14°

11.9K 550 0
                                    

Asap rokok mengepul, menyebar ke udara. Menyapa malam yang kosong tanpa adanya kerlipan bintang.

Saat hendak meneguk gelas yang berisi minuman beralkohol, suara kucing membuatnya urung.

Ia langsung menaruh gelas itu kembali. Pikirnya, mungkin kucing ini tahu bahwa ia akan meneguk segelas vodka. Yang di mana pemilik kucingnya‐-Aya--tidak rela dirinya mabuk.

Samuel mengambil kucing mungil itu, dan membawanya ke dalam pangkuan. Tangannya bergerak mengelus lembut seluruh tubuh kucing mungil yang sangat menggemaskan.

"Kak, siniin," pinta Aya, setelah selesai mencuci piring yang numpuknya melebihi tugas.

Samuel tidak langsung memberikannya pada Aya. Ia mengecup singkat pucuk kepala kucing milik Aya, lalu memberinya pada gadis mungil itu.

Sebelum membalikkan tubuh dan melangkah meninggalkan area balkon,

Aya mengernyit melihat botol yang tidak asing, dan keberadaannya ada di belakang kaki kursi, membuat benaknya bertanya-tanya.

Seperti ada lampu yang mendadak bercahaya di atas kepalanya. "Itu apa?" Ini jalan satu-satunya untuk Aya. Pura-pura tidak tahu.

"Minuman," balas Samuel, lalu mendelik ke arah Aya.

Ya, minuman.

Aya berjalan mendekati Samuel. Membungkukkan tubuh, dan meraih botol itu.

Menciumnya sejenak. Mati-matian ia menahan rasa mual saat aroma menyengat menerpa indra penciumannya.

Wajahnya berusaha netral, seperti tidak merasakan gejolak di dalam perut yang sudah ingin dikeluarkan.

Ia kembali menaruh botol itu, menatap Samuel dari atas dengan iris matanya yang menyipit.

"Sirup rasa apa?" Pancingnya.

Tidak ada jawaban dari lelaki yang terus menatap kucingnya itu. Ia menangkap sebuah gelas di samping asbak rokok.

Tangannya meraih gelas itu, lalu mendekatkannya ke bibir. "Mau ngapain sih, Ay?" Samuel sontak langsung merebut gelas itu, dan menaruhnya kembali di atas meja.

"Ya, aku mau nyoba. Katanya cuman minuman, kan? Kenapa kamu kayak takut gitu?"

Samuel kembali mengepulkan asapnya dengan tatapan lurus. "Gak boleh. Ini khusus cowok."

Aya akhirnya terduduk di pangkuan Samuel dengan posisi menghadap ke arah luar.

Ia menarik puntung rokok yang diapit oleh jari Samuel. Membuangnya ke tempat sampah dengan cara dilempar begitu saja.

Lelaki itu hendak meneguk minuman yang ada di gelas, tapi tangannya lebih dulu ditahan oleh gadisnya yang duduk satu kursi dengannya.

"Nakal banget sih, Kak."

Samuel tersenyum tipis. Ia urung untuk minum lagi. Sedikit merasa pusing, akhirnya ia menaruh kepala pada ceruk leher Aya, sesekali melihat kucing yang tengah diusap lembut oleh gadis mungilnya.

"Buat gue berhenti, ya, Ay." Bisik Samuel dengan nada beratnya, membuat Aya merinding.

Sial. Aya jadi bingung kalau sudah begini. Ditambah posisinya yang--mm ... lumayan ekstrem.

"Hm," balasnya, membuat Samuel langsung mengecup singkat pipi Aya dari samping.

Blush!

•••••

"Aku--huwaaaa! Kak Sam buat jantung aku hampir copott!" geram Aya, sambil menaruh tangannya di dada.

Merasakan betapa kencangnya detak jantungnya kali ini. Samuel semakin berani mengecup pipinya tanpa aba-aba.

MOST WANTED [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang