"Buna thedang apa meleka?" Tunjuk nana
"Mereka sedang menari sayang, ayo kita harus mengantar makannya" Bunda berjalan sambil menarik tangan kecil rereNana bingung ingin mengikuti langkah bunda dan rere tapi, ia juga ingin melihat aktivitas di dalam ruangan tersebut.
Tanpa ragu nana masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Apa yang membuatmu sampai kesini bayi?" Tanya seseorang yang sebelumnya ada di dalam ruangan itu.
Nana hanya memiringkan kepalanya, tanda ia tidak mengerti atau tidak tau, entahlah hanya bocah itu yang tahu.
"Sayang,, bunda cari eh malah disini-"
"Maaf miss putri saya lancang." Ujar bunda yang ternyata menggendong rere, sangking khawatir nya akan kehilangan putri bungsunya."Iya tidak apa-apa kok" miss itu tersenyum manis
"Kalau begitu kami pamit miss, maaf sekali lagi." seraya membungkukan badanya
Miss tetap tersenym manis
"Baiklah mari kita lanjukan lagi...".
.
.
.
.
."Sayang kau tau itu tidak sopan, lain kali jangan begitu ya" bunda menasehati putri bungsunya seketika waktu sampai rumah.
"Iya buna, map in nan hikss..." Tidak putrinya menangis karena nasehatnya begitu pikir bunda karena melihat air mata sang buah hati membuat sakit hatinya. Ia raih tubuh anak nya.
"Sudah ya jangan nangis nanti jelek lohh. Lihat rere saja tidak nangis kok. Putri bunda Memang baik hatinya, besok kita jalan pagi oke"
"Othe" nana mengangguk mantap
Nana berlari memasuki kamar. Bunda? Tentu tidak mau pusing memikirkan putri bungsunya melakukan apa, dia hanya diam sambil melihat rere yang diam anteng menonton kartun tv.
"Nananana hihihi nana tok nananan hihi"
Nana hanya bernyanyi sesekali tertawa. Sendiri? Tentu saja tidak, tapi mungkin? Soalnya dia bersama para bonekah nya hehe."Tamu temalin ulang tun tok ndak ajak atu? Huh dasal natal, gak mau ain agi."
Berperang ceritanyaSedangkan rere dia tetap asih menonton tv, lalu seketika seperti ada yang kurang karena yupp nana gone alias ilang. Tapi bocah itu tidak terlalu memikirkan nya.
.
.
.
.
.
.
"Syalalalala~ duduudu~ buna blenti, tu ualan apa?" Tunjuk nana.Sekarang mereka bunda, rere dan nana sedang keluar rumah. Nana berjalan dan rere duduk di sepeda dorongnya. Terkadang jika sore buna akan mengajak rere keluar karena dengan melihat lingkungan sekitar sang anak mau makan.
"Itu jualan telur di gulung dek. Ayo aaa lagi sayang" ucap bunda sambil menyuapi rere.
"Mau boyeh?" Tanya nana
"Besok kita bikin ya. Itu ada ayunan, yuk kita kesana" bunda coba mengalih kan pandangan sang anak"Le gooo~" kompak twins
"Duh mama si kembar, kok yang disuapi cuma satu. Yang satunya nggak?" Tiba-tiba seorang ibu yang menjadi tetangga mereka berujar.
"Tadi sudah kok, kalo di paksa makan lagi takut muntah bu" bunda berusaha tenang
"Kok yang satu naik sepeda yang satu jalan sih moms?"
Bunda melihat nana. Nana? Nana melihat tukang telur gulung yang ramai pembeli. Sungguh hati kecil mungil nana ingin merasakan seperti apa rasanya telur gulung itu, kok bisa sampai rame banget
"Biar sehat, banyak gerak juga baik untuk kesehatan lo bu. Udah mulai petang, kami pamit ya bu. Assalamualaikum."
"Nana ayo pulang sudah sore."Nana diam lalu mengikuti bundanya.
.
.
.
.
.
."Anan uya atu au" rere merebut bonekah yang baru saja di peluk nana.
"NO!!!" Teriak nana sambil menjambak rambut rere. Rere tentu kaget dan menangis kuat.
"HUAA!! NANA NATAL"
"aduh nana kok nakal sih, kakak jangan di tarik rambutnya sakit. Nana denger bunda ngomongo nggak?" Bunda mencoba melepas tangan nana dari rambut sang kakak.
"Hikss buna ati" adu rere sambil mengelus kepalanya. Wajah nana jadi murung karena merasa dimarahi oleh sang bundanya.
Bunda langsung meraih badan rere untuk di peluk, setelah nya bunda masuk kamar meninggalkan nana sendirian. Nana lama-lama nangis .
"Tatak map nana natal hikss.. ayahh.."
Nana duduk tidak beranjak.
.
.
.
"Rere disini diam ya, bunda mau ke adik dulu ya sayang." Bunda mengelus surai anak sulung nya."Iya buna." Rere mengerjap lama-lama matanya terasa berat dan tertidur. Untung ia berada di tengah kasur.
Bunda melihat sang bungsu yang tidur dilantai merasa tidak tega. Digendonglah tubuh balita 19 bulan tersebut dengan pelan agar tidak terbangun. Lalu ia menimang sang putri dengan penuh kasih sayang.
"Anakku sayang" mencubit mulut sang anak dengan pelan. Lalu ter kekeh melihat mulut itu kembali terbuka. Dicium sang bayi penuh kasih sayang.
Bekas air mata sang anak masih terlihat membuat ia kembali sakit, mengingat sudah 2x sang putri menangis.Tring tring tring
Ring tone handphone berbunyi"Assalamualaikum winn" suara di sebrang
"Waalaikumsalam ya, ada apa?"
"Bengini besok kita jalan yuk, aku bosan tau, sama tania ya. Kamu tau kan di rumah ku isinya cowok semua. Bandelnya minta ampun, ya walaupun yang bandel cuma anak bungsuku. Tapi aku pingin ketemu rere,nana sama caca winn." Ucapan yang panjang dari istri teman ayah. Bunda hanya bisa tertawa. Ingat bunda masih menggendong nana.
"Aku sih ayo aja, tapi kalo di bolehin yuta ya. Kamu mending ikut program hamil anak perempuan aja deh." Canda bunda
"Nanti kalo cowok lagi gimana? Kamu tahu kan mark gak mau punya adek lagi. Udah lah lagian ada rere, caca sama nana kok." Tya teman winny yang saat ini menelpon.
"Eh udah dulu ya winny, pokoknya besok aku jemput titik."
"Iya-iya, Assalamualaikum tya cantik istri pak jeff"
"Waalaikumsalam bundanya kembar hihi"
Winny ingin tertawa keras mendengar sedikit curhatan dari istri sahabat suaminya itu. Tapi mengingat sang anak yang tidur di gendonganya ia menahannya.
"Tya tya besok pasti heboh deh ini rumah. Sayangnya bunda besok di monopoli sama mommy." Dikecup pipi nana dengan gemas.
.
.
.
.
.
.
"Aku berharap kelak apa yang kau impikan menjadi bagian yang membahagiakan dalam hidup mu sayang." Bunda mengelus rambut rere dan nana yang terlelap.
.
.
.
.
.
.Tbc
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen!!!!
Terimakasih 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Little goose 🦢
Novela Juvenil"Angsa itu indah, putih bersih begitu anggun dan cantik, secantik dirimu sayang-" Daily life 🥇 1 #nana 15feb'23 🥇 1 #nctgs 29Mart'23