21 🦢

627 71 2
                                    

"Hayo angkat tangan."

"Angkat tangan atau aku tembak." Jeno membawa pistol, dan menghadapkannya ke 3 teman cantiknya.

"Ayahhh Nono natal." Sudah bisa di tebak bocah cepu itu Nana.

Bluk bluk bluk

"Wahhh apa ini?" Caca berlari ke arah Jeno, yang ternyata. Pistol itu mengeluarkan gelembung.

"Angkat tangan."

"Injam injam." Caca merebut pistol itu dan menembakkannya ke depan wajah Jeno.

"Auhhh thakit Matana Nono Caca." Jeno berlari menjauhi Caca.

"Dol dol dol. Atat anan."
(Angkat tangan)
Caca mengejar ke 3 temanya yang berlari menghindari tembakan gelembung Caca.

Tawa nyaring dan suara rebutan lucu khas anak-anak terdengar sampai ke dapur.

"Mainan apa itu." Winny akan beranjak dari dapur ke halaman belakang penginapan.

"Jeno kemarin kan minta pistol gelembung. Mungkin lagi mainan itu." Ucap Tya tanpa mengalihkan perhatiannya dari adonan masakannya.

"Abang abang. Adek itu ditemenin main. Kakak Mark diajak ya." Tania berteriak. Pasalanya anak sulungnya dan anak sulung Tya asik dengan ponsel.

"Sebentar."

"Sekarang atau abang mae pukul."

"Iya."

"Masih sering berantem Tan."

"Masih, kadang bercandanya juga kelewatan. Yang sabar aja. Nanti kalau sudah besar bakal kangen sama tingkah mereka." Tya hanya mengangguk mendengar Tania.

"Ini tinggal dikukus ya?"

"Enggak tahu. Lagian Winny kemana sih. Malah minggat."
Tya meninggalkan dapur, mencari Winny yang entah kemana.

"Yaelah Winn, biarin lah mereka main. Itu loh masakannya diapain." Tya melihat Winny yang duduk asik sambil menyemil kukis.

"Ehh lupa aku. Ya abis kebiasaan kalau bocil main aku tunggin." Winny beranjak dari duduknya dan pergi kedapur lagi diikutin Tya.

"Yah abith, gala-gala kalian thih. Abith kan."

"Nono tan uga patek."
(Jeno kan juga pake)
Rere membalas perkataan Jeno.

Mereka masih ber 4 jika kakak mereka masih anteng mainan ponsel diruang tengah.

"Unga apa itu, unin walanana."
(Bunga apa itu, kuning warnanya)
Caca menunjuk bunga yang berada di halaman belakang.

"Wahh tantik." Rere meraih tangkai bunga itu agar iya bisa melihat kelopak bunga itu.

"Biatha aja kok. Dali mana cantiknya."
Jeno mengerutkan keningnya saat melihat bunga kuning itu. Setelah itu ia pergi masuk kerumah tak lupa membawa pistolnya.

"Iya ta."

"Sayang lihat apa itu?" Setelah urusan dapur selesai Winny kembali lagi.

"Unga unin." Caca menarik kelopak itu dan berlari mendekati Winny.

"Tantik buna." Lanjutnya, setelah menaruh kelopak bunga itu di telapak Winny, Caca berlari mendekati kembar lagi.

" Lanjutnya, setelah menaruh kelopak bunga itu di telapak Winny, Caca berlari mendekati kembar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little goose 🦢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang