Hola, semua! Akhirnya update, wkwk. Gak tau kenapa, kalau nulis cerita ini lebih panjang dari yang lain, bawaannya seneng aja, tapi jadi kelamaan nulisnya😩
Happy reading! Vommentnya💋
***
Ciuman Deon tak berhenti, justru semakin menjadi-jadi saat merasakan bibir Ivena bergerak membalas lumatan bibirnya.
Tubuh keduanya gemetar sesaat, kedinginan karena angin malam ditambah hujan yang mengguyur. Selain itu, efek dari bibir mereka yang masih menyatu, membuat gemetar dan menimbulkan gelenyar aneh.
Ivena melenguh saat Deon memagut bibirnya dengan cepat, bibir atas dan bawahnya disesap layaknya seorang pro player.
Terpancing, Ivena berjinjit dan mengalungkan tangannya ke leher Deon agar ciuman mereka semakin dalam. Ciuman mereka pun semakin dalam dan panas, karena mulai melibatkan lidah, hingga terdengar suara decapan di tengah guyuran hujan.
Saat sedang panas-panasnya di tengah udara dingin, tiba-tiba ...
"EKHEM-EKHEM! UHUK-UHUK!"
Mendengar suara deheman dan batuk ala-ala yang mengejutkan, Ivena dan Deon langsung sadar dan menjauh. Ciuman mereka terputus.
Ivena menoleh ke sumber suara barusan, betapa terkejutnya ia saat menyadari kalau satpam rumahnya sejak tadi tengah memperhatikannya. Saat ini, satpam rumahnya yang bernama Pak Sopo tengah senyum-senyum tidak jelas.
Ivena buru-buru berjalan mendekat ke arah Pak Sopo. "Uhm ... Pak, anu ..."
"Pacarnya, Non? HBL HBL, hot banget loh," kekeh Pak Sopo.
Ivena tersenyum malu. "J-jangan bilang Mama sama Papa saya, ya, Pak? Please ..."
Pak Sopo mengangguk. "Siap, Non. Saya bukan tukang ngadu kok. Asalkan jangan dilanjut aja, tadi udah terlalu panas. Kan, kasian saya yang jomblo dari embrio."
"Hehe, iya, Pak. Maaf, ya, udah ngasih tontonan yang bikin panas," gurau Ivena.
Ivena kembali mendekat ke arah Deon lalu mengambil payungnya yang terjatuh. Batal sudah niatnya untuk menuju ke IndoDesember.
Mendongak, Ivena langsung bertemu pandang dengan Deon. Keduanya terdiam, sama-sama kaget lalu memalingkan wajah ke arah lain. Malu-malu kucing, padahal bukan kucing.
"Uhm ... masuk dulu, Om. Masih hujan," tutur Ivena tanpa menatap Deon.
Dikarenakan Deon hanya diam saja, Ivena pun menarik tangan Deon. Namun, ia yang gugup langsung melepaskannya dan beralih menarik kaus Deon. Sedangkan Deon menurut saja ditarik kausnya begitu.
Dengan tubuh basah, mereka masuk ke dalam rumah. Pikir Ivena, nanti lantai rumah bisa diurus, yang penting orang tuanya tidak tahu. Ngomong-ngomong, orang tuanya sedang berada di luar kota. Papanya ada acara, dan Mamanya ikut serta.
Ivena membawa Deon menuju ke kamarnya. Tiba di sana, Deon menatap ke sekeliling. Pria itu mengulum senyum melihat kamar Ivena yang bernuansa pink. Lucu sekali, seperti orangnya. Eh?
"I-itu kamar mandi saya, Om Deon bisa mandi pakai air hangat, terus ganti baju biar nggak masuk angin," tutur Ivena, ia masih gugup sejak tadi. Entahlah, padahal bukan pertama kalinya berciuman dengan Deon.
Deon hanya mengangguk, sejak tadi masih tak berani bersuara, takut salah bicara atau suaranya aneh. Maklum, dia masih merasa agak anu karena ciuman tadi. Deon pun bergegas memasuki kamar mandi di dalam kamar Ivena.
Selagi Deon mandi, Ivena juga buru-buru mandi di kamar mandi lain lalu berganti pakaian. Saat ia kembali ke kamar, rupanya Deon belum selesai dengan kegiatan mandinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romance"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...