22

220 56 4
                                        

Kamu tengah menatap wajah pucat Wonwoo dengan perban yang melilit di sekitar kepalanya, mata tajam itu masih betah tertutup bahkan setelah operasi yang di lakukan seminggu yang lalu karena luka pendarahan akibat pukulan waktu itu sementara pelakunya juga sudah di tahan di kantor polisi atas kasus penyerangan..

Dia ternyata adalah salah satu orang yang memiliki masalah dengan Alex saat di Bar dulu, makanya dia datang untuk memberikan pelajaran pada Alex yang saat itu menggoda kekasihnya bahkan sampai kekasihnya memilih untuk memutuskannya...

"Entah kau Wonwoo, Alex ataupun Wonu.. Ku mohon cepatlah sadar" lirihmu lalu menundukkan kepalamu di atas punggung tangan Wonwoo tak berapa lama setelah mengatakan itu, kamu merasa jika jari tangan tersebut bergerak perlahan-lahan...

Kamu menatap terkejut hal tersebut di tambah bukan cuman jari tapi kelopak mata itu juga ikut pergerakan perlahan-lahan, dengan segera kamu menekan tombol darurat kecil berwarna merah di atas ranjang rawat Wonwoo tak berapa lama bertepatan dengan dokter yang datang kelopak mata tersebut perlahan terbuka menampilkan netra sang pemilik..

Dokter memeriksa keadaan Wonwoo, setelah semuanya selesai dan mengatakan jika kondisi Wonwoo sudah stabil dokter tersebut pun pamit undur diri dari sana..

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa aku di sini?" Tanyanya pelan dengan suara yang masih terdengar serak..

"Satu minggu yang lalu saat Alex mengambil alih tubuhmu, ada seorang pria yang tiba-tiba datang dan memukul kepalamu hingga mengalami pendarahan karena Alex sem–"

Kamu langsung menatap Wonwoo penuh rasa khawatir saat laki-laki itu tiba-tiba terlihat kembali meringis pelan sambil memegangi kepalanya, "Kau merasa sakit lagi? Mau ku panggilan dokter?" Ujarmu..

"Tidak, tidak perlu. Bisakah kau tinggalkan aku?"

Kamu menatap bingung Wonwoo yang mengalihkan tatapannya darimu tapi kamu berpikir mungkin jika Wonwoo ingin beristirahat karena tubuhnya belum sepenuhnya pulih..

"Ba-baiklah, aku ada di luar jika kau butuh sesuatu"

Tanpa jawab dari Wonwoo kamu memilih untuk keluar dari ruangan tersebut, sementara Wonwoo hanya menatap kosong jendela yang menampilkan suasana langit malam dia masih tidak menyangka jika dia yang telah membuat orang tuanya pergi..

Meskipun Wonwoo tau jika dirinya tidak sadar dengan apa yang dia lakukan saat itu tapi tetap saja tangannya sendiri yang menghabisi nyawa ke-2 orang tuanya, jadi mimpinya saat itu adalah kenyataan saat dia melihat darah melapisi tangannya...

Maafkan aku ayah.. ibu... Maafkan aku yang dengan bodohnya melupakan bahkan hidup tenang atas apa yang telah aku lakukan pada kalian Pikir Wonwoo sambil menutup wajahnya dengan ke-2 telapak tangannya..

***

2 hari kemudian..

Kamu tengah menemani Wonwoo memakan makanannya dengan ekspresi malas, beberapa hari ini kamu juga merasa jika Wonwoo lebih banyak melamun bahkan lebih pendiam dari biasanya dan kamu juga pernah melihatnya tengah mengusap air matanya seperti tengah menangis..

Tak lama pintu terbuka terlihatlah 2 orang yang membuat Wonwoo terdiam sambil menatap kedatangan 2 orang tersebut, mereka adalah Bibi dan Paman Yoon..

"Tuan muda maaf kami baru bisa menjenguk kemari"

"Y/n"

Kamu langsung menatap Wonwoo yang memanggilmu dengan tatapan masih tertuju pada bibi dan paman Yoon..

"Bisa tinggalkan kami? Ada yang ingin aku bicarakan dengan mereka"

Kamu menatap Wonwoo dan suami istri itu bergantian dengan tatapan bingung, setelah menganggukkan kepala kamu pun beranjak dan keluar dari ruangan tersebut..

"Tuan muda, kami membawa buah segar unt–"

"Aku sudah mengingat semuanya"

Gerakan tangan bibi yoon yang akan menaruh bingkisan buah di nakas terhenti saat mendengar ucapan Wonwoo...

"Aku.. sudah mengingat semuanya, tentang siapa yang membunuh orang tuaku"

Brak..

Bingkisan di tangan bibi yoon jatuh begitu saja, Wonwoo menatap ke-2nya dengan mata memerah dan tangan yang terkepal di atas selimut yang menutupi dari pinggang hingga kakinya..

"A-apa maksud, Tuan muda?"

"Tak ada yang perlu kalian sembunyikan lagi dariku, kalian berbohong padaku dan mengatakan jika apa yang terjadi pada orang tuaku itu seolah-olah ulah orang lain.. Padahal mereka meninggal karena tanganku sendiri membunuh mereka"

Kamu yang ada di luar tentu bisa mendengar apa yang di ucapkan Wonwoo dengan bibi juga paman Yoon di dalam dan hal tersebut berhasil membuatku sangat terkejut...

"Tu-tuan muda.. i-ini tidak seperti yang kau pikirkan, tolong tenang dulu.. biarkan kami menjelas–""

"Kenapa kalian melakukan hal itu? Kenapa kalian menutupinya dariku selama ini?" Ujar Wonwoo lirih memotong ucapan paman Yoon..

"Ka-kami hanya tidak ingin tuan muda terluka, itu saja" Ujar Bibi Yoon..

Brak!!

Wonwoo mendorong tempat makan miliknya hingga berjatuhan di lantai mendengarkan hal tersebut membuatmu yang tadinya ada di luar langsung memasuki ruangan tersebut..

"KALIAN BOHONG! ITU SEMUA TIDAK ADA BEDANYA!! BAHKAN AKU LEBIH TERLUKA SAAT TERLAMBAT MENGETAHUINYA!!!"

Kamu terkejut saat mendengar teriakan Wonwoo sementara bibi dan paman Yoon tertunduk terutama bibi yoon yang tengah menangis saat ini..

"Tuan mud–"

"Pergi.. atau ku bunuh kalian semua" Ujar Wonwoo dengan wajah memerah juga nafas yang tersenggal dengan tatapan tajam dan dingin..

"Tuan muda kami mohon jangan seperti ini"

"Pergi ku bilang... PERGI KALIAN!!!...Ahh.. Ssshh.. "

Mendengar kegaduhan Dokter pun menghampiri ruang rawat Wonwoo, kamu segera mendekati saat melihat Wonwoo tengah meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya..

"Tolong keluar, saya akan memeriksanya" Ujar dokter yang datang setelah kamu menekan tombol darurat untuk memanggil dokter tersebut...

Kamu dan juga bibi dan paman Yoon pergi dari ruangan tersebut membiarkan Wonwoo di periksa oleh dokter..

"Paman bibi.. apa maksud dari ucapan Wonwoo tadi? Dia.. yang membunuh orangtuanya sendiri?"

Bibi yoon hanya bisa menunduk sambil menangis sementara Paman Yoon hanya bisa terdiam...

"Ini salahku.. alex.. putraku yang malang... Salahku.. semuanya salahku.. putraku mati karena aku.. Alex mati karena kebodohanku.. seharusnya aku tidak meninggalkannya saat itu.. apa yang harus ku lakukan?"

Bruk..

Setelah berucap lirih bibi Yoon tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri di sana...

***

~ 211O22 ~

Tbc

Ps: Next Chap.. bagian tentang bibi sama paman Yoon...

My Personality✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang