DELAPAN BELAS🌻

603 45 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Pagi hari seluruh santri dan santriwati beraktivitas seperti setiap harinya yaitu sekolah, sebelum melakukan pembelajaran. Pesantren selalu mengadakan pembiasaan yang di lakukan pukul 07.00 wib. Melakukan pembiasaan membaca doa pagi dan pembacaan asmaul husna. Pagi ini di pimpin oleh Gus Ibnu dan Gus Akbar, lantunan yang di bawakan oleh mereka sangatlah merdu.

Dhira dan bersama ketiga temannya duduk di barisan yang sama, dia merasa bahwa kepalanya tiba-tiba pening. Matanya buram, pengelihatan pun tampak berkunang-kunang, sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing sekuat tenaga Dhira menahan dirinya untuk tak jatuh pingsan. Aneh sekali padahal tadi pas sarapan dia baik-baik saja, tapi kenapa sekarang terasa sangat pusing.

Bruk

Badannya mulai melemas dan pandangannya jadi gelap seketika, dia terjatuh pingsan di lapangan. Semua orang yang menyaksikan itu langsung kaget dan langsung membawa Dhira ke UKS untuk di tangani oleh pihak kesehatan.

"Dhira!!" teriak Farida yang posisinya di belakang Dhira, gadis itu kaget.

"Ra bangun Ra."

Gus Akbar berlari ke arah Dhira, ia langsung membopong tubuh mungil Dhira dan membawanya ke UKS. Para santri dan santriwati yang menyaksikan itu sudah pasti sangat kaget, pasalnya Gus Akbar tidak pernah seperti itu. Tapi mereka berpendapat bahwa kedua remaja itu sangatlah cocok.

"Lagi-lagi mencari perhatian saja gadis itu, dia berani mendekati Ibnu lalu sekarang Akbar. Sungguh keterlaluan," batin seseorang yang melihat itu.

"Jangan ribut, berhenti melihatnya dan lanjutkan doa pagi ini supaya kita khusyu," titah Gus Ibnu menggunakan mix.

"Gus Miftah, temani saya memimpin pembiasaan ini."

"Baik Gus."

UKS

Kondisi gadis ini semakin melemah, lebih lemah dari kemarin. Ntah apa penyebabnya, padahal mereka pun tahu bahwa dia baik-baik saja sejak pagi. Gus Akbar menurunkan tubuh Dhira di atas blangkar UKS dan meminta pihak kesehatan untuk memeriksa kondisinya. Kebetulan juga ummi dan abah, kedua orang tua Dhira sudah sampai di pesantren beberapa menit lalu dan di antar oleh Gus Ibnu ke UKS.

Tubuh ummi gemetar dan dia pun menangis saat melihat kondisi putri kesayangannya terbaring lemah di blangkar. Tak kuasa menahan tangisnya, rasa rindu dan pilu di rasakan oleh kedua orang tua Dhira.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya?" tanya Abah yang tak kalah khawatirnya.

"Iya dok, gimana keadaan putri saya?"

"Begini bu, pak. Setelah saya memeriksanya dia keracunan. Putri ibu dan bapak memakan makanan atau minuman yang mengandung racun, untung saja racun itu tidak terlalu berbahaya dan in syaa Allah putri ibu dan bapak akan terselamatkan atas izin  Allah."

Semua orang yang ada di UKS langsung tersentak kaget, bagaimana itu bisa terjadi? Siapa yang mencampur racun di makanan yang gadis itu makan?

"Syarifah, Ibnu. Ummi mau tanya sama kalian. Dhira dari kemarin atau tadi pagi makan apa saja? Kok bisa ada racun di makanan tersebut?" tanya ummi Halimah.

"Dari kemarin yang Ifah tahu, Dhira makan makanan yang di masak oleh mas Ibnu ummi. Tetapi Ifah juga makan kok makanannya tetapi tidak apa-apa, masakannya aman," jawab Syarifah.

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang