11 🦢

814 83 4
                                    

"hikss ndak au."
Nana menggeleng kuat sambari menangis memeluk erat Winny.

"Hey nanti dapat permen lohhh."

"Ndak au ndak au,"
Nana tetap kekeh, padahal kakaknya Rere diam saja setelah imunisasi, tidak menangis sama sekali ketika jarum menusuk lengannya.

Rere hanya melihat Nana sembari memakan lolipop besar pemberian dokter.

"Hiksss takit ndak au, takit."
Winny mengelus punggung Nana.

"Nggak papa" Winny berucap tanpa suara agar Nana tidak dengar. Winny mengambil lengan kiri Nana pelan-pelan agar anaknya tidak sadar.

"Nahhh gak sakit kan?" Ucap Winny. Ketika jarum ditarik keluar Nana menangis keras karena baru tu terasa sakit ya walaupun masih sakit digigit harimau.

"Udah dong jangan nangis."Winny menimang-nimang agar diam lalu mengambil lolipop yang sama dengan punya Rere.

Sewaktu mau keluar dari ruangan dokter.
"Buna dendong."

"Astagaaa." Winny lupa dia kan punya 2 anak nah baru di imunisasi semua. Encok sudah punggung Winny.

Siangnya badan Rere hangat sedari tadi merengek terus. Kalau Nana sudah aktif, sudah main ke rumah Dewi tetangga samping.

"Bunda panggil Nana dulu ya." Rere menggeleng sambari mencengkeram erat baju Winny.

Yuta dinas 36jam karena besok ingin cuti.

"Huhuhuh pinginnya nangis ini bunda. Kak Rere sebentar aja, panggil Nana abis itu udah ya."
Winny menatap melas ke anaknya.
Tapi yang di dapat gelengan.

"Haaaahh bisa-bisa pingsan aku ini. Tadi Nana yang rewel sekarang Rere. Aku butuh haeling masss..."

"Bunaaa huaaaa."  Rere menangis keras.

"Kan kan rewel sekali kamu nakkk." Winny menggendong Rere sambari mempuk-puk pantat Rere.

.
.
.
.
.
.

"Caca rasakan seranganku." Caca yang bermain bonekah diam sendirian tiba-tiba ditubruk tubuh kakaknya yang jelas kalah.

"HUAAAAA MAEEEEEEE."  Tania yang mendengar suara teriakan melengking anaknya segera berlari.

"Astaga Hendery bisa nggak sehari aja jangan buat adik nangis. Adik diam lohh, kamu main aja sana sama teman mu. Jangan lah ganggu-ganggu adik, pusing ini Mae." Tania menggendong Caca lalu pergi meninggalkan Hendery.

"Huh dasar cengeng."

Hendery mengikuti langkah Tania.

"Mae ayokk ke ice rink." Hendery berucap sambil menarik-narik celana Tania.

"Caca kok matanya sembab. Bekas imunisasinya tadi masih sakit?" Tanya Jhonny yang baru saja keluar kamar.

"Daddy ayo ke ice rink."

"Caca mau?" Caca berpindah gendongan ke Daddynya

Caca mengangguk mantap dan kuat.

"Yesss, ajak Mark ya Mae."

"Iya kamu bobok siang dulu gihhh."

"Endri kan cowok, gak perlu lah bobok siang. Caca aja yang bobok."

"Kalo gak bobok, Mae sama Daddy gak bakal nganterin abang."

"Mae kok gitu sihh." Mulai deh mulai.

"Mae sama Caca bobok duluan gih. Abang biar Daddy yang urus." Jhonny menyerahkan Caca ke Tania. Lalu mereka masuk kekamar Caca.

.
.
.
.
.
.

"Mam banyak boy." Jefferson menyuapi potongan buah apel ke Jeno. Sudah seminggu sejak ia dilarikan kerumah sakit. Luka bentol-bentolnya juga sudah memudar karena obat salep dari Yuta.

Little goose 🦢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang