O7

393 94 0
                                    

Kamu memperhatikan Wonwoo—Ah maksudmu Wonu yang sedang bermain bersama paman Yoon di halaman rumah Bibi dan Paman Yoon...

Tak lama bibi Yoon menghampirimu dan duduk di sampingmu. "Hah.. Syukurlah jika kau sudah mengetahui keadaan Wonwoo, Nak" Ujar bibi Yoon sambil menatap kearah suami dan anak majikannya itu...

"Bibi, sebenarnya apa yang membuatnya menjadi seperti ini? Maaf jika aku bertanya, tapi.. Bukankah hal seperti ini selalu ada sebabnya?" Tanyamu...

Bibi Yoon lalu menatapku sambil tersenyum. "Dulu saat Wonwoo masih berumur sekitar 6 atau 7 tahun ada kejadian tak mengenakan yang terjadi di hadapanya" Ujar bibi Yoon..

"Kejadian apa, Bibi?"

"Dia.. Dia sepertinya melihat ke-2 orang tuanya di bunuh di depan matanya, tapi aku tak terlalu mengetahui nya karena aku tidak ada di rumah saat itu. Namun, paginya saat aku datang ke rumah itu, aku melihat keadaan rumah yang sangat berantakan, takut terjadi apa-apa aku langsung mencari keberadaan Wonwoo dan aku menemukannya sedang bersembunyi di dalam lemari pakaian di dalam kamar orangtuanya, saat itu dia hanya bisa menangis sementara ayah dan ibunya tergeletak di lantai dengan bersimba darah"

Mata bibi Yoon langsung memerah saat mengingat hal itu, kamu tahu wanita paruh baya ini tengah menahan tangisnya...

"Sejak saat itu Wonwoo menjadi pendiam, tak bicara pada siapa pun hingga usianya mencapai 12 tahun, sifatnya berubah menjadi kasar dan dingin. Dia yang tadinya lembut dan ceria langsung berubah, saat aku di panggil ke sekolahnya untuk pertama kalinya karena Wonwoo membuat masalah dengan memukul temannya dengan kayu saat itu"

"Mungkinkah, itu yang membuat kepribadian yang bernama Alex Jeon datang?"

"Mungkin, karena saat itu dia seperti linglung tak mengenal siapa aku atau suamiku, dia berkata jika namanya bukanlah Wonwoo tapi Alex Jeon" Ujar bibi Yoon...

"Apakah Wonwoo ingat bagaimana orang tuanya meninggal?"

"Tidak, setelah kepribadian Alex itu datang, Wonwoo tak ingat bagaimana orang tuanya meninggal"

"Lalu kepribadian Wonu itu, bagaimana?" Tanyaku..

"Kepribadian itu datang beberapa bulan setelahnya, saat aku mengantarnya ke tempat pemakaman orang tuanya. Entah apa yang terjadi tapi aku mendapatinya tengah bersandar di lemari penitipan abu kremasi orang tuanya sambil tertidur dan setelah aku bangunkan dia malah memanggilku dengan nenek dan mengatakan jika namanya adalah Wonu"

Kamu hanya bisa menganggukkan kepalamu mendengar penjelasan dari Bibi Yoon tadi,  Mungkinkah kepribadian kasarnya itu datang saat Wonwoo butuh pelampiasan rasa kesal lnya terhadap orang yang membunuh orang tuanya?

Dan kepribadian Bocahnya itu datang saat Wonwoo merasa sangat sedih dan terluka? Seperti sekarang. Kamu kembali menatap Wonwoo yang masih asik bermain bersama paman Yoon di depan sana...

"Wonu, sebentar lagi makan siang. Ayo kita makan siang bersama-sama" Aja Paman Yoon...

"Tapi Wonu mau Es krim kakek" Ujar Wonu...

"Nanti kita beli, sekarang makan siang dulu, ya?"

Wonu menganggukkan kepalanya, lantas menghampiri kamu yang masih terduduk bersama Bibi Yoon..

"Kakak cantik, setelah makan siang kakek bilang mau membelikan Wonu es krim. Ayo Kakak cantik, kita makan bersama"

Tanganmu di tarik oleh Wonu, sementara bibi dan Paman yoon hanya tersenyum...

***

Dalam mobil...

Kamu sedang menyetir pulang sementara wonwoo - em maksud ku Wonu sedang tertidur di samping kursi sampingmu...

Tak lama..

Laki-laki itu terbangun dari tidurnya dan langsung memandang bingung. "Kau sudah bangun?" Tanyamu...

"Ini.."

"Kita dalam perjalanan pulang" Ujarmu..

Terdengar helaan nafas dari laki-laki di sampingmu itu..

"Apa? Ah apakah kau Wonwoo?"

"Iya, ini aku" Ujarnya...

"Tadi Wonu yang datang" Ujarmu...

"Dia tidak melakukan masalah kan?" Tanyanya...

"Jika yang kamu maksud dengan masalah itu adalah mengambil balon seorang bocah saat kita mampir untuk membeli es krim hingga membuat bocah itu menangis maka jawabanku adalah Ya, kau—ah maksudnya Wonu telah membuat masalah kecil tadi dan kau bahkan tidak mau mengembalikan balonnya, lihat di belakang"

Dia menuruti ucapanmu dan berbalik melihat ke kursi penumpang di belakang, Balom gas berbentuk bulat berwarna pink dengan gambar kuda ponny...

"Ya tuhan" Ujarnya sambil menutup wajahnya...

"Bocah itu memangis karena kau mengam—"

"Bukan aku yang mengambilnya" Ujarnya...

"Iya,maaf. Maksudku saat wonu mengambil balonnya, dia menangis tapi kau berkata jika bocah itu bisa mengambil es krimnya sementara balonnya untuk Wonu. Untungnya dia mau dan berhenti menangis" Ujarmu...

"Lalu orang tuanya?"

"Tenang saja, orangtuanya tidak ada hingga kita pergi. Mau tahu kesalahan apa lagi yang Wonu lakukan?"

"Lagi?!" Ujarnya sambil menatapmu terkejut...

"Ya, tadi saat kita makan siang di rumah bibi dan pamam yoon. Kau menumpahkan sup ayam buatan bibi Yoon ke lantai"

Wonwoo memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa berdenyut, lalu dengan terburu-buru dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang...

"Halo,bibi Yoon. Ini aku Wonwoo"

"Ah ya, Wonwoo. Ada apa? Apa kau sudah sampai rumah?"

"Aku masih dalam perjalanan,bibi. Em..  Bibi"

"Ya, Wonwoo?"

"Aku.. Soal sup ayam buatan mu.. Aku.. Benar-benar minta maaf"

"Haha.. Sudahlah, nak. Itu hanya sup, kau tidak usah merasa bersalah seperti itu"

"Tapi.. Bibi pasti sudah memasaknya dengan susah payah dan aku malah menumpahkannya"

Kamu sesekali melirik Wonwoo yang masih mengucapkan rasa bersalahnya atas insiden sup ayam itu..

***

TBC

~ O11221 ~

Komen dan vote nya jangan lupa ya...

Makasih..

❤️❤️

My Personality✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang