Terkadang Atsumu membenci suara lalu Osamu akan selalu berada di sana untuk membuat Atsumu tidak begitu membencinya lagi.
Penyakit yang sangat langka ini hanya 0,1% jiwa yang mengalaminya, tetapi mengapa harus Atsumu?
Karakter milik, Haruichi Furuda...
Osamu tengah berada dikamarnya, mencari tahu tentang penyakit Atsumu disaat orang itu baru saja pulang sehabis bertemu Kuroo, Bokuto, Oikawa, Terushima, dan temannya yang lain, ada Tsukishima juga di sana.
Sebagian jarinya menutupi bibir. Osamu memandangi layar komputer dengan serius, ini lebih sulit dari mencari referensi tugas kuliahnya. Padahal dia seorang yang handal.
Dua kata pertama yang menjadi header pada artikel ke-3 itu tertera, Penyakit Aneh.
Alisnya mengernyit.
"Beberapa hasil medis mengatakan kalau penyakit ini sering kali... menipu?"
Penyakit ini menipu penderitanya, memanipulasi sistem pikiran yang menjadi peran penting dari kerja otak manusia.
Hah, konyol.
"Penyakit rendah. Setara dengan flu dan demam."
"Menyerang saraf indra penglihatan dan pendengaran."
"Penyakit langka. Tidak ada obatnya."
"Penyakit tumbuh layaknya tumor tak kasat."
"Memanipulasi kinerja daya tangkap otak."
"Menyerang berbagai usia."
"Salah satu penyandang mendapati dirinya melihat bayang-bayang dari orang terdekat yang... menangisi kematiannya, di depan mayat mereka?"
Mulutnya menganga. Kalimat terakhir membuat Osamu tersentak.
Apa Atsumu juga melihat hal yang serupa?
Pening mendadak mendatanginya. Tsumu memang sejak kecil selalu jatuh sakit tanpa sebab akan tetapi itu sudah sangat lama, menginjak umur belasan Atsumu tidak pernah sakit lagi. Bahkan masuk angin sekali pun.
Bagaimana kalau sebenarnya Atsumu selalu merasakan sakit? dan terbebani.
"Tsum, bareng terus sampe tua ya?"
Osamu tidak pernah merasa terkucilkan. Sebab Atsumu lah dunianya, Atsumu lah yang selalu menjadi rotasi dikehidupannya.
Dia merasa hidup karena Atsumu selalu ada untuk membuatnya yakin. Disaat hari-hari Osamu tidak begitu baik dan dia sudah menyerah. Atsumu selalu di sana, memberikan kepercayaan diri kepada Osamu dengan segala tingkah kekanakannya.
Osamu jadi teringat kado ulang tahun pertamanya. Atsumu memberikannya baju kotak-kota berwarna kuning keemasan, warna kesukaan Osamu.
Ditengah memikirkan Atsumu, Osamu mendengar suara kakaknya dari dapur yang berteriak kencang sekali.
Lelaki itu spontan berlari.
"Lutung!"
"Sam, sakit."
Dia berjongkok dihadapan Atsumu. Manik Osamu masih melebar melihat Atsumu yang menunduk, memegang matanya kesakitan.
Begitu dilihat, Osamu mengeraskan rahangnya.
"Sam" "SAM MATA GUA KENA SAOS PEDES BANGET SAM GILA."
Atsumu sialan.
Giginya menggertak. Osamu menatap jijik orang di depannya dengan senyum kekesalan.