みや | Each Other

148 28 0
                                    

"Lu serius milih buka usaha? gak milih kerjaan lain atau lanjut voli gitu?"

Osamu menggeleng. "Voli udah cukup di sekolah, lagi pula gua ikut voli kan karena iming iming lo Tsum."

"Iya si hehe"

Atsumu tidur terlentang di atas tempat tidur Osamu, kepalanya turun sampai kisi kayu tempat tidur menatap Osamu dengan pandangan terbalik. Mulutnya mengunyah kitkat matcha dan tangan kanannya sesekali memainkan bungkus kitkat matcha yang masih ada sisanya.

"Gua kalo milih kerja dibawah orang lain gak bisa, inget terakhir kali sekolah adain seleksi pemagang? buat salah satu poin rapor."

"Yeah, i mean it's not other than that. A troublemaker like you, dude, so horrible haha."

"Gausa sok enggres. Gua tau lo pinter, gua cuma bisa satu kata satu kata doang anying."

Tangannya menyilang di depan muka begitu pena adiknya melayang ke hadapannya. Tawa itu kedengaran bergema dan membuat Osamu entah seperti terbesit khawatir.

"Berhasil sih lu, bakat lu kan emang bisnis. Pas ada event sekolah dulu juga lu ambil bagian penjualan. Di kampus juga lu sempet megang Executive Marketing kan?"

Penjualan mereka selalu berhasil jika yang memegang market nya adalah Osamu. Jadi Atsumu percaya adiknya mampu mengelola toko rumahan yang banyak pembelinya.

Osamu banyak sekali bersumbangsi pada kegiatan selain club voli sejak sekolah, pada festival tahunan sekolah, konser sekolah mereka dan menangani penjualan merch.

Kalau Atsumu, anak itu ngapain aja ya selama ada acara sekolah. Osamu lupa.

"Tsum, tiap ada *scheve lu kaga pernah masuk ya?"

*School event, di Inarizaki nyebutnya Scheve.

Atsumu menggeleng sembari mengemut kitkat matcha dimulutnya. "Gua dulu sibuk bet, sampe gak ada waktu buat seru seru di sekolah. Bonyok juga dulu masih intens gitu sih jadi gua kemana mana diajak mulu buat pertemuan kolega mereka."

"Hari hari gua padet banget dulu, makanya sering jatuh sakit."

"Kaga kek sekarang, jadi beban doang bisanya. idi idi." cibirnya pada diri sendiri.

Osamu memutar kursi ber-rodanya sampai tepat melihat keseluruhan dari Atsumu di atas tempat tidur, orang itu memangku dagunya pada bantal dia kelihatan meratapi bungkus kitkat yang sudah kosong, melipatnya sampai jadi kecil.

"Beban, gimana?"

"Effortless. Penyakitan, numpang hidup doang di rumah. Apa apa aja lo yang repot. Gua hidup kek santai bet. Ngeri gan"

Osamu menarik dirinya agar lebih dekat pada Atsumu.

"Keberadaan lo penting di rumah ini."

Atsumu hanya meniup poninya yang mulai memanjang. Kurang setuju.

"Jangan pernah mikir lo beban rumah, kalo lo gak ada gua belum tentu lahir."

Kepalanya sontak menoleh, "Sam.."

Jirr krinj -Tsumu Samu.

▪︎•▪︎

to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continue..

ElusifonemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang