Mata yang tadinya terpejam itu perlahan-lahan mulai terbuka hingga kelopak mata tersebut sedikit demi sedikit menampilkan netra sang empunya yang masih mencoba membiasakan sinar matahari yang menyorot pada sela-sela dedaunan yang tengah bergerak pelan tersapu angin yang terasa menyejukkan..
Sebelah tangannya terangkat untuk menghalau sinar matahari yang menyorot kearahnya sambil mencoba untuk terbangun untuk duduk tepat di bawah sebuah pohon rindang tatapannya menelisik tanah lapang hijau dengan rerumputan di depannya..
Wonwoo mulai berdiri sambil terus menatap sekitar yang sepertinya tak ada orang lain selain dirinya sejauh matanya memandangi sekitar, kaki tanpa alasnya terus berjalan tanpa menghiraukan rasa geli akibat bergesekan dengan rerumputan yang dia tengah pinjak..
"Di mana aku?" Tanya Wonwoo dengan nada bingung..
Namun dia langsung berbalik saat merasa ada seseorang di belakangnya hingga kini dia menatap 2 orang yang memiliki wajah yang sama dengannya tengah berdiri tak jauh dari posisinya itu hanya saja yang satu wajahnya terkesan datar dan dingin dengan surai keunguan sementara yang satunya memiliki wajah terkesan lugu layaknya anak kecil dengan surai kecoklatan..
"Alex? wonu?" Ujarnya..
Lelaki yang dia panggil dengan nama Alex itu berseringai sambil berjalan mendekat kearahnya di ikuti dengan Wonu di belakangnya hingga kini mereka berdiri saling berhadapan, Wonwoo tersadar jika lelaki itu adalah kepribadiannya yang lain...
"Sekarang saatnya kau mengingat apa yang telah kau lupakan, Jeon Wonwoo"
Wonwoo menatap bingung Alex, "Apa maksudnya? Memangnya apa yang sudah aku lupakan?"
"Semuanya" Ujar Alex..
Deg!
Tepat setelah Alex mengatakan hal itu mata wonwoo langsung terpejam dan meringis saat merasakan sebuah dentuman cukup keras di dalam kepalanya namun saat mata itu kembali terbuka dia sudah berada di dalam sebuah rumah lebih tepatnya adalah rumahnya...
"Lucunya~"
Telinga mendengar suara anak kecil dari arah taman belakang yang ada di area rumahnya, dia mai mendekati sumber suara anak kecil barusan hingga dia menangkap seorang anak kecil dengan posisi berjongkok membelakanginya tengah bermain bersama 2 ekor kelinci dalam sebuah kandang dengan atap kandang yang terbuka sambil memberi makan wortel...
Di sana juga terdapat Alex dan Wonu yang berdiri tak jauh dari anak kecil tersebut, Wonwoo berjalan melangkah mendekat kearah anak tersebut...
"Kenapa kalian tidak mau memakannya?! Ayo makan wortelnya!"
Terdengar nada kesal dari anak itu saat di rasa kelinci perliharaannya tak ingin memakan makanan yang dia berikan, anak itu lalu berdiri membuang wortel yang dia pegang lalu berjalan dengan kesal memasuki rumahnya anehnya anak itu berjalan menembus tubuh Wonwoo yang tengah berdiri di belakangnya...
Hingga tak lama, Wonwoo berbalik saat mendengar derap langkah dan mendapati anak kecil itu kembali dengan sebuah pisau di tangannya lalu berdiri menatap tajam 2 ekor kelinci di depannya...
Hingga apa yang selanjutnya anak itu lakukan membuat Wonwoo terbelalak dan memundurkan langkahnya ragu, anak itu mengambil seekor kelinci miliknya lalu menikam tubuh kelinci tersebut dengan pisau yang dia bawa...
"Jika aku bilang kalian harus memakannya maka kalian harus memakannya!"
Anak itu terus menikam tubuh kelinci yang sudah tak bernyawa itu tanpa memperdulikan cipratan darah kelinci yang tersebar di wajah dan pakaiannya, setelah selesai anak itu berdiri lalu berbalik dan berhasil Wonwoo lihat jika tatapan anak itu begitu tajam dan dingin tanpa ada tatapan polos layaknya anak seusianya Wonwoo lalu menatap kearah Wonu Wonu menghela nafasnya lalu menunduk...
"A-apa itu? A-apa yang terjadi dengan.. a-anak itu?"
"Tuan muda"
Tak lama wonwoo berbalik setelah menatap seorang wanita yang tengah berjalan menghampiri anak yang dia panggil dengan tuan muda tersebut..
"Bibi Yoon? Tunggu–
Wonwoo menatap Alex yang tetap menatapnya datar, "Jangan bilang.. a-anak itu..."
Wonwoo menggelengkan kepala samar dengan nada gemetar lalu tatapan Wonwoo beralih kembali pada anak kecil itu, anehnya dia juga melihat Bibi Yoon yang nampak seperti biasa saja tidak terlihat terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat dari putra tuannya..
"Mereka tidak mau makan makanan yang Wonu berikan, makanya Wonu menghukumnya. Ayah dan ibu bilang harus menghukum seseorang yang tidak mau mendengar ucapan kita, mereka juga suka menghukum Wonu jika tidak menurut"
Anak itu memperlihatkan bekas garis merah di telapak tangannya, "Lihat! Kemarin ayah memukul Wonu lagi dengan penggaris hanya karena Wonu menangis saat ingin pergi bermain ke taman bermain seperti teman-teman.. Waktu itu juga ibu menampar Wonu karena tidak sengaja menumpahkan susu pada bajunya"
Bibi Yoon hanya tersenyum sambil mengusap cipratan darah di sekitar wajah Wonwoo kecil, "Benar, apa yang tuan muda lakukan sudah benar. Kita harus memberi hukuman pada siapapun yang tidak mau mendengarkan kita. Tuan muda sangat pintar"
Wonwoo menatap terkejut dengan apa yang di katakan Bibi Yoon, "Tapi bibi Yoon.. Ayah dan ibu iuga tidak pernah mau mendengarkan apa yang Wonu Mau, apa Ayah dan Ibu juga harus di hukum seperti kelinci itu?"
Bibi yoon menatap tubuh kelinci yang mati itu lalu menatap kearah sang tuan muda sambil tersenyum, hingga tak lama teriakan seseorang membuatnya langsung merubah ekspresi menjadi di buat seolah-olah terkejut...
"Wonwoo! Apa yang kau lakukan?!"
Plak!
Wanita itu datang lalu menampar pipi putranya tersebut setelah menatap ngeri keadaan putranya juga tubuh tak bernyawa kelinci berlumuran darah tak jauh dari posisinya...
"Wonwoo kembali! Ibu belum selesai denganmu! Jeon Wonwoo!"
Panggilan ibunya tak Wonwoo kecil hiraukan dia langsung berjalan masuk setelan wanita tersebut menamparnya, wanita itu lalu menatap kearah bibi yoon...
"Urus dan bersihkan semuanya selagi aku memberikan anak gila itu pelajaran" Ujarnya lalu pergi dari sana...
Wonwoo menatap semuanya hingga tak sadar Alex berdiri di sampingnya..
"A-aku masih tidak mengerti, bagaimana bis–"
"Sudah ku bilang ini hanya permulaan untukmu, Jeon Wonwoo"
***
~ 181O22 ~
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Personality✔
FanfictionBisakah Kamu Menghadapi Satu Orang Namun Dengan 3 Kepribadian Yang Berbeda-beda? ~ "Berarti selain menjadi seorang pembantu aku sama saja sedang mengurus 3 orang sekaligus namun dalam raga yang sama, begitu? Waw luar biasa" "Assisten, aku lebih suka...