66.4K 2.5K 2
                                    

"Minggir."


Lelaki itu tetap pada posisinya yang mengukung tubuh gadis mungil di tembok apartemen.

"Minggir, Kak. Aku mau istirahat," ucapnya semakin lirih, tanpa menatap manik lelaki itu.

"Lo tau kesalahan lo apa?"

Gadis mungil itu menghela napas berat, kemudian mengangguk lemah. "Aku emang selalu salah di mata kamu."

Emosinya hampir membludak mendengar ucapan dari gadisnya. Ia terus memfokuskan iris matanya yang tajam pada wajah gadis yang ada dialam kukungannya.

Kedua tangan yang bertumpu pada tembok, terlihat samar urat yang menonjol di beberapa titik bagian lengan.

"Kamu gak tau kan, alesan aku gak izin dulu ke kamu, buat main sama mereka?"

Hening.

"Aku mau udahin ini semua, Kak. Aku capek," ucapnya dengan nada lemas.

Perlahan tubuhnya merosot ke bawah. Tidak peduli akan lelaki itu yang terus menatapnya.

"Kamu kira, aku seneng jadi orang ketiga di hubungan seorang most wanted SMA Tunas Bangsa?" tanya Aya, menatap lurus, setelah tubuhnya benar-benar terduduk di lantai.

Lelaki itu menjauhkan tubuh. Mendudukkan di sofa, tanpa menoleh ke gadis yang terduduk bersandar pada tembok dekat kamarnya.

"Kita udahan."

Tidak ada pergerakan dari lelaki yang terus menatap televisi. "Kamu bisa sepuasnya jalan sama Kak Vania, tanpa peduliin aku lagi."

Gadis itu beranjak dari duduk, lalu berjalan lesu menuju kamar. Menutup pintu dengan begitu perlahan, dan tubuhnya kembali merosot dari balik daun pintu.

Perlahan isak tangisnya pecah, kala mendengar pecahan botol minuman milik lelaki itu dari arah luar kamar.

•••••

MOST WANTED [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang