Happy reading😍
***
Ivena sedang mengerjakan soal-soal UTBK untuk persiapan seleksi masuk ke perguruan tinggi. Ia duduk sendirian di ruang tengah, lebih tepatnya duduk di atas karpet bulu dengan kedua tangan berada di atas meja. Televisi menyala di depannya, tetapi tak membuatnya kehilangan fokus.
Bukan Deon yang menyalakan televisi, tetapi Ivena sendiri, karena ia tidak mau kesepian di rumah ini, jadi ia menyetel televisi supaya ada suara dan tidak hening-hening amat. Sedangkan Deon, pria itu entah pergi ke mana, padahal hari libur begini.
Berjam-jam berlalu dan Ivena masih sendirian di rumah Deon. Bosan, ia menghentikan gerakan tangannya yang tengah menulis, kemudian mengambil ponsel dan membuka grup WhatsApp kelasnya.
Ivena tersenyum dan sesekali tertawa membaca chat-chat dari teman-temannya, isi chat mereka di grup sangat lucu. Namun, beberapa detik setelahnya senyum Ivena luntur dan gadis itu tampak murung. Ia ingin ikut bergabung di grup kelas, turut mengobrol, tetapi pasti banyak yang tidak menyukainya, jadi ia selalu hanya menyimak.
Setelah membaca banyaknya chat di grup kelasnya, ia pun meletakkan ponselnya ke atas meja lalu menonton televisi. Tepat saat itulah muncul berita yang menampilkan wajah Papa Ivena dengan keterangan seorang pengusaha sukses yang merambah ke ranah politik. Ivena langsung mengganti channel televisi, tetapi masih saja menampilkan berita yang sama.
“Itu orang mau ngapain sih? Nongol terus di tv!” seru Ivena sambil menunjuk wajah Papanya sendiri.
Ivena hendak kembali mengganti channel televisi, tetapi urung ketika mendengar suara pintu rumah dibuka disusul dengan langkah kaki yang mendekat. Ia langsung tersenyum lebar saat melihat sang pujaan hati alias Om Deon tercinta memasuki rumah, kemudian berjalan mendekat dan duduk di sofa yang berada di sebelahnya.
Mata Ivena berbinar saat melihat Deon meletakkan satu kotak martabak telur yang tampak lezat. Wah, itu salah satu makanan favorit Ivena, karena ia sangat suka yang asin dan gurih!
“Tadi saya nemu di jalan, buat kamu,” kata Deon dengan wajah sok cool.
“Makasih, Om!” sahut Ivena dengan senang, tidak mempedulikan ucapan Deon. Mau nemu di jalan atau di mana pun itu, selama makanan yang ia suka, maka ia akan memakannya.
“Hm.”
Deon tersenyum diam-diam sambil memperhatikan Ivena yang tengah makan martabak pemberiannya dengan lahap. Tadi ia baru saja dari rumah Pras dan mampir membeli martabak, untung saja sesuai dengan yang Ivena suka.
Saat melihat bibir Ivena mengilap karena minyak, Deon tanpa sadar menelan ludahnya sendiri. Bibir itu ... rasanya ... tidak! Tidak boleh membayangkan! Deon langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
“Kenapa? Om Deon mau?” tanya Ivena saat menyadari Deon terus menatapnya.
“Hah? Enggak, buat kamu aja.”
“Ya udah,” sahut Ivena.
Ketika Ivena menjilat bibirnya yang mengilap karena minyak, Deon kembali menelan ludahnya. Astaga! Tidak aman kalau terus-menerus memperhatikan Ivena yang sedang makan!
Deon bergegas mengalihkan tatapan ke arah layar televisi, menonton berita yang sedang ditayangkan. Berita di sana masih menampilkan mengenai Papa Ivena.
“Tolong gantiin dong, Om. Nonton yang lain aja, males banget nonton itu,” ujar Ivena. “Tangan saya berminyak, jadi nggak bisa pegang remot, entar kotor remotnya.”
“Kenapa diganti? Bagus kok nonton berita, biar kamu nggak ketinggalan informasi. Jangan cuma nonton drama Korea cinta-cintaan!” sindir Deon.
Ivena menyipit curiga. “Om Deon sering merhatiin saya, ya? Hayo, ngaku!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romansa"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...