13

387 90 2
                                    

Kamu tengah berjalan di lorong rumah sakit sambil terus memikirkan perkataan Wonu yang membuatnya  penasaran soal kematian orang tua Wonwoo yang hanya di ketahui oleh Alex dan Wonu..

"Ck.. Ah sial, wajah tampanku jadi jelek karena air mata, dasar bocah cengeng"

Ya Wonwoo terbangun dengan Alex yang mengambil alih kesadarannya, cukup aneh karena biasanya Alex keluar saat Wonwoo tertidur di malam hari...

"Tidak buruk juga rasanya melihat suasana pagi seperti ini, ck.. Apa aku harus mengambil alih kehidupannya selamanya? Bagaimana menurutmu?" Tanya Alex...

Lantas kamu menatap Alex yang berjalan di sampingmu...

Aneh jika memang benar hanya Alex dan Wonu yang tahu soal kematian orang tua Wonwoo, karena.. Menurut bibi yoon saat itu dia menemukan Wonwoo bersembunyi di dalam lemari di kamar orangtuanya... Akh! Gila.. Aku tau ini seharusnya bukan jadi urusanku, tapi ini semua membuatku penasaran Pikirmu...

Dugh!

"Akh!"

Kamu menggerang saat merasakan dahimu menabrak sesuatu karena terlalu hanyut dalam lamunan hingga tak sadar ada pilar di depanmu, untung saja Alex langsung menghadang dengan punggung tangannya hingga dahimu tak menabrak langsung pilar rumah sakit tersebut...

"Selain bodoh... Kau juga sangat ceroboh"

Kamu menatap kesal kearah Alex yang tengah tertawa mengejek di sampingmu...

Tunggu... jika aku bertanya soal ini pada Alex, seperti yang Wonu katakan Alex pasti akan melakukan sesuatu pada Wonu ataupun Wonwoo. Tapi.. Kenapa Alex begitu menutupi hal itu seakan-akan tidak ingin ada yang tahu? Pikirmu...

Kamu mengedipkan matamu cepat saat tiba-tiba wajah Alex hanya berjarak 5 cm dari wajahmu...

"Apa yang kau lamunkan?"

Plak!

Kamu langsung mendorong wajah Alex dengan keras di bagian dahinya. Alex menghela nafas menahan rasa kesal..

"Bagaimana bisa malah kau yang keluar saat siang bolong seperti ini?" Tanyamu...

"Apa-apaan itu? Kau seolah-olah bertanya pada hantu yang biasanya muncul hanya di malam hari" Ujar Alex..

Kamu mendengus kesal mendengar pertanyaan dari Alex dan langsung berniat meninggalkan Alex di sana namun tanganmu langsung di tahan oleh Alex...

"Apa?"

"Kenapa sikapmu berbeda sekali jika berhadapan denganku di bandingkan saat kau tengah bersama Wonwoo?"

Kamu menghempaskan lengannya, entah kenapa kamu tiba-tiba merasa sangat kesal mendengar pertanyaan dari Alex barusan...

"Karena kau dengan wonwoo adalah orang yang berbeda walaupun kalian berbagi tubuh yang sama—ah tidak, wonwoo pasti sebenarnya enggan juga berbagi kehidupan denganmu jadi berhenti membuat pemilik asli dari tubuh yang kau gunakan saat ini berada dalam masalah karena ulahmu, Alex"

Setelah mengatakan hal itu kamu memilih untuk pergi meninggalkan Alex di sana tanpa melihat perubahan raut wajah Alex..

"Sial.. Apa aku harus menyingkirkan wonwoo selamanya hanya untuk mendapatkan perhatianmu?"

***

Paginya...

Wonwoo tengah tertidur namun dengan raut wajah yang gelisah, keringat terus membasahi wajahnya yang sudah terlihat memucat....

Di dalam mimpinya..

Wonwoo melihat orang tuanya tergeletak tak berdaya dengan luka berdarah di sekujur tubuh mereka, wonwoo mencoba memanggil mereka di pembatas pintu kamar orang tuanya..

Hiks.. Hiks.. Ibu.. Ayah.. Hiks..

Tatapan Wonwoo teralihkan pada sebuah lemari kayu besar yang ada di kamar orang tuanya saat mendengar suara tangisa anak kecil, Wonwoo berjalan mendekat secara perlahan kearah lemari tersebut...

Tangannya terangkat untuk membuka pintu lemari tersebut, hingga mendapati seorang anak kecil yang tengah menyembunyikan tangisannya di lipatan tangan di atas kedua lututnya...

Wajah anak kecil itu perlahan-lahan terangkat hingga membuat Wonwoo terkejut saat melihat jika anak itu adalah dirinya saat masih kecil...

Anak itu menatap wonwoo dengan datar sebelum bibirnya membentuk seringaian..

"Kau pembunuh"

Wonwoo menatap bingung anak kecil yang menyebutnya sebagai pembunuh tersebut. Anak itu perlahan keluar dari lemari itu, membuat Wonwoo memundurkan kakinya..

"Kau pembunuh.. Kau membunuh mereka... Kau membunuh ayah dan ibu.. KAU PEMBUNUH!!"

Wonwoo langsung refleks menyilangkan tangannya di depan wajahnya saat anak itu berlari kearahnya namun Wonwoo tak merasakan apapun hingga membuatnya menurunkan tangannya...

Akan tetapi tangannya yang tadinya bersih kini berbalut darah segar juga tangan kanan yang kini tengah memegangi pisau dapur yang entah bagaimana bisa ada di tangannya..

Wonwoo langsung membuang pisau tersebut..

"Kau pembunuh"

Telinganya kembali mendegar suara anak tersebut namun dia tidak melihat keberadaan anak tersebut, bahkan lemari kayu tersebut kosong dengan pintu yang masih terbuka...

"Kau pembunuh... Kau membunuh mereka"

"Aku.. Bukan aku... A-aku tidak membunuh siapapun"

"Kenapa kau membunuh mereka? Kenapa kau membunuh orangtuamu?"

"T-tidak.. Hentikan... A-aku tidak membunuh siapapun... Bukan.. Bu-bukan aku"

Tangannya yang berlumuran darah itu menutup telinganya namun suara tersebut masih bisa dia dengar seolah-olah ada di dalam kepalanya...

"Kau pembunuh.. Kau pembunuh"

"Hentikan"

"Pembunuh!"

"Tidak!"

Wonwoo membuka matanya dengan nafas yang tersenggal, mencoba mendudukan dirinya di atas ranjang lalu mengecek tangannya yang bersih tanpa ada darah seperti yang ada di dalam mimpinya..

Apa maksud dari mimpinya barusan? Kepalanya juga terasa berdenyut pusing...

Ceklek...

"Eo? Kau sudah bangun?"

"Biasakan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu" Ujar Wonwoo...

"Ck.. Aku bahkan sudah mengetuk pintu kamarmu beberapa menit yang lalu dan sebelum ini juga aku mengetuk dulu, aku pikir aku tidak sesopan itu, huh?"

Wonwoo menghela nafas dan memijat pangkal hidungnya, kamu menatap bingung Wonwoo yang tengah menunduk...

"Kau kenapa?" Tanyamu sambil berjalan mendekati Wonwoo...

"Aku tidak apa-apa"

Kamu mengerinyit saat melihat keringat membasahi leher Wonwoo belum lagi pemuda itu yang tengah memijit pangkal hidungnya, kamu langsung mengecek dahinya..

"Hey, apanya yang tidak apa-apa? Kau demam bodoh! Astaga.. Apa yang harus ku lakukan? Eu.. Eu.. S-sebentar aku mengambilkan obat demam juga membuatkanmu bubur dulu.. K-kau tidurlah dulu.. Nanti aku bangunkan jika semuanya sudah siap"

Kamu membaringkan Wonwoo, manarik selimbut hingga menutupi dada pemuda tersebut setelah itu langsung berjalan keluar dari kamar Wonwoo untum menyiapkan apa yang di katakanya tadi...

***

Tbc

23O422

My Personality✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang