🌻SELAMAT MEMBACA🌻
Satu minggu sudah berlalu, hari-hari sudah berjalan seperti biasanya. Luka Dhira sudah membaik dan dirinya sudah bisa kembali ke kobong, meskipun di kobong ketiga temannya pun masih tidak mau berbicara dengannya. Itu tidak masalah bagi Dhira, selama itu bukan perbuatannya dia tidak takut untuk di jauhi. Allah lebih mengetahui semuanya.
"Gue tahu lo marah dan kecewa sama gue da, kalau lo tau yang sebenernya lo gak akan cuek ke gue."
"Udahlah Dhira, aku lagi gak mau ngobrol sama kamu."
Selama seminggu ini hubungan antara Dhira dan Ibnu semakin dekat, bagai dua insan yang tak mau di pisahkan. Selama Dhira terbaring karena sakit, Ibnu mengajarkan dan menjelaskan tentang kitab fathul ijar dan qurottul uyun. Sebenarnya Ibnu akan mengajari Dhira jika gadis itu sudah sembuh, namun Dhira memaksa untuk di ajarkan sekarang.
"Kebiasaan banget kalau pergi tuh gak bilang-bilang sama bini, kalau bukan suami udah ku jadikan prekedel tuh!!"
Di balkon kamar, Dhira menikmati dinginnya sepoi-sepoi angin di malam hari. Ibnu belum juga kembali ke kamar, kata ummi dan abah dia sedang ada urusan. Suara ketukan pintu membuat Dhira langsung menoleh, itu adalah Ning Syarifah. Dia di suruh kakaknya untuk menjaga istrinya, dengan senang hati Ning Syarifah langsung pergi ke kamar kakaknya.
"Boleh saya masuk?"
"Silahkan masuk Ning."
"Jangan panggil saya Ning, panggil aja Ifah dan saya akan memanggil kamu mbak karena kamu adalah kakak ipar saya."
"Hehe iya siap Ning, eh Ifah," kekeh Dhir.
Keduanya asik bercengkrama sambil bertukar cerita satu sama lain, Syarifah begitu menyayangi kakak iparnya ini.
"Eh iya mbak, apa mbak sama mas udah itu?"
"Hah udah apa?"
"Itu lohhhh, tahu kan."
Dhira langsung salah tingkah.
"Belum sih hehe.."
Syarifah yang mendengar jawaban dari Dhira langsung kaget, bagaimana bisa mereka belum melakukan hubungan suami istri. Sudah seminggu mereka menikah, Ibnu sangat kuat menahannya.
"Tampaknya mas ku itu sangat kuat nahan ya," goda Syarifah. "Saya yakin mas Ibnu pasti ingin mbak, cuma dia bersembunyi di wajah yang cuek dan datarnya itu," ledeknya.
Ehem
Ibnu baru saja datang dan berdiri di ambang pintu.
Pletak
Ibnu menyentil dahI adiknya itu. "Hehe mas udah dateng, ampun mas tadi keceplosan."
"Saya dengar apa yang kamu katakan."
"Kalau begitu saya permisi," kekeh Syarifah. "Jangan lupa buatkan saya keponakan yang lucu ya mas," bisiknya di telinga Ibnu.
Dhira langsung mencium punggung suaminya, padahal baru beberapa jam tidak bertemu rasanya sudah kangen lagi aja.
"Lama banget sih, gak bilang-bilang juga," gerutu Dhira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]
Teen FictionJika memang takdirnya akan selalu ada jalan untuk selalu menemukanmu, terkadang takdir tak sesuai yang di harapkan. Namun yakinlah bahwa skenario yang Allah rancang lebih baik di banding dengan rencana manusia.