"Samu!"
Atsumu muncul di depan ruang kesehatan mahasiswa. Ia masuk begitu melihat Kiyoko lalu ada Osamu yang terbaring di atas brankar.
"Samu, kenapa?"
Shimizu Kiyoko memilah kata sebelum menjawabnya. Wajah Atsumu kepanikan.
"Kelelahan"
Atsumu melirik adiknya. Osamu belum membuka matanya? apa dia masih tidur. Satu tangan Atsumu hinggap dikening Osamu, ibu jarinya mengusap lembut kening sang adik.
"Kondisinya sekarang gimana?"
Atsumu sialan, jempolnya anget banget.
"Mungkin Osamu harus istirahat dulu beberapa hari di rumah."
Kakaknya kembali memperhatikan sang adik dalam raut cemas.
"Aku tinggal dulu ya, Tsumu? udah ditunggu sama anak-anak lab."
Atsumu beranjak. Mendekat pada Kiyoko yang sudah berada diambang pintu.
"Makasih banyak, maaf Samunya ngerepotin."
Kiyoko mengangguk, mengerti. Lantas pamit. Setelah itu pintunya kembali ditutup.
Osamu mengerjapkan matanya.
"Sam?"
"Apaan sih anjing gak jelas!" umpat Osamu begitu kepalanya ditoyor keras.
Atsumu berkacak pinggang. "Jalan subuh subuh gak bilang, gak sarapan pula. Anak dakjal."
Osamu merotasikan bola matanya.
"Bolak balik perpus, ngapain sih?! Suna langsung telfon gua tadi. Bikin panik aja!"
"Suna murtad. Jangan percaya!"
"Masih ngelawak!"
"Gua iri. Nilai lo bagus gak pernah nilai gua lebih satu digit dari lo, Tsum."
"Minta ajarin lah, berlebihan begini gak baik!"
"Gua gak berlebihan! gua belajar lebih giat biar lo gak malu punya adek tolol."
"Gua bercanda sat!"
"Terserah."
Atsumu berdecak. Pandangannya sempat tak fokus berakhir kembali menatap Osamu yang masih berbaring.
Pada akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari sana. Atsumu mengerjap beberapa kali disaat matanya seperti tidak biasanya. Dia menggeleng tak sepenuhnya.
Apa yang salah dengan penglihatannya?
Mereka berjalan keluar dari lantai lima menuju lantai tiga menggunakan lift. Atsumu kelihatan aneh, Osamu harus berkali-kali memanggilnya sejak mereka keluar ruang kesehatan. Apa dia tidak dengar?
Atsumu menggeleng, mengetuk kepalanya berulang kali. Ada bunyi dengung yang berseliweran di dalam telinganya. Setelah memasuki lift, Atsumu kembali mengerjapkan matanya sesaat suara lift kampus kedengaran menggema di kepala lelaki itu.
"Tsumu.." panggil Osamu pelan.
Mereka sudah sampai. Orang-orang berhamburan keluar namun kakaknya masih diam di tempat. Sebenarnya ada apa dengan kakaknya? Osamu mulai gelisah, dia hendak menghampiri Atsumu.
"Atsumu pintu liftnya!"
Jantung Osamu seperti jatuh, telat sedetik saja tubuh Atsumu terbelah menjadi dua karena setengahnya masih berada di dalam lift.
"Goblok ngapain sih?!"
"Kepikiran."
"Gausa bercanda!"
"Sam gua lupa matiin keran aer di rumah!"
Atsumu berlari. Meninggalkan Osamu yang menganga di tempat.
"Buruan jirr, Sam."
"Ribet jamet."
Maaf ya, Sam..
▪︎•▪︎
*Osamu yang selalu dapet nilai matkul di bawah Atsumu*
Osamu be like:
to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Elusifonem
Hayran KurguTerkadang Atsumu membenci suara lalu Osamu akan selalu berada di sana untuk membuat Atsumu tidak begitu membencinya lagi. Penyakit yang sangat langka ini hanya 0,1% jiwa yang mengalaminya, tetapi mengapa harus Atsumu? Karakter milik, Haruichi Furuda...