Gue sering khilaf nih. Tadinya mau nunggu Trapped by Berondong tamat, tapi nyatanya tydac🤣
Happy reading😘
***
Ivena Shezan Abiyasa, terlahir dari keluarga konglomerat Abiyasa, salah satu keluarga terpandang yang perusahaan Papanya masuk ke dalam sepuluh besar perusahaan berpengaruh di negara ini. Namun, apakah memiliki keluarga yang super duper kaya dapat menjamin kebahagiaan? Pada kenyataannya, tidak bagi Ivena.
Setelah menginap semalam di rumah Deon, Ivena esoknya berangkat sekolah seperti biasa dan pulang ke rumah. Inginnya kembali menginap di rumah Deon, tetapi polisi hot yang satu itu pasti akan menendangnya, yang jelas ia bisa diusir. Padahal, Ivena senang berada di sana, entah mengapa ia dapat melihat aura orang baik di wajah Deon, walaupun kadang tampak cuek begitu.
Baru saja masuk ke dalam rumah yang besarnya seperti istana, langkah Ivena terhenti ketika ada seseorang yang menghadangnya. Ia lantas mendongak, menatap Papanya yang melempar sorot tajam ke arahnya.
“Dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang?” tanya Papa Ivena.
Ivena mendengkus. “Sejak kapan Papa peduli kalau aku habis dari mana?”
“Ivena!” seru Papa Ivena, terlihat geram.
“Apa?” sahut Ivena dengan wajah menantang.
Tanpa mempedulikan raut marah Papanya, Ivena berjalan cepat memasuki kamarnya lalu menutup pintu dengan kuat, membantingnya hingga timbul suara.
Brak!
Tiba di dalam kamar yang luasnya jauh berkali-kali lipat dari kamar di rumah Deon, Ivena melempar tasnya ke sembarang arah, kemudian merebahkan tubuhnya ke atas kasur besar. Baru saja kemarin mood-nya bagus saat berada di rumah Deon, kini mood-nya kembali buruk, anjlok.
Ingin melancarkan aksi mengambek kepada orang tuanya yang biasanya tidak dipedulikan, tetapi sayangnya perut Ivena tidak dapat diajak berkompromi, berbunyi minta diisi. Ia lupa kalau belum makan siang sejak tadi.
Ivena terpaksa bangkit dari atas kasur. Ia membuka pintu sedikit, mengintip apakah ada orang tuanya atau tidak. Ketika sepi, ia pun berjalan cepat menuju ke meja makan. Ada banyak makanan yang tersaji di sana, ia beranjak duduk dan mulai menyantapnya.
Rumah besar bak istana ini tampak begitu sepi, tidak ada kehangatan sama sekali. Ivena biasa makan sendiri, karena orang tuanya pun sibuk pada urusan masing-masing. Terkadang, ia sarapan ditemani ART di rumahnya yang jumlahnya terbilang banyak, tetapi saat ini satu pun dari mereka tak terlihat, bisa jadi karena urusan pekerjaan rumah telah usai dan mereka ada di kamar masing-masing. Ya, para ART mendapatan kamar terpisah di rumah belakang, ada dua rumah di sini.
Setelah makan, Ivena meminum air putih, tepat saat itulah ia nyaris tersedak ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Bisa ia tebak kalau itu Papanya, sedangkan Mamanya pasti masih sibuk mengurus butik atau pakaian dan sejenisnya, Mamanya seorang desainer dan memiliki butik.
“Malam ini jangan kabur-kaburan, tetap di rumah,” ucap Papa Ivena, terdengar tegas.
Ivena menoleh. “Siapa juga yang mau kabur?” sahutnya, jutek.
Terlihat raut tidak suka di wajah Ivena, ia bangkit dari duduk dan hendak menghindar dari Papanya itu. Namun, ia yang hendak melangkah pun urung saat Papanya kembali bersuara.
“Keluarga Atmaja akan datang berkunjung. Papa mau kamu ikut menyambut dan makan malam bersama.”
“Ya,” ujar Ivena, singkat dan tak ada minat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romansa"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...