みや | Don't go somewhere

208 11 5
                                    

13.10 pada siang hari kala itu menjadi riuh yang terbergema di kepala Osamu, penuh ketakutan dan jantung yang terus memompa lebih cepat ketika sorotnya jatuh pada Atsumu yang dilarikan ke unit gawat darurat.

Osamu ditahan pada pintu, dia mencoba berontak dengan hati yang penuh keresahan perilakunya pada perawat tidak bisa dibilang sopan.

"Atsumu.." tubuhnya mundur begitu pintu tertutup rapat.

Seorang wanita muda datang menghampirinya. Osamu yang duduk pada kursi tunggu berdiri, tatapannya masih tidak berubah, cemas dan penuh kegelisahan.

"Kamu pasti adiknya?"

"Ada apa?" mata yang sudah kelihatan lelah itu melirik dari bawah sampai atas wanita di depannya, entah mencari apa.

"Bisa bicara sebentar?"

"Engga, s-saya harus di sini. Kakak saya masih di dalam." Osamu menelan salivanya kasar.

"Ini amanat kakakmu."

"Atsumu?"

Wanita itu mengangguk, "Iya, Atsumu."

Osamu menoleh ke belakangnya kemudian kembali ke hadapan wanita itu. Dengan ragu-ragu kepalanya mengangguk, setuju.

Mereka duduk di dekat taman rumah sakit yang terletak pada bagian belakang. Osamu tidak bicara, dia hanya berkutat dengan pikirannya. Wanita itu juga sama, diam dan sunyi. Hanya suara orang-orang dan semilir angin yang menemani keduanya.

"Boleh saya tahu nama kamu?"

Osamu melirik, "Osamu."

Wanita itu menelan salivanya. Benar. Yang tengah berada di dekatnya sekarang adalah Osamu persis seperti surat yang Atsumu tuliskan untuknya.

"Kakakmu pemberani, jadi jangan khawatir."

Kepalanya menoleh mendengar hal itu.

"Saya minta maaf kalau omongan saya setelah ini membuat kamu membenci saya dan merasa tersakiti."

"Maksudnya apa ya?"

"Kakakmu, Atsumu yang sudah tolong bayi saya dari tabrakan dan dia menitipkan ini untuk kamu, Osamu."

Engga. Maksudnya apa sih? Atsumu, nolong bayi? terus ini kenapa kertas warna cokelat gini banyak banget bercaknya. Ini apaan? pikir Osamu penuh.

"Itu pesan dari Atsumu, dengan darahnya sendiri."

Tubuh Osamu bergetar. Kelopaknya melebar seiring kertas itu digenggam kuat sampai meremat. Darah Atsumu? dia tidak paham lagi, bagaimana bisa Atsumu sempat melakukan ini.

Osamu membuang muka. Kertas itu diremat sampai tak beraturan lipatannya.

"Maaf, saya nggak mau lanjutin obrolan ini. Bisa tinggal saya sendiri?"

Wanita itu berdiri. "Saya harap bisa berbicara lebih lama lagi dengan kamu, Osamu. Samapi jumpa." tubuhnya membungkuk setelahnya pergi tanpa berbicara lebih.

Osamu meremas rambut kepalanya. "Ini apaan sih? bukannya tadi kita lagi seneng seneng, kenapa?"

Lelaki itu melangkahkan kakinya. Berharap dirinya akan baik-baik saja jika menetap di ruang ugd. Kepalanya yang berdenyut terasa sakit, Osamu mencoba melupakan segala rasa yang mulai mengusik dirinya.

Rasanya dia ingin marah atau menghancurkan apapun.

"Atsumu.."

Tubuhnya berlari begitu melihat lampu ruang ugd telah mati, lalu dokter dan beberapa perawat keluar.

"Atsumu- kakak saya mana? saya udah boleh masuk kan? saya mau bertemu dengan kakak saya, kakak saya ada di dalam?"

Kenapa semuanya diam?

Osamu bingung. Dia menatap tenaga medis itu sebagai salah satu hal yang tidak dia sukai, wajahnya berubah menjadi kekesalan dan amarah timbul sebab pertanyaannya tak dijawab dan dia hanya diperhatikan seperti orang bodoh.

Osamu mendorong perawat yang menghalangi jalan, dia memaksa masuk ke dalam menghampiri Atsumu.

Langkah itu beranjak berat dan berhenti. Tak jauh dari hadapannya Atsumu berbaring dalam keadaan yang Osamu tidak ketahui.

Hatinya bergetar. Tubuhnya seperti disengat oleh sesuatu yang tak tertahankan, Osamu hampir berteriak dan tubuhnya bergetar hebat begitu melihat sekujur tubuh Atsumu bahkan wajah kakaknya ditutupi oleh kain putih.

Tak ada suara yang terucapkan. Segalanya seperti terasa hancur dalam dirinya dan Osamu membisu.

Pada pukul 15.47 ananda Miya Atsumu menghembuskan napas terakhirnya dan telah berpulang ke sisi yang maha kuasa.

Atsumu, tidak lagi bersama Osamu. Dan Atsumu berakhir sebagai salah satu dari keajaiban sesaat yang tertinggal dalam bentuk pahit serta perasaan sakit.

▪︎•▪︎
aku umumkan cerita elusifonem
ini,

tamat.

Terima kasih atas kunjungan dan waktunya ♥︎

sisanya akan aku up versi au.
- soon ‐

ElusifonemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang