Hola! Karena update-nya bakal tiga hari berturut-turut sesuai hasil voting, jadi janlup ramein vomment ya zeyenk😁🤣
Happy reading!😆
***
"L-lamar saya? M-maksudnya, Mas?" tanya Ivena dengan gugup.
"Iya, lamar kamu. Saya dateng ke rumahmu buat ngelamar kamu dulu ke orang tuamu, nikahnya bisa setelah kamu lulus. Kan sebentar lagi lulusnya," jelas Deon.
Ivena menelan ludah mendengar ucapan serius Deon. Ia tak menyangka kalau akan secepat ini, atau ini risikonya karena menjalin hubungan dengan om-om yang umurnya sudah matang?
"Oke," angguk Ivena akhirnya, karena ia pun suka-suka saja dengan keputusan Deon.
Ivena tak membawa baju untuk ke rumahnya, karena setelah itu ia akan kembali ke rumah Deon saja, tidak betah di rumahnya. Ia hanya membawa beberapa peralatan sekolah dan seragamnya.
Deon dan Ivena memasuki mobil milik Deon, kemudian Deon melajukannya ke arah rumah Ivena.
"Berarti besok saya harus dandan yang cantik? Kan mau lamaran," ujar Ivena sambil menatap Deon.
Deon melirik Ivena sekilas, kemudian tersenyum. "Kayak gini aja udah cantik kok."
"Gombal!" seru Ivena dengan wajah memanas. Deon sudah bisa menggombal, padahal dulu kaku.
Deon tergelak. "Nggak gombal, tapi fakta."
Wajah Ivena terasa semakin panas, ia pun memalingkan wajah ke arah lain, tak berani menatap Deon.
Usai mengantar Ivena kembali ke rumah, Deon lantas melajukan mobilnya ke arah rumah Mamanya, barulah setelah itu berencana ke kafe yang tadi Ivena kunjungi.
Deon menyetir sambil memasang wajah serius, ada yang mengusik pikirannya, terutama tentang pernikahan. Keputusannya untuk menikahi Ivena sudah benar bukan?
Tetap melajang sampai kepala tiga, karena sebenarnya Deon sempat tak percaya dengan yang namanya cinta, dan ada rasa tak ingin menikah. Pemikiran seperti itu ia miliki bukan tanpa alasan, semua itu karena orang tuanya.
Baru-baru ini, Deon mengurus perceraian Mamanya dan Papanya. Dulu, Papanya orang yang paling ia kagumi, sama-sama seorang polisi, dan karena itulah ia menjadi polisi agar bisa seperti Papanya. Namun, saat ia sudah dewasa, Papanya menjadi orang yang paling ia benci.
Sempat pindah kerja ke luar kota dan tinggal terpisah dengan Mamanya, Papanya selingkuh dengan wanita lain.
Deon benar-benar marah saat mengetahui hal itu dan menyuruh Mamanya untuk cerai, tetapi Mamanya yang kelewat sabar malah diam saja, sampai akhirnya Deon ngotot dan mengancam macam-macam. Akhirnya, Mamanya pun setuju untuk cerai.
Deon hanya tak mau Mamanya sakit hati, walaupun Mamanya tampak ceria setiap hari, tetapi ia yakin kalau Mamanya tak baik-baik saja.
Kejadian yang menimpa orang tuanya itu yang membuat Deon enggan menikah, ia sempat terpikirkan untuk apa menikah kalau ujung-ujungnya selingkuh dan bercerai? Lebih baik menjomblo seumur hidup. Namun, pemikiran itu sirna saat ia bertemu Ivena.
Ada beberapa alasan mengapa Deon memutuskan untuk menikahi Ivena. Alasan pertama, karena ia benar-benar menyukai Ivena yang terlihat polos dan blak-blakan serta apa adanya. Belum pernah ia sesuka ini kepada seorang perempuan. Alasan kedua karena ia ingin melihat Mamanya bahagia, ia tahu kalau Mamanya ingin ia menikah.
Deon terdiam sejenak, mengingat alasan lain. Alasan ketiga, supaya Ivena bisa cepat keluar dari rumah gadis itu. Sempat melihat jejak self harm di tangan Ivena, Deon tak bisa berhenti khawatir. Alasan keempat, ia tak mau Ivena direbut cowok lain, maka menikahi Ivena adalah jalan yang tepat. Dan masih ada beberapa alasan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romance"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...