5 🦢

1.1K 89 2
                                    

"tatak tungu." Nana berlari sekuat tenaga mengejar Rere yang menggendong kelinci milik Dewi.

"Atu buang, atu buang ya.

1

2

3."

Puk

Kelinci jatuh dari tangan Rere lalu melompat meloloskan diri dari bocah kembar itu. Sebenarnya tingginya bocah bocil itu tak seberapa tapi namanya bocil indonesia memang rada alay.

"Ithh tabul kan cici nya."

"Bialin bialin wekkk bialin wekk." Rere mengejek sambil menjulurkan lidahnya.

"Tatak dahat." Nana memukul lengan Rere. Saat Rere akan membalas, Nana malah berlari.

"Tungu ihh Nana. NANAA!!!" Rere berteriak saat Nana berlari keluar dari halaman rumahnya menuju ke rumah tetangga depanya karena Winny asik menggosip di sana.

"Huh kupukul nanti cici nya ante ewi."

.
.
.
.
.
.

"Huhuhu tatak mengelikannn." Nana lalu berjalan ke arah Winny.

"Buna ayo pulang. Main ail ayo." Nana menarik-narik tangan Winny.

"Aduh bentar dong sayang." Winny menarik badan Nana dan menempatkan Nana di antara kedua pahanya.

"Serem tau, kemarin malam kan grimis waktu ada tukang bakso lewat katanya juga di kasih lihat."

"Emang gimana penampakannya?"

"Kaya putih-putih gitu tapi terbang. Seklebat kaya kain putih terbang."

"Mungkin memang kain kali." Sahut Winny. Nana berusaha melepaskan diri dari Winny. Winny yang tahu anaknya ingin melarikan diri, segeralah iya buka kuncian di kakinya. Berlari pulang lah itu bocil.

"Lele ayo ain."

Rere yang tidak berhasil mengejar Nana tadi kembali masuk ke rumah dan duduk anteng menonton Tv. Mendengar suara Kembaranya itu bocil itu langsung berdiri keluar rumah.

"Apa?"

"Ayo ain ail. Itu" tangan Nana menunjuk selang air yang biasa Winny gunakan untuk menyiram tanaman.

"Goooo."

"Ahahahh."
"Ahahahah."

Basah sudah lantai teras rumah  dan juga si kembar.

Winny yang mendengar suara tertawa nyaring yang berasal dari rumahnya itu hanya menggeleng. Akhirnya itu bocil nggak ngganggu ngegosip hari ini. Ehe 😂

.
.
.
.
.
.

"Nakal kan. Hayo Nana berdiri yang tegak. Rere pegang telinganya yang benar."

"Map ayah hikss."

Saat tengah main tadi Yuta pulang dan terjadilah hukuman ala-ala anak nakal.

"Kurang 1 menit bertahan."

"Huff yah. Loh kok kamu hukum sih. Sini sayang peluk bunda." Winny baru saja selesai membersihkan teras berkat ulah anaknya. Sebenarnya Winny senang saja selama itu tidak menimbulkan luka atau memar dan anak kembarnya senang tapi Yuta pencinta kebersihan. Pulang kerja bukanya melihat putri-putrinya cantik dan rumah bersih tapi malah kebalikannya.

"Sekali-kali harus dikasih hukuman Win biar Jera."

"Jera gimana? Kamu membuat otak anak ku gak berkembang kalo kamu larang main ini main itu. Biarin selagi baik." Omel Winny, Yuta hanya diam.

"Sudah mandi sore, wangi lagi. Saatnya kita makan."  Winny pergi dengan mengandeng tangan si kembar.

"Mau makan dimana ini?"

Little goose 🦢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang