"Apa impian mu na?"
"Ummm..."
"Apa ayo belitau atu"
"Atu inin tepelti ayah!!"
"Ohh kau ingin menjadi dokter?" Sang ayah terkekeh"Uumm" mengangguk mantap seraya memeluk erat ayahnya.
"Kalo rere impianya apa?" Pertanyaan berikutnya dari sang bunda."Atu inin adi olang tekenla buna." Ucap Rere yang masih cadel seraya memperlihatkan giginya.
"Woahh tatak telen.." sambil mengacungkan jari telunjuk mungilnya.
"Sudah lah bun, mereka masih kecil. Jangan cepat besar nanti ayah rindu kalian." Sambil menggelitiki perut salah satu putrinya.
"Hihihi ayah geli." ujar si anak bungsu."Sudah ayo tidur, sudah malam, tidak baik untuk anak kecil yang manis-manis ini." lerai sang bunda yang baru saja menggendong sang kakak kembar untuk ke tengah kasur bersama kembaranya.
"Apa..."
"Apa sayang hemm?" Sang ayah mencolek dagu kakak kembar yang bernama rere. Namun sang anak hanya menggeleng. Entah apa yang tengah dipikirkan otak kecil nya itu..
"Sudah kita berdoa dulu, lalu tidur ya sayang" bunda berkata seraya mengelus lembut rambut rere.
Terlalu larut malam untuk kedua anak kembar mereka jika masih mau melanjutkan obrolan singkat sebelum tidur, atau bisa di sebut pillow talk.
.
.
.
.
.
.
"Apa ada pesanan?" Ucapan ayah membuat bunda kaget."Iya untuk istana anak-anak nanti sore" bunda menjawab sambil melihat apa yang kurang untuk membuat makan yang akan diantar nanti sore.
"Jangan terlalu lelah, aku takut kau malah sakit. Nanti siapa yang akan menjaga si kembar hemm?" Ayah memeluk bunda dari belakang lalu menaruh dagunya di pundak bunda.
"Iya aku tahu batasannya, lagi pula aku punya dokter pribadi." Senyum manis terlihat dari bunda mau tidak mau membuat ayah ikut tersenyum. Lalu menggoyangkan badan bunda ke kanan kekiri.
"Aishh kamu ini, sudah punya ekor 2 kok masih aja manis."
" Awas ahh. Aku mau liat anakku dulu, cepatlah mandi, lalu sarapan. Aku tadi memasak kesukan mu." Ucap bunda seraya mengedipkan mata sebelah."Ahh baiklah sayangku cintaku."
.
.
.
.
.
.
Pukul 2 siang si kembar masih tidur siang. Sementara ayah dan bunda berada di teras rumah."Jangan lupa kunci pintu ya, aku pulang besok. Nanti jadwal periksa ku selesai aku akan menelepon kamu. Maaf tidak bisa mengantarkan ke istana anak-anak." Pamit ayah.
"Iya itu pasti. Tidak apa-apa masih ada taksi. Hati-hati di jalan sayang."
Mobil ayah melaju membelah jalan hingga tak terlihat, baru bunda masuk menyiapkan kembali pesanan makannya.
.
.
.
.
.
.Nakamoto Yuta
🐙 Ayah 29 tahun
🐙 Dokter ahli saraf
🐙 Berdarah Jepang
🐙 Sabar, sayang plus bucin kepada istri dan anak-anak nya
🐙 Tinggal di Indonesia sejak kuliahSuka takoyaki bikinan bunda
Winnytya Cecil Nakamoto
🐤 Bunda 27 tahun
🐤 Bunda rumah tangga, kadang menerima pesanan makanan dari istana anak-anakLemah lembut
🐤 Berdarah China
🐤 Tinggal di Indonesia karena YutaTwins
19 bulan🦊 Kakak Rere
- Reynata Mysha Putri Nakamoto
- Lebih tua 18menit dari si adik
- Kecil dikira malah adiknya
- Diam, si kulit putih pucat, tidak banyak bicara
- Susah makan🐰 Adik Nana
- Raynata Mzsha Putri Nakamoto
- Lebih muda 18menit dari si kakak
- gembul, gak pernah berhenti ngunyah mulutnya, agak coklat karena sering main panas-panasan, rewelan, bandel dan sering ngilang
- susah makan banyak nyemil, tapi kalo makanannya di bentuk kelinci langsung punya nafsu makan banyakTBC....
Aku gak tau bikin cerita ini tu tiba-tiba aja..
Ini kaya kehidupan seputar twins aja sih..
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Little goose 🦢
Teen Fiction"Angsa itu indah, putih bersih begitu anggun dan cantik, secantik dirimu sayang-" Daily life 🥇 1 #nana 15feb'23 🥇 1 #nctgs 29Mart'23