Gue ada info soal cerita baru di bawah. Happy reading!😍✨
***
"Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali," nyanyi Ivena saat sang anak sedang merangkak di atas tubuh Deon.
Saat ini Deon sedang berbaring, kemudian Danish--anaknya yang berumur satu tahun--malah merangkak di atas tubuhnya.
"Yang, emangnya aku gunung?" tanya Deon lalu memutar bola mata.
Ivena terkekeh. "Kayak gunung kok. Di sini datar," elus Ivena pada perut Deon lalu merambat ke dada Deon. "Makin ke atas makin naik."
"Jangan dielus-elus, Yang. Entar yang di bawah bangun," tegur Deon lalu menyingkirkan tangan Ivena.
Ivena menatap burung Deon yang terbalut celana. "Baperan banget si perkutut," sindirnya.
Deon langsung melotot kesal. "Enak aja segede ini disamain sama burung perkutut!"
Ivena menyengir. "Iya deh. Bukan perkutut, tapi elang."
Deon tersenyum puas dikatai seperti burung elang, yang artinya terlihat gagah, berani, dan besar. Wow!
Di tengah-tengah obrolan itu, pintu rumah Deon terdengar diketuk. Ivena pun beranjak keluar dari kamar lalu membuka pintu rumah.
"Mama!" sapa Ivena dengan girang lalu cipika-cipiki dengan Mama mertuanya.
"Halo, Sayang!" sapa Mama Deon balik.
Ivena mempersilakan Mama mertuanya untuk masuk. Mama mertuanya itu mencari Danish, Ivena pun memberi tahu kalau sang anak ada di kamar.
"Ganteng banget cucu Nenek," ujar Mama Deon dan hendak menggendong Danish, tetapi Danish malah memeluk perut Deon dengan erat, tak ingin lepas dari atas tubuh berotot Papanya.
Deon terkekeh lalu mendekap sang anak. "Maunya sama Papa." Ia lantas menatap Mamanya. "Mama ngapain ke sini?"
"Mau ngajak Ivena shopping, Mama mau cari baju baru buat kondangan. Sekalian jalan-jalan yuk, Iv," ajaknya sambil menatap Ivena.
"Ayok, Ma. Gaskeun!" sahut Ivena yang langsung melesat mencari baju ganti.
"Aku ikut!" kata Deon yang hendak beranjak dari posisi tiduran.
"Nggak usah, kamu jaga di rumah aja sama Danish," ujar Mama Deon.
Deon sebenarnya ingin mengajak sang anak untuk turut serta, tetapi sepertinya Danish sedang tidak ingin pergi keluar, masih terlihat nyaman mendaki di atas tubuh Deon. Akhirnya Deon memutuskan untuk di rumah saja.
Istri dan Mamanya pergi, Deon kini ditinggal berdua di rumah bersama sang anak. Di hari libur begini, ia sungguh bosan, apalagi kalau hanya berdua.
Inginnya Deon mengajak sang anak main sepak bola, tetapi anaknya ini masih kecil dan belum bisa main bola.
"Papapa ..." panggil Danish sambil menabok-nabok pipi Deon.
Deon meraih tangan sang anak lalu mengecupnya. "Apa, Sayang?" tanyanya.
Deon beranjak duduk lalu menggendong sang anak. Danish terlihat menunjuk-nunjuk gitar yang tergantung di kamar.
Hobi baru Deon sejak Ivena hamil adalah bermain gitar. Berawal dari Ivena yang sempat ngidam ingin melihatnya main gitar, akhirnya ia malah kecanduan dengan alat musik itu.
"Mau lihat Papa gantengmu ini main gitar?" tanya Deon.
Danish hanya mengerjap-ngerjap, terlihat kurang paham dengan ucapan Deon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romance"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...