DUA BELAS🌻

632 47 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

"Ya udah kali ini kamu saya maafkan, tetapi jika lain hari kamu seperti ini lagi sudah pasti kamu akan di hukum," jelas Gus Ibnu.

Dhira bernafas lega, akhirnya dia tidak di beri hukuman.

"Makasih Gus."

Gus Ibnu mengangguk. "Sekarang duduk di bangkumu."

Dhira duduk di sebelah Fathimah, mereka berdua sebangku. Tatapan Fathimah kepada Dhira begitu sinis, ntah kenapa dengan gadis ini.

"Apa lo liat-liat?"

"Dih apa sih, gak jelas banget."

Seluruh penjuru ruangan seketika hening, hanya terdengar suara Gus Ibnu yang menjelaskan materi. Sebenarnya mereka paling tegang jika di ajarkan oleh beliau, karena terkenal guru yang killer di sini.

Selama beberapa jam belajar, akhirnya bel pertanda istirahat sudah berbunyi. Semua santri dan santriwati sangat senang jika sudah istirahat, mereka akan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Meskipun ada beberapa orang yang memilih untuk tetap diam di kelas sambil bercengkrama.

"Ra, kamu nyari apa tadi?" tanya Laila, Farida dan Laila menghampiri Dhira yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Mendengar suara kedua temannya itu, Dhira langsung bangun dan duduk. "Itu loh gue tadi nyari kaos kaki gue, aneh gak sih menurut kalian. Semalem gue naruh kaos kaki di dalem tas, eh pas gue cek pagi-pagi gak ada. Emang bener nih ada yang nyolong kaos kaki gue, kelihatan banget gak mampu beli. Kalau gue tau tuh yang nyolong gak segan-segan gue kasih dia kaos kaki, satu lusin nih kalau mau," ketus Dhira, matanya mendelik tajam ke arah Fathimah.

"Iya sih aneh Ra, kaos kaki itu gak bakalan bisa gerak dengan sendirinya sih pasti ada yang sengaja ngerjain kamu," ujar Laila.

"Apa? Kamu nuduh aku?" tanya Fathimah.

"Gue gak bilang orang itu lo."

"Udah-udah jangan berantem, Ra kamu ikut aku. Kita beli kaos kaki di kantin aja, di sana ada penjual alat-alat sekolah," ajak Farida, dia merangkul tangan sahabat lamanya itu. Fathimah dan Laila menunggu di kelas.

Kedua gadis itu berjalan di sepanjang lorong kelas, tak lupa mereka menyapa orang-orang yang berpas-pasan dengannya. Keduanya tak ada yang membuka pembicaraan, suara perut Dhira membuat Farida terkekeh. Sahabatnya itu sedang lapar rupanya, Farida juga baru sadar bahwa Dhira belum memakan apapun dari pagi.

Gus Akbar baru saja keluar dari kantin langsung menghampiri kedua gadis itu, kebetulan mereka juga berpas-pasan.

"Assalamualaikum Gus..."

"Wa'alaikumussalam, sedang apa kalian di sini?"

"Kami akan pergi ke kantin Gus, karena teman saya keroncongan Gus perutnya," ujar Farida sambil menahan tawa. Dhira langsung menyenggol tangan Farida, seakan mengisyaratkan terlalu jujur.

"Tetapi sebaiknya kalian tidak usah ke kantin, karena disana berdesakan."

"Tapi Gus, aku belum makan dari pagi. Masa iya harus balik lagi ke kelas mah," ujar Dhira, tak bisa bohong dia memang sangat lapar hari ini.

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang