36 🦢

661 51 12
                                    

Pagi dengan printilan yang kusut. Yuta menatap malas ke-6 bocil yang sebagian anteng yang sebagian seperti ya entahlah, kebanyakan tingkah.

Istrinya sendiri hanya duduk dengan elegan dan modis. Jika biasanya dia menggunakan daster maka hari ini Winny menggunakan dress yang membuatnya seperti anak sekolah yang mengencani om-om.

Salahkan Jhonny dan Jefferson yang menyeret keluarganya kedalam masalah keluarga yang tak terduga.

"Banyak loh yang bilang aku ini ibu muda yang kuat melahirkan anak dengan jarak dekat. Benar-benar aku itu strong woman." Winny mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Yuta.

Sedangkan Yuta hanya menatap datar istrinya. Dia terkadang menjadi pemalu, pendiam bahkan bisa menjadi bar-bar. Bisa melebihi kedua wanita rempong yang seenaknya numpang dirumahnya.

Ya siapa lagi kalau bukan Tya dan Tania.

"Ne ne papa."

"Heee?" Yuta terkejut tentu saja, sejak
kapan Nana anak manis seperti kecebong berudu itu bisa memanggilnya papa.

Bukankah setiap saat dia memanggil ayah?

"Papa Nana au iith."
(Mau pipis)
Kaki Nana sudah menyilang, dengan meloncat-loncat kecil ia menahannya.

Yuta segera menggendong Nana dan membawanya pergi mencari toilet.

"Huh mas Yuta itu, nggak ada takut-takut nya sama aku. Hemm?" Winny mengetukkan jarinya ke dagu beberapa kali.

"BUNAAA!!!!" Winny menatap anak kecil yang biasanya merusuh saja kerjanya siapa lagi jika bukan Rere. Anak comel kesayangan Winny.

Rere dengan muka merah padamnya menatap tajam Jeno yang sudah menari memamerkan pantatnya, alias mengejek Rere.

"Wek wek thukulin, wekk!!!"
(Sukurin)

"Ckckck!! Plia tida thedati."
(Pria tidak sejati.)
Caca hanya berdecak seperti orang dewasa.

"Thehati tau, Caca thaja yang cengeng."
(Sehati)

Caca menatap tajam Jeno, tapi tak lama ia melanjutkan aktivitasnya membuat rumah pasir.

"Plia tida thedati."

"Nana datang!!!!"
Nana berlari mendekati Rere yang masih menunduk menatapi rumah pasirnya yang roboh.

"Nono!!! Uat Nana alah huh huh huh." Nana melempar pasir kearah Jeno, tapi anak yang kelebihan tenaga itu dengan lincah menghindar.

Nana mengejar Jeno yang selalu melarikan diri.

"Bial Caca antu."
(Biar Caca bantu)

Caca dan Rere mulai membuat rumah pasir. Dengan penuh kewaspadaan, Caca dan Rere berharap Jeno tidak merusuh lagi.

Sebenarnya Winny ingin melihat live streaming pertengkaran antara suami dan istri. Kepo aja.

"Cari makan siang yuk yang."

Winny menghela nafas.
"Yang benar aja dong. Anak 6 yang 4 petakilan, mau ngurus bagaimana? Capek tau."

"Tapi aku laper."

"Itu kan urusan mu." Winny mengibaskan rambutnya kencang.

"Sabar, karena aku suami berbakti."

"Maksudnya kamu?"

"E-eh eng-enggak yang. Bukan begitu."

"Bukan begitu bagaimana? Ohhh begitu ya."
Yuta cuma bisa menangisi nasibnya. Punya istri yang setengah ya begini. Kadang normal diajak bicara pun nyambung kadang ya gini OVT.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little goose 🦢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang