Happy reading🙃🙌
***
Sorenya di jam pulang sekolah Ivena, Deon langsung mengemudikan mobilnya ke arah sekolahan gadis itu. Baru tiba di dekat gerbang, ternyata Ivena sudah menunggu di sana lalu melambai ke arahnya.
Ivena berlari-lari kecil lalu memasuki mobil Deon. "Padahal saya belum ngabarin loh, Mas udah jemput duluan."
"Saya kan hapal jam pulang sekolah kamu," jawab Deon.
Di saat Ivena hendak memakai sabuk pengaman, Deon bergerak lebih cepat dan memakaikannya duluan. Ivena awalnya kaget karena menyadari jarak wajah mereka tiba-tiba begitu dekat, namun setelahnya ia mengulas senyum menyadari perhatian Deon.
"Makasih, Mas," ucap Ivena
Deon mengangguk. "Sama-sama. Kita langsung pulang atau kamu ada keinginan pergi ke suatu tempat?" tanyanya.
"Langsung pulang aja deh, saya udah kepingin mandi," jawab Ivena.
"Oke," angguk Deon, kemudian melajukan mobilnya.
Sambil menyetir, Deon sesekali melirik ke arah Ivena. Muncul pertanyaan-pertanyaan di kepalanya. Bagaimana respon Ivena kalau tahu bukan anak kandung Mamanya yang sekarang? Bagaimana juga kira-kira respon Ivena kalau tahu Mama kandungnya sudah meninggal?
"Kenapa Mas ngelihatin saya melulu, hayo?" tanya Ivena, rupanya menyadari kalau Deon curi-curi pandang melulu ke arahnya.
Deon berdehem singkat. "Karena ... kamu cantik," jawabnya dengan malu-malu
Sebenarnya itu memang fakta, Ivena terlihat cantik di mata Deon. Bidadari saja kalah cantik.
Ivena yang mendapatkan jawaban tak terduga seperti itu pun langsung mematung di tempat. Kalau yang mengatakan adalah cowok tukang gombal, mungkin ia akan biasa saja, tetapi ini Deon yang sejak awal terus menolaknya! Sungguh, ia berdebar tak keruan saat ini.
"Mas Deon juga ganteng."
Deon nyaris mengerem mendadak mendengar itu, tak menduga Ivena balas memujinya. Oh, jantung, tenanglah!
"Uhm ... makasih," sahut Deon, agak gugup dipuji calon istri.
Tiba di rumah, Deon memasuki kamarnya untuk mandi, sedangkan Ivena juga sama. Ivena yang selesai mandi lebih dulu lalu memasak untuk makan malam.
"Kamu masak? Harusnya bilang saya, biar saya bantu," ujar Deon yang baru tiba di dapur.
"Nggak perlu dibantu, ini cuma masak dua jenis lauk kok," jawab Ivena. "Mas Deon duduk aja di meja makan."
Deon mengangguk, ia menurut untuk menunggu di meja makan. Sebenarnya ia ingin membantu, tetapi jujur saja hari ini lebih lelah dari kemarin, akhirnya hanya memperhatikan Ivena yang memasak.
Selesai dengan masakannya, Ivena bergabung di meja makan bersama Deon. "Selamat makan!" ujarnya.
Deon mengangguk sembari tersenyum. Ia memperhatikan Ivena lebih dulu, setelah Ivena mulai makan, baru dirinya juga ikut makan.
"Makan yang banyak, biar cepet gede," kata Deon sambil menambah nasi ke dalam piring Ivena.
Ivena memberengut. "Menurut Mas, pasti saya masih kecil, ya? Iya, tahu kok, yang katanya ini saya kecil," kesalnya sambil menunjuk ke arah payudaranya sendiri.
Deon terbelalak. "B-bukan itu yang maksud saya kecil. Uhm ... maksudnya badan kamu biar cepet gede, kan masih masa pertumbuhan."
"Tapi waktu itu Mas Deon bilang ininya saya juga kecil?" tanya Ivena dengan tampang keruh sambil menunjuk payudaranya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romance"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...