Warning! Area dewasa! Yang belum punya KTP bisa skip dulu yow😌
Happy reading!✨
***
Satu bulan telah berlalu sejak resepsi pernikahan Deon dan Ivena, itu artinya sudah terhitung dua bulan sejak mereka resmi menikah di lapas.
Ivena yang rutin konsultasi dengan Saras pun merasa semakin baik, kini di perkuliahan juga punya teman dekat, walaupun belum banyak.
Masalah dengan Hendri sudah bisa Ivena atasi dengan baik terutama emosinya, ia berusaha menerima takdir yang sudah terjadi padanya.
Ivena saat ini sedang makan di kantin kampus, ia menghela napas berulang kali sambi mengaduk mi ayam di hadapannya.
"Kenapa lo?" tanya Sherly, teman baru Ivena yang sudah masuk kategori teman dekat.
Ivena menggeleng lalu menyeruput kuah mi ayam dengan wajah keruh.
Sherly menjentikkan jarinya. "Ah, gue tahu! Lo nggak dapet jatah dari suami, ya?" tebaknya sekaligus menggoda Ivena. Di antara teman kuliah lainnya, hanya ia yang tahu kalau Ivena sudah menikah.
Ivena terdiam sejenak, bingung hendak bercerita atau tidak. Ia berpikir sambil menatap Sherly. Teman dekatnya itu sebenarnya mirip dengannya, sama-sama sudah menikah dan dengan pria yang lebih tua, hanya saja Sherly berawal dari perjodohan.
"Sebenernya iya sih, lebih tepatnya dia belum nyentuh gue," cicit Ivena. "Apa jangan-jangan suami gue nggak minat sama gue?"
"Pasti minat lah! Buat apa dia nikahin lo kalau nggak minat sama lo?" tanya Sherly. "Gue yang awalnya dijodohin aja sekarang saling suka, minat ke satu sama lain."
"Tapi kenapa dia belum juga nyentuh gue? Padahal udah dua bulan, kan gue jadi nethink," curhat Ivena.
Sherly mengusap dagu. "Gimana kalau kita buktiin?"
"Maksud lo?" tanya Ivena.
Sherly berbisik, "Coba entar malem lo goda dia, terus lihat dia kepancing apa enggak?"
"Kalau ternyata enggak?" tanya Ivena.
"Pasti kepancing! Entar pulang kuliah lo ikut gue, kita beli sesuatu," ujar Sherly.
***
"Lo ngapain ngajak gue ke sini?! Nggak mau!" seru Ivena yang tampak malu dan hendak kabur.
"Ih, kenapa sih? Wajar aja lah cewek ke sini. Ayo masuk," ajak Sherly lalu menarik Ivena.
Mereka mengunjungi toko yang menjual lingerie, dan Ivena malu bukan main saat masuk ke dalam sana. Kata Sherly, nanti malam Ivena harus pakai satu yang seksi.
"Beli yang ini aja!" tunjuk Sherly ke arah salah satu lingerie.
"Nggak!" tolak Ivena dengan cepat, itu terlalu seksi dan seperti tidak pakai apa-apa.
Sherly memberengut. Ia lantas menarik Ivena untuk melihat lingerie yang lain.
"Ini bagus, harus beli!" tunjuk Sherly ke lingerie berwarna merah. "Cocok dipakai sama lo."
Ivena mengamati pakaian itu lalu menelan ludah. "Harus banget gue pakai?"
"Pakai aja, nurut deh sama gue," ujar Sherly lalu mengambil satu lingerie berwarna merah terang itu.
Sherly lantas memilih lagi untuk Ivena, kali ini warna hitam. Tak lupa, ia juga membeli untuk dirinya sendiri.
Setelah membayar, mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Ivena memesan ojek online lalu menuju ke rumah Deon. Sejak satu bulan yang lalu, lebih tepatnya usai resepsi, mereka tinggal berdua di rumah Deon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing The Hot Police (TAMAT)
Romance"Pak Polisi! Jomblo nggak?" Deon mengangkat alisnya, raut wajahnya menunjukkan kebingungan. "Kalau jomblo sama saya aja, yuk!" Deon terbelalak. Ia langsung berbalik dan meninggalkan Ivena. Dasar bocah sinting! "Pak Polisi! Kok kabur?! Tungguin saya...