Happy reading😍✨
***
"Kenapa nangis?" tanya Mama Deon sembari menghampiri Deon. "Minta jatah, ya?"
"Ma! Aku lagi sedih malah bahas itu!" seru Deon. Ia menghapus air matanya lalu berjalan cepat memasuki kamarnya. Malu juga nangis ketahuan Mamanya.
Ivena mengerjap kaget melihat Deon buru-buru masuk ke kamar, ia lantas melihat Mama mertuanya geleng-geleng kepala.
"Dia nggak lagi minta jatah sampai nangis kan?" tanya Mama Deon sambil menatap Ivena.
Ivena tersenyum canggung. "Enggak, Ma. Nggak tahu kenapa tiba-tiba nangis," jawabnya.
"Coba kamu tanya sana, nyusul ke kamarnya," suruh Mama Deon.
Ivena mengangguk patuh lalu berjalan memasuki kamar Deon. Ia melihat Deon sedang duduk di tepi kasur dan berfokus pada ponsel.
"Mas, tadi kenapa?" tanya Ivena yang kini duduk di sebelah Deon.
"Besok aku kasih tahu," jawab Deon dengan suara serak. Bukan serak karena anu, tetapi karena baru saja menangis.
Ivena mengangguk dan mencoba paham. "Mas beneran udah tahu siapa orang tua kandungku?"
"Hm," sahut Deon lalu meraih tangan Ivena dan menggenggamnya. "Besok kita ketemu sama mereka, ya?"
Ivena tersenyum lebar dan mengangguk antusias. "Aku sebenernya anak siapa, Mas? Apa orang tuaku kaya?" keponya.
"Hm, orang tua kandungmu kaya dan mereka orang baik," jawab Deon yang malah ingin menangis lagi.
Ivena terlihat makin senang. "Terus aku masih punya saudara nggak?"
"Masih," jawab Deon. Saudara satu-satunya hanya tersisa Hendri. Sempat Budi memberi tahunya kalau Mama Ivena anak tinggal, saudara lain tak diketahui, sudah terputus tak ada kerabat lagi. Sedangkan Haris hanya punya saudara Hendri yang sayangnya jahat.
"Jadi nggak sabar mau ketemu sama Mama Papa kandungku besok. Pakai baju apa, ya? Aku mau kelihatan cantik," ujar Ivena.
Deon terlihat makin sedih saat menatap Ivena yang begitu bersemangat. Ia yakin kalau Ivena nantinya akan sangat sedih saat mengetahui orang tua kandung yang selama ini dicari dan belum pernah dilihat ternyata sudah meninggal.
***
Ivena sudah berdandan cantik, ia mengenakan dress selutut berwarna pink dan menata wambutnya, tak lupa memakai makeup walaupun tipis. Ia ingin tampil sebaik mungkin di depan orang tuanya.
Ivena menunggu Deon pulang kerja dengan tak sabar, beberapa kali mengecek jam di dinding. Saat ia hendak menghubungi Deon, tepat saat itulah suara mobil Deon terdengar terparkir di pekarangan.
"Mas Deon!" sapa Ivena lalu berlari-lari kecil menghampiri Deon.
Deon tersenyum lebar, senangnya dalam hati disambut istri muda yang cantik.
"Mau ketemu orang tua kamu sekarang?" tawar Deon sambil memeluk Ivena singkat.
"Iya," angguk Ivena.
"Oke, kita langsung aja," ujar Deon sambil membukakan pintu mobil untuk Ivena.
Mereka masuk ke dalam mobil. Deon melajukan mobilnya ke arah suatu tempat. Ia sesekali menatap Ivena yang terlihat senang, bahkan sampai berdandan dengan cantik, ia justru malah merasa iba. Apakah seharusnya ia menjelaskan dulu yang sebenarnya?
"Eh, Mas. Kita belum bawa apa-apa! Perlu beli makanan nggak sih?" tanya Ivena, karena biasanya kalau berkunjung ke rumah orang lain pasti bawa makanan kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romansa"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...