Happy reading! Met malming!✨
***
Bulan demi bulan berlalu dan Ivena hari ini akan melaksanakan perpisahan atau wisuda kelulusan SMA.
Ivena sedang di-makeup dan mengenakan kebaya wisuda dengan Deon yang menunggunya. Untungnya kegiatan itu dilaksanakan hari Sabtu bertepatan dengan Deon yang libur.
Setelah cukup lama menunggu, Ivena yang sudah rapi lantas keluar dari ruangan dan berjalan menghampiri Deon.
"Gimana, Mas? Aneh nggak?" tanya Ivena.
Deon yang tadinya menatap ponsel lantas mendongak. Ia terpana selama beberapa detik.
"Cantik banget, kayak mau nikahan. Ke KUA sekalian gimana?" ajak Deon.
Ivena berdecak. "Entar dimarahin Mamanya Mas Deon," ujarnya karena pernikahan mereka sudah diatur tanggalnya.
Deon tertawa singkat lalu meraih tangan Ivena, mereka berjalan bersama menuju ke mobil Deon.
Deon menoleh ke arah Ivena yang terlihat cantik dan lebih bahagia dari beberapa bulan yang lalu. Menurutnya efek dari rutin konsultasi bersama Saras dan tak ada lagi gangguan dari luar.
"Lagi chattan sama siapa?" tanya Deon.
"Temen-temen," jawab Ivena yang merujuk kepada tiga teman cowoknya. "Mereka curhat lagi belajar buat UTBK."
Deon mengangguk-angguk. "Kalau kamu udah capek-capek belajar UTBK itu. Eh malah lulusnya SN ... apa?"
"SNMPTN," jawab Ivena sambil menahan tawa.
"Nah, iya SNMPNTN," ujar Deon lalu mendengkus. "Jangan ketawa! Wajar dong aku nggak tahu istilahnya, kan beda sama jamanku SMA dulu."
"Bukannya dulu juga ada istilah SNMPTN?" tanya Ivena. "Setahuku udah ada sejak 2008."
"Iya sih, tapi dulu aku biasa nyebutnya SPMB. Dan istilah dulu menurutku nggak serumit istilah sekarang, kayaknya banyak amat macamnya, jadi bikin bingung," ujar Deon.
Mereka berlanjut mengobrol hingga tiba di sekolah Ivena. Acara kelulusan diadakan di aula, anggota keluarga dan para siswa berdatangan lalu duduk di kursi yang sudah disediakan.
Ivena duduk bersebelahan dengan Deon. Ia tampak cuek saat beberapa kenalannya menatap ke arahnya dengan tatapan yang bermacam-macam. Kini ia bisa lebih abai dan tak terlalu berpikir negatif tentang pandangan orang lain.
"Ivena!" sapa tiga cowok teman Ivena.
Ivena melambai ke arah mereka. "Sini bareng gue!" ajaknya lalu menunjuk tempat duduk di depannya.
"Wih, cantik banget lo," celetuk Bimo. Namun, saat mendapatkan tatapan tajam dari Deon, ia langsung menciut. "Sorry."
"Haha, santai aja," ujar Ivena lalu menyikut Deon agar tak menakuti temannya.
"Btw, Om. Entar kalau undangan nikahannya udah jadi, jangan lupa bagi ke kita bertiga, ya," ucap Bagas sambil menatap Deon.
"Hm," sahut Deon dengan singkat. Merasa tersinggung dipanggil "om".
Serangkaian acara perpisahan terlaksana dengan lancar. Beberapa kali Ivena merasa bosan sampai menguap. Ketika acara selesai pada siang hari, ia meminta untuk langsung pulang bersama Deon.
"Ngantuk?" tanya Deon.
Ivena mengangguk-angguk.
"Entar sampai rumah langsung tidur," suruh Deon yang diangguki oleh Ivena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romance"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...