MOST WANTED [END]

39°

Samuel menuang air hangat ke dalam cangkir. Sebisa mungkin ia menghindari susu dan kopi di pagi hari.

Untuk berpuasa dengan minuman itu, ia harus bisa meminum jamu yang Mama pesankan kemarin.

Dengan itu, metabolisme tubuhnya tidak menurun seperti di apartemen waktu bersama Aya.

Jika ia sampai sakit, tidak ada yang mengurusi. Bahkan hanya bisa membuat orang di sana khawatir.

Ia mendudukkan tubuhnya di kursi balkon. Terkadang, pikirannya melayang pada Vania. Terkadang juga pada Aya yang benar-benar menjadi kekasihnya.

Semilir angin menerpa wajahnya. Hari ini Samuel tidak ada kelas. Hanya saja datang ke kafe jam lima sore nanti.

Dering ponsel berbunyi. Ia melirik, lalu kembali beralih menatap lurus. Ia pikir Aya. Ternyata pinjol. Sialan.

Ting!

Baby girl

Morning Kak Samuelll
Aku mau jalan-jalan dulu!!

Samuel tersenyum tipis.

Damn it. My baby looked so cute, but I couldn't kiss his cheek. Ucap batinnya dengan gemas.

Jln sm Dio, Rian, Davin?

Iya hehehehe
Bentar doang kokk!
Boleh, kan??

Iya boleh

Maaciww Kak Samm!!
Love u♡

♡

Samuel mengerang gemas. Mengapa ia menjadi alay begini? Bahkan tidak ada kalimat 'I love you too'. Padahal Aya jarang sekali mengatakan cinta dalam pesan.

Ia kembali melihat foto yang tadi Aya kirim. Bibirnya kembali tersenyum. Ada banyak rasa rindu yang tersimpan, tapi entah akan dipecahkan kapan.

•••••

"Eh-ehh! Ada itu, Ayy!" Tunjuk Dio ke arah pohon.

"Ck, kudet banget lo," balas Davin.

"Yehhh! Emangnya lo tau itu apa? Enggak, kan?" sahut Dio.

"Itu musang goblok. Lo selama ini hidup di mana, sih?" Kesal Davin.

Rian menepuk pelan bahu Davin. "Udah lah, Dav. Monyet bekantan begini lo ladenin."

Dio mendengus. "Ayy!! Ngeselin banget sih mereka!!" adu Dio, sambil menggoyangkan lengan Aya.

"Tai banget tuh bocah," gumam Rian, lalu masuk ke dalam mobil.