22 🦢

675 68 4
                                    

Tuk tuk tuk

"Eli."
(Beli)

"Apa?"

"Ome atu."

"Aco ada."
(Bakso)
Tangan Rere membulat-mbulatkan batu bata yang tadi sudah ia tumbuk halus.

"Tatak cik cik au aco uga."

"Oky, bental ya."

Winny hanya melihat kedua putrinya yang sedang main tanah dihalaman belakang.

"Sayang masuk yuk. Udah ya mainnya."

"Ental." Winny melihat sedari tadi mereka berjalan kesana kemari, memetik daun ataupun bunga kemudian ditumbuk. Dan yang paling kasihan anak ayam. Mereka memaksa agar ayam itu mau makan apa yang telah bocil-bocil itu buat.

"Mi ada?"

"Mi ndak ada. Aco ada, ome ada. Obat uga ada."

"Cik cik ndak thakit."

"Ini aco uat cik cik " Rere menyerahkan buntalan daun yang penuh dengan noda tanah itu ke Nana.

"Atih."
(Makasih)

"Udah yuk mulai panas nih."

"Ental. Buna ini thuka nuluh-nuluh bobo-bobo teluth."
(Bentar. Bunda ini suka nyuruh-nyuruh bobo-bobo terus.)
Rere berdiri sambil menghentakkan kakinya.

"Ain thama Caca ndak oleh, ain ini uga ndak oleh." Sahut Nana

"Ayah ilang buna iya. Buna tayan ayah tan."
(Ayah bilang bunda iya. Bunda sayang ayah kan)
Maksudnya kalau ayah bilang ini diiyakan oleh bunda.

"Ain ndak oleh, Caca thama Nono ndak oleh. Themua ndak oleh."
(Main nggak boleh, Caca sama Jeno nggak boleh. Semua nggak boleh)
Wajah Rere memerah.

Mendengar ucapan anaknya itu membuat Winny diam.

"Sayang. Main itu ada batasnya. Kalau melebihi batas nanti kalian sakit." Winny berjalan mendekati kembar.

"Buna ndak tayan tan, buna tayan ayah aja."
(Bunda ndak sayang kan, bunda sayang ayah aja)
Rere melempar bola-bola batu bata yang tadi ia buat ke sembarang arah.

"Nanti main lagi. Ini udah siang."

"Buna tuka maktha-maktha matha. Ndak au ya ndak au."
(Bunda suka maksa-maksa masa.)
Nana melempar anak ayamnya kemudian masuk kerumah.

"Tuh adik masuk kerumah. Kaka masuk juga yuk."

"Huuuuh tuka nidal-nidal."
(Suka ninggal-ninggal)
Winny membasuh tangan kaki dan wajah Rere tak lupa melepas clemek yang kotor. Kemudian membawa anaknya masuk.

"Duduk dulu, bunda mau cari adik dulu ya." Winny menyalakan Tv yang menayangkan kartun Moomin kesukaan Rere.

Nana bocil itu yang sedang dicari Winny teryata sudah didapur. Ia sedang membawa mangkok kecil miliknya.

"Laper ya?"

"Iya"

"Bunda kira kalau main buat kenyang ternyata nggak ya?"

"Mam." Nana menyodorkan mangkoknya ke sang ibu.

"Coba mangkok kakak juga tolong ambilkan ya adik Nana."

"Iya buna." Kemudian bocil itu pergi dan datang membawa apa yang di pesan ibunya.

"Pinter anak bunda." Winny mengunyal pipi Nana.

"Sebelum makan, kita bersih-bersih dulu ya."

"Eeehehhe." Nana merengek sambil menghentakkan kakinya. Sepertinya anak dari pasangan yuwin ini memang sudah lapar.

Little goose 🦢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang