Setelah dari tempat di mana paman Yoon di tahan, Wonwoo memutuskan untuk mendatangi Bibi Yoon yang saat ini di tempatkan untuk di rawat di sebuah rumah sakit jiwa...
"Meskipun keadaan cukup tenang seperti saat pertama kali dia datang ke sini, namun kondisi kejiwaannya tidak stabil di tambah catatan dari yang di bawa suaminya yang mengatakan jika Istrinya pernah di rawat di sebuah rumah sakit jiwa di luar negeri. Terkadang juga dia akan menangis lalu tertawa dengan sendirinya sambil bergumam kata maaf entah pada siapa" Ujar seorang dokter di samping Wonwoo yang tengah menatap sendu bibi Yoon yang tengah duduk seorang diri di taman yang tak jauh dari pandangannya..
Sementara kamu berdiri di samping belakang Wonwoo, menatap sendu Wonwoo dan bibi Yoon..
"Apa aku bisa bertemu dengannya?" Tanya Wonwoo..
"Maaf, tapi untuk berjaga-jaga kami–"
"Tolong izinkan aku bertemu dengannya sebentar saja, dokter"
Dokter menghela nafas lalu mengijinkan Wonwoo untuk mendekat kearah bibi Yoon namun tanpa lepas pengawasan dari dokter tersebut, Wonwoo menghampiri bibi Yoon lalu duduk bertumpu pada lutut kirinya di hadapan Bibi Yoon yang tengah termenung dengan pandangan kosong sambil bergumam kata maaf..
"Bibi yoon"
Bibi Yoon hanya menatap Wonwoo sekilas sebelum menatap kearah lain seolah-olah tidak mengenali Wonwoo, sementara Wonwoo rasanya begitu sesak melihat keadaan bibi Yoon yang seperti ini. Wonwoo menangis dengan dahi tertumpu pada punggung tangan Wonwoo yang tengah memegangi lutut Bibi Yoon..
"Bibi" lirihnya..
Bibi yoon kembali melihat kearah Wonwoo, perlahan-lahan tangannya terangkat lalu diusapkan pada kepala Wonwoo yang masih terbalut perban, membuat laki-laki bermarga Jeon itu kembali mengangkat wajahnya..
"Kenapa menangis, Nak? Apa kau tersesat? Kau terpisah dari orang tuamu ya?" Ujar Bibi Yoon...
Wonwoo semakin menangis mendengar ucapan yang sama seperti saat dia pertama kalinya bertemu dengan bibi Yoon saat dia masih kecil dulu..
"Apa kau mau permen? Putraku, Alex sangat menyukai makanan manis dia pasti akan langsung berhenti menangis saat aku memberinya permen. Ah tunggu sebentar"
Bibi Yoon meraba baju pasien yang di pakainya dan langsung menatap sedih saat tidak menemukan permen di bajunya..
"Ah sepertinya aku sudah memberikan semua permen pada putraku, aku juga tidak memiliki uang untuk membelikanmu permen lagi"
Kamu mengalihkan tatapanmu dari bibi Yoon dan Wonwoo lalu mencoba menahan isakan tangis saat melihat keduanya. Wonwoo mencoba untuk tersenyum meski air matanya terus mengalir..
"Tapi kemana Alex? Apa kau melihat putraku? Putraku sangat tampan, dia seumuran denganmu, nak"
Bibi Yoon tersenyum membuat Wonwoo semakin menatap sendu bibi Yoon, "Dia pasti akan senang bertemu denganmu. Tapi sepertinya ayahnya tengah membawanya bermain" Sambungnya...
"Kenalkan aku pada Alex nanti ya bi, supaya kami bisa berteman"
Bibi Yoon tersenyum mendengar ucapan lirih dari Wonwoo barusan..
"Maaf tapi waktu istirahat untuk pasien sudah selesai, kami akan membawa pasien kembali ke ruangannya untuk makan dan tidur siang"
Wonwoo menatap dokter yang menghampirinya sambil menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Bibi Yoon sebelum ikut berdiri...
"Jaga diri bibi di sini baik-baik, aku akan sering datang untuk menemui bibi lagi nanti"
"Tidak perlu, nak. Nanti orang tuamu mencari mu, hey nona cantik.. bantu cari orangtua dari anak ini, sepertinya dia tersesat kasian dia" Ujar bibi Yoon padamu sebelum dokter membawa bibi yoon pergi dari sana..
Tangis Wonwoo kembali pecah, kamu segera membawa Wonwoo pada pelukanmu. Sementara bibi Yoon yang sudah berjalan sedikit jauh menatap sendu Wonwoo..
Jaga dirimu juga, nak. Maafkan bibi atas semuanya Pikir Sera..
***
Sungai Han..
Kamu duduk di samping Wonwoo yang tengah termenung menatap sungai Han yang memantulkan cahaya senja. Kalian memutuskan untuk duduk di sana sebelum pulang ke rumah setelah menemui Bibi Yoon...
"Setelah ini apa yang akan kau lakukan?" Tanyamu..
"Entahlah, aku bahkan tidak memiliki rencana apapun untuk kedepannya" Ujar Wonwoo..
"Beberapa waktu yang lalu, saat kau masih di rawat dirumah sakit seseorang yang mengaku sebagai pengacara keluarga mu datang, dia mengatakan jika kau harus segera memimpin perusahaan setelah sembuh karena ayahnya yang bertugas sementara untuk menggantikanmu memimpin di sana memilih untuk berhenti. Kalau tidak salah namanya Lee Dokyeom"
Wonwoo hanya menghela. "Dia temanku, ayahnya orang kepercayaan keluarga kami" Ujarnya..
"Tapi ngomong-ngomong Wonu atau Alex tidak lagi muncul akhir-akhir ini, terakhir saat alex mengambil alih tubuhmu 2 hari sebelum kau keluar dari rumah sakit"
Wonwoo menatapmu yang tengah berbicara, "Ah Wonu pernah mengatakan jika kalau kau sudah mengingat semua tentang kejadian itu maka mereka secara otomatis akan ikut menghilang, Alex juga mengatakan jika jiwanya yang ada di dalam tubuhmu sedikit demi sedikit mulai samar. Tapi kenapa aku merasa sedih ya jika mereka berdua tiada?" Ujarmu sambil menatap kearah sungai Han...
"Kau bersedih karena belum bisa membalas perasaan Alex padamu?"
Kamu langsung menatap terkejut Wonwoo yang masih menatapmu dengan ekspresi tidak terbaca...
"K-kau.. kau tahu soal itu? Bukankah kau tidak akan tahu mengenai apa yang di lakukan oleh mereka saat tubuhmu di ambil alih?" Tanyamu sedikit meringis...
"Karena aku mendengar semuanya sendiri darimu"
"Hah? Aku?" Tanyamu..
"Kau mengatakan jika Alex salah mengenai perasaanmu yang akan berubah padamu saat tahu apa yang ku lakukan pada orang tuaku. Aku juga tahu kau menyukaiku, kau mengatakan semuanya saat aku memintamu menemaniku di rumah sakit saat itu" Ujar Wonwoo setelah menganggukkan dan mengalihkan pandangannya kearah sungai Han...
Kamu berdiri menatap terkejut Wonwoo sambil menutup mulutmu, "Ja-jadi.. kau tidak tertidur saat itu?"
Wonwoo hanya mengangkat bahunya lalu berdiri dan berjalan meninggalkanmu yang meruntuki kebodohanmu sendiri hingga tanpa kamu tahu Wonwoo tengah tersenyum saat..
***
Tbc
~ O81122 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Personality✔
FanfictionBisakah Kamu Menghadapi Satu Orang Namun Dengan 3 Kepribadian Yang Berbeda-beda? ~ "Berarti selain menjadi seorang pembantu aku sama saja sedang mengurus 3 orang sekaligus namun dalam raga yang sama, begitu? Waw luar biasa" "Assisten, aku lebih suka...