Soobin sudah membawa Sera pulang dari restoran, menyisihkan dahulu rasa salah sebab meninggalkan Sera begitu saja setelah Jimin meneleponnya. Bukan sebab obrolan terakhir mereka, tetapi Taehyung takut kelepasan memberitahu Sera perihal yang Jimin ucapkan di telepon padahal keadaan psikis Sera baru saja membaik.

Dia membutuhkan tempat dan waktu yang tepat, bila ingin membahas hal riskan agar psikis Sera terjaga baik. Ini tentang kematian Seokjin. Meski hubungan Sera dan Seokjin terbilang aneh, tapi Taehyung tetap khawatir berita itu akan berdampak buruk bagi Sera.

"Bisa-bisanya dia overdosis setelah menyayat tangannya sendiri," ujar Jimin kesal, "sudah di penjara tetap saja bikin repot."

"Siapa yang mengirim obat-obat itu?" tanya Taehyung, melirik Jimin memberinya masker dan menyuruhnya segera pakai sebelum mereka masuk ke ruang forensik.

Ini kali pertama Taehyung mendatangi kantor polisi pusat untuk ikut melihat mayat di ruang forensik, padahal saat kematian ayahnya dia tidak datang langsung, menerima laporan dari Soobin. Entah apa yang mendorong Jimin memintanya datang, pengacara kriminal itu tidak menjelaskan secara lugas.

"Apa perlunya aku datang ke sini?" akhirnya Taehyung bertanya, menunda pakai masker sebab Jimin bahkan tidak memegang masker tapi menarik lengan kemeja agak tinggi.

"Karena dia kakakmu, tidak ada keluarga lain yang bisa dihubungi selain kau. Kematiannya ganjil, kurasa kau tertarik melihat dan menarik asumsi, dia bunuh diri atau dibunuh."

"Mana maskermu?" Taehyung menahan lengan Jimin di depan pintu.

"Aku sudah sering melihat mayat lebih buruk, termutilasi dan busuk," jawab Jimin, enteng. "Jaga-jaga takutnya kau mual, jadi pakai saja."

"Jim, kau terlihat seperti nenekku."

"Berisik, Anjing!"

Keduanya masuk ke dalam ruangan bersuhu di bawah minus dengan aroma formalin dan karbol yang menyengat, dua orang dokter dan polisi menyambut mereka bersama gunting bedah. Taehyung mundur setengah langkah begitu salah seorang mengeluarkan kantong mayat dari lemari besi dengan gembira, berdialog santai bersama Jimin, seolah-olah tengah menawarkan menu makanan di malam thanksgiving.

Sinting, batinnya.

"Nah ini dia." Polisi itu menarik resleting kantung kuning, bunyinya berdesir di ruangan yang beku itu.

Wajah kaku dengan pandangan kosong yang hampa menyambut mereka. Taehyung mengamati dengan keengganan, sementara Jimin meneliti terlalu dekat sambil mendengarkan penjelasan.

"Menelan sebotol LSD setelah menyayat tangan kanan, ada sisa kacang kenari di tenggorok yang bahkan tidak dikunyah."

"Dari mana dia mendapatkan obat itu?" tanya Taehyung. "Berapa banyak Anjing kepolisian makan uang darinya?" tukasnya, melirik polisi yang menatap jengah ke arahnya.

Pengantin Pesanan Untuk Tuan KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang