Kepulan asap berwarna abu-abu samar itu melayang lalu menghilang di udara, asap itu berasal dari rokok yang sedang kamu hisap saat ini sambil duduk di gang depan pintu belakang sebuah club...
Kamu memang bukan perokok aktif, kamu merokok hanya di saat-saat tertentu jika ingin itupun tidak setiap hari..
Bukankah itu lebih baik dari pada minum cairan beralkohol, mencuri atau yang lebih parah terjerumus pada lubang hitam bernama Sex bebas dan obat-obatan terlarang...
Kamu juga tinggal sendiri di sebuah rumah sewa di daerah pinggiran kota seoul, orang tuamu? Ya tentu saja mereka berdua masih hidup..
Tapi apa pedulimu? Toh mereka hanya mementingkan harga diri yang di junjung tinggi dengan harta yang di jadikan ajang kesombongan pada manusia lain. Berpura-pura bahagia sebagai satu keluarga yang harmonis saat di depan orang lain..
Tapi kenyataannya? Mereka bagai api yang akan selalu siap membakar dan melampiaskannya dengan teriakan dari mulut masing-masing saat di dalam rumah....
Itu membuatmu benar-benar muak dengan kepalsuan dan kesombongan yang terus mereka agung-agungkan. Jadi saat kamu lulus sekolah tepat di usia 18 tahun, kamu memilih kabur dari neraka yang bertopengkan sebagai rumah tersebut..
Hingga di umurmu yang menginjak angka 24 tahun pun tak pernah terdengar jika orang tuamu mencarimu, kamu bahkan sempat melihat mereka dari jauh dan ya mereka terlihat baik-baik saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Mereka masih hidup dengan semua kepalsuan itu..
Tapi tak apa kamu masih bisa menghidupi diri sendiri dengan bekerja paruh waktu di berbagai tempat yang sekiranya bisa untuk menjadikan keringat yang kamu keluarkan menjadi lembaran uang...
Bekerja dari satu toko ke toko yang lain atau dari restoran satu ke restoran yang lain hingga tak jarang juga kamu bekerja di sebuah club sebagai pengantar minuman dan makanan untuk para manusia menjijikan yang datang kesana...
"Hey! Kau.. Waktu istirahat mu sudah habis, cepat masuk. Pelanggan sudah mulai berdatangan"
Kamu mendengus kesal sambil membuang rokokmu lalu menginjaknya setelah mendengar salah satu pegawai di bar itu datang..
Kamu langsung memasuki bar itu kembali dan mengantarkan minuman pada manusia-manusia yang haus akan sentuhan di dalam sana...
***
Pukul 02.30 pagi...
Kamu baru saja pulang bekerja dan tanpa melepas kaus kaki atau mengganti pakaian kamu langsung menidurkan dirimu di kasur lipat sederhana yang ada di sana, tak perlu menghitung domba untuk memancing rasa kantuk karena beberapa detik kemudian kamu langsung terlelap begitu saja...
Paginya...
Sekitar pukul setengah 8 pagi, kamu sudah terduduk di belakang meja kasir di sebuah minimarket sambil mengunyah permen karet. Tak lama seseorang pemuda masuk dengan memakai hoddie yang kepalanya tertutup oleh tudungan hoddie hitam tersebut..
Dia terdiam dengan kepala terduduk dengan jari-jari tangan yang hampir tenggelam di lengan hoodie dengan saling bergautan, lalu kemudian berjalan menghampiri rak makanan di sana...
Kamu tidak begitu memperdulikan hal itu, toh di bumi ini memang banyak manusia aneh seperti itu. Tak lama orang berhoodie itu datang menghampirimu di meja kasir..
"P-permisi" Cicitnya...
"Ya, ada yang bisa aku bantu?" Tanyaku..
"I-itu.."
Dia berkata dengan suara lirih namun terdegar berat, kepalanya juga tertunduk jadi kamu tidak bisa melihat wajahnya secara jelas...
"Hey! Kau.. Bisa cepat sedikit tidak?"
Seseorang laki-laki bertubuh besar berbicara di belakangnya yang mana langsung membuatnya tertegun dan sedikit bergeser..
"Ma-maaf, Pa-paman"
"Jika sudah membayar segeralah menyingkir!"
Bruk..
Prang!
Laki-laki besar itu mendorong laki-laki berhoddie tadi tapi sepertinya lengan laki-laki itu tak sengaja menyenggol botol minu—tunggu apa itu Soju? Di pagi hari? Gila memang..
"Sialan kau!"
Kamu langsung bertindak cepat saat laki-laki besar itu hendak memukul laki-laki berhoddie tadi karena tak sengaja membuat botol minumannya jatuh...
"Maaf, Tuan. Jika kau ingin membuat kekacauan, sebaiknya kau keluar" Ujarmu sambil menghadang laki-laki itu untuk tidak memukul laki-laki berhoddie di belakangmu...
"Hah.. Minggir, aku tidak mau memukul perempuan lemah sepertimu, Nona"
Ah kamu tahu sekarang, laki-laki itu ternyata tengah mabuk pantas saja. "Silahkan pergi dari sini sebelum aku benar-benar memanggil polisi" Ujarmu..
Bukannya pergi lelaki mabuk itu malah menbuat kekacauan dengan mengobrak-ngabrik isi minimarket itu karena merasa tak terima...
Kamu yang memang memiliki sabuk hitam taekwondo sejak sekolah dulu langsung memukul dan mengunci gerakan laki-laki tak berotak itu di tambah dengan kondisinya yang mabuk membuatmu semakin mudah menahannya...
Sementara laki-laki berhoddie itu hanya berjongkok sambil menutup telinganya, sepertinya dia ketakutan. Layaknya anak kecil...
"Hey kau! Bantu aku, Cepat kau panggil polisi!"
Lelaki itu dengan tubuh bergetar takut langsung mengambil telpon umum di meja kasir dan segera menghubungi polisi..
"Halo selamat pagi, dengan kepolisian distrik seoul"
"Ha-halo.. Pak.. Po-polisi, to-tolong bantu.. Wonu"
Kamu bisa mendengar suara laki-laki itu yang terdengar gemetar seperti ingin menangis juga dengan nada bingung saat menjawab pertanyaan yang mungkin sedang di ajukan oleh polisi di sana...
Benar-benar seperti seorang anak kecil...
***
Tbc
~ O11221~
Vote dan komen nya jangan pada lupa...
Makasih
❤️ ❤️ ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Personality✔
FanfictionBisakah Kamu Menghadapi Satu Orang Namun Dengan 3 Kepribadian Yang Berbeda-beda? ~ "Berarti selain menjadi seorang pembantu aku sama saja sedang mengurus 3 orang sekaligus namun dalam raga yang sama, begitu? Waw luar biasa" "Assisten, aku lebih suka...