24 🦢

647 70 4
                                    

"Eh kenapa ini?"

Winny jongkok menyamakan tinggi putri kecilnya.

"Bunaa~"

"Apa sayang." Winny membelah poni putrinya yang lepek, karena poninya sudah mulai memanjang menutupi mata.

"Alina puna oneta alu, ada thuala mama Alina."
(Karina punya bonekah baru, ada suara mama Karina.)
Nana berbicara dengan mulutnya yang menurun, mau mewek tapi ditahan.

"Terus?"

"Hikss Nana ijam ndak oleh hikss hiks bunaa~ hikss."
(Nana pinjam nggak boleh.)

"Kok nangis sih." Winny menggendong Nana dan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Udah ya jangan nangis nanti jelek." Winny mengelus punggung Nana.

Nana hanya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Winny, sesekali terisak.

"Buna anti eli oneta itu ya hikss. Au hikss."
(Nanti beli bonekah itu. Mau)

"Suttt diem dulu, nanti ayah panik, dikira Nana di nakalin sama Karina loh."

"Hikss ndak itha belenti hikkss, au aith teluth hikss."
(Nggak bisa berhenti, mau nangis terus)
Nana sesegukan.

"Suttt iya iya. Anaknya bunda."
Winny membuka pintu mobil. Lalu masuk duduk di samping pengemudi.

"Kenapa? Kok nangis?"

"Entah."

"Nana ada yang nakalin di tempat tari?"

"Nana tengeng thih."
(Nana cengeng sih)

Plakk
Winny menabok paha Yuta.

"Ssshhh yangg, sakit."

"Diem ayo kita pulang."

"Hihi ayah lucu."

"Ketawa kamu nak." Kemudian Yuta menjalankan mobilnya.

"Na Nana," Winny mengintip sedikit anaknya yang masih menepel dengannya itu. Ternyata tertidur.

.
.
.
.
.
.

Puk puk puk

Yuta yang merasakan pukulan pelan di pipinya itu terbangun.

"Kenapa?"

"Ayah ayo ajan."

"Ngigo kamu? Bangun tidur ngajak jajan, muka kamu aja kaya singa."

"Ayo ajan." Nana menarik baju ayahnya agar terbangun dari tempat tidur.

"Bunda mana?"

"Bobok thama tatak."

Mau nggak mau Yuta menuruti Nana.
Setelah menata penampilan, Yuta bergegas pergi.

"Ayo ayah ayo." Nana berusaha mendorong pintu minimarket.

"Ayo." Yuta membuka pintunya itu, Nana langsung berlari mengelilingi rak begitu terus selama 17 menit. Yuta hanya melihatnya di dekat meja kasir.

"Mau beli apa sih? Kan jajan Nana disini." Yuta menunjuk kinder joy yang didepan kasir.

"Ndak au." Mulut Nana turun tanda ia mau menangis.

"Kok nangis sih, Nana jangan sering nangis deh. Kenapa?" Yuta mulai pusing bocil kesayangannya itu mulai mengelilingi rak sambil celingak-celinguk.

Tak lama ponselnya berdering.

"Halo."

"Iya baru ke minimarket."

"Sebentar yangg." Yuta mematikan telepon dan memasukkan ponselnya ke saku celananya.

Little goose 🦢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang