17°

9.9K 432 5
                                    

Baby girl

Ay
Lo kmn?
Ay?
Syg
Ayyara
[Read]

Jgn dibaca doang Ay
Lo kmn?
Ay

Samuel mengusap wajahnya pelan. Apa Aya pergi sekolah bersama Rian? Ah, iya. Harusnya ia telepon Rian. Bodoh.

"Halo, Sam. Ada apa? Lo nyari, Aya?"

"Hm. Di mana?"

"Ada, nih. Di rumah gue lagi mainan sama kucingnya. Lo kalau mau ke sini, ke sini aja. Cepetan. Keburu dia berangkat," ucap Rian, yang membuat Samuel langsung memutus sambungan teleponnya.

Ia menyambar jaket yang baru saja dikembalikan oleh Vania kemarin. Tidak lupa juga menyemprotkan parfum ke seluruh badan.

Samuel sudah siap dengan seragamnya. Ia tidak mungkin bolos hari ini hanya karena Aya. Sebab ada jadwal pengulangan materi dan pembahasan soal lagi.

Perjalanan menuju rumah Rian ternyata lebih jauh daripada menuju ke sekolah.

Sesampainya di pekarangan rumah milik Rian, ia melihat Aya yang tengah berjongkok sambil mengelus kepala kucing kesayangannya.

Segera ia melangkah menuju gadisnya, lalu mengusap pucuk kepala Aya pelan.
Aya sadar akan Samuel yang datang.
Tapi ia lebih mementingkan kucingnya yang tengah makan.


"Sam! Gue berangkat, yaa! Lo kalau mau izin, nanti gue bilangin ke, Pak Hendra."

"Gak usah. Gue mau berangkat."

Rian akhirnya meninggalkan pekarangan rumahnya. Kini tersisa Aya dan Samuel.

"Lo gak mau sekolah, hm?" tanya Samuel, yang posisinya sudah berjongkok di hadapan Aya.

Aya masih bungkam.

"Lo semalem ke mana?"

Padahal ia tahu Aya pergi dengan Rian. Hanya saja Samuel penasaran dengan jawaban langsung dari Aya.

"Jalan sama Rian." Ketusnya.

Tuhan. Jika sedang di apartemen, mungkin Samuel sudah mengecup pucuk kepala Aya berkali-kali.

Samuel menarik pelan lengan Aya hingga berdiri sempurna. Melihat seragam sekolah yang dipakai Aya sudah lengkap, ia langsung memakaikan helm pada Aya.

"Marahnya tunda dulu ya, Ay. Gue butuh semangat dari lo."

•••••

"Ayaa! Kata Mamih gue, kucing lo berhasil gondol tikus di rumah gue!!" Heboh Rian, membuat Aya menatapnya tajam.

Rian sontak meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lo kenapa sih, Ay? Dateng pagi-pagi ke rumah gue bawa kucing, muka cemberut, mulut rapet. Lagi ada masalah lo sama, Samuel?"

Dio melempar penghapus ke arah Rian. Menuai tatapan tajam dari Rian.

"Bangs--" Ucapannya terputus kala Dio berdiri di samping Aya.

MOST WANTED [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang