みや | Remember Us

166 32 1
                                    

"Bokap udah kasih kabar?"

Atsumu sibuk membaca komik kesukaannya. Tiada hari dan tidak di mana-mana dia selalu membaca komik itu. Osamu sendiri tengah membuat onigiri.

"Udah. Nyokap rewel katanya mau pulang nanyain lo terus."

"Pwan Ngwen Hwe Woou!" (Apaan kangen gua elo tuh!)

"Tuman!!"

Atsumu hampir terjungkal. Adiknya tak kira-kira kalau bercanda, beruntung nyawanya ada sembilan.

Dikurangi delapan..

"Lo baca apaan sih? rajin amat."

"Komik?"

"Judulnyaa anjerr, capek su ngomong ama lutung gak pernah nyambung."

"Gatau lupa."

Jelas lupa, buku komik aja segala disampul. Disiplin banget Tsumu. Enggak dia emang aneh.

Atsumu beranjak dari duduknya ketika pop-up pada layar ponselnya timbul. Pesan dari grup. Ada telepon masuk dari Kuroo setelahnya.

Melihat Atsumu pergi. Atensi Osamu berpapasan dengan komik di atas meja.

Halaman nomor 23.

Seorang anak kecil bermain ditaman sendirian, sedangkan ada anak kecil lain yang mengintip dibalik pintu rumah.

"Kamu main sendiri ya Tasaki? kamu harus bisa main sendiri tanpa kakak."

Atsumu kembali. Menyambar komiknya, pergi ke kamarnya tak lama keluar lagi menghampiri Osamu.

Meraih onigiri dipiring.

"Sam, kok diem?"

"Ng-ga.."

Osamu menutupi rasa gelisahnya. Dia malah jadi kaku begini semoga Atsumu tidak curiga.

"Jalan dulu. Ketemu anak anak. Pulangnya pas makan malam."

Osamu menunduk. "Iyaiya..."

"Panggil Suna aja kalo takut."

"Ga lucu."

Kekehan khas kakaknya sedikit mengganggu pikiran Osamu.

"Gua tinggal ya? gapapa kan?"

Gua tinggal ya...

Osamu seharusnya biasa saja tetapi seolah kata-kata itu mantra berbahaya dan terus berdengung ditelinganya. Dia cemas, liriknya kaku pada Atsumu.

"Lebay! biasa langsung cabut."

"Hehe, yaudah gua cabut."

Osamu mengangguk. Dia menatap Atsumu yang sudah berjalan, namun namanya kembali dipanggil.

"Apaan?"

"Ini"

"Kalung?"

Osamu mengangguk lagi. Kali ini dengan senyum tipis.

"Biar lo inget rumah.."

Atsumu langsung tersenyum miring. Lelaki di depannya memang punya hati yang lembut, jangan sampai Samu jadi sadboy. Kalungnya langsung dipakai.

"Jelek tingkah lo." "Hati hati di rumah."

"Lo juga, Tsum."

Rambutnya diacak asal. Punggung Atsumu menjauh dan hilang ditelan pintu. Pandangannya masih tegang bahkan ketika lima menit lamanya menatap pintu yang sebelumnya Atsumu lewati. Seperti pintu rumahnya bukan pintu biasa dan Atsumu tengah menyebrangi alam lain.

Situasinya gak biasa. Osamu kembali pada sadarnya.

Miya kembar terbiasa bertengkar. Osamu tidak ingin akur sama sekali, bukan Atsumu yang akan melunjak kalau mereka tentram. Dunia bisa saja mulai semena-mena.

▪︎•▪︎

Moma Miya and shy-shy Little Samu♡

Moma Miya and shy-shy Little Samu♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continue..

ElusifonemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang