LIMA BELAS🌻

713 47 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Akhirnya seluruh ceramah sudah di sampaikan dari awal hingga akhir, semuanya di persilahkan untuk kembali ke kobong untuk makan.

Dhira kini sedang berada di belakang kobong, tangannya masih terasa sakit. Ning Syarifah pergi ke kobong untuk mencari Dhira, saat Ning Syarifah menanyakan kepada ketiga temannya itu bahwa Dhira belum ke kobong sedari tadi.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," seru ketiga gadis itu, Farida, Laila dan Fatimah.

"Oiya aku ingin ngobrol dengan Dhira, apa dia ada di dalam?" tanyanya. Yang di tanya malah menatap satu sama lain dan kebingungan.

"Maaf Ning, Dhira belum ke kobong sedari tadi. Kita udah nyari dia, tapi kami tidak menemukannya," cicit Laila.

"Yasudah kalau begitu, aku akan mencarinya tapi jika dia sudah kembali sampaikan kepada Dhira kalau aku kesini," jelas Ning Syarifah.

"Baik Ning."

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Di ndalem....

Ning Syarifah baru saja sampai di ndalem, dia memasuki kamar seseorang. Dia memberitahukan bahwa Dhira tidak ada di dalam kobong, seseorang yang mendapati kabar itu pun langsung kaget. Kemana Dhira pergi?

Akhir-akhir ini Ning Syarifah sibuk dengan urusannya, sehingga belum ada waktu untuk menemani Dhira selama di sini. Tetapi sesekali Ning Zahira yang menemani Dhira selama Ning Syarifah tidak bisa bertemu dengannya. Sesuai dengan perintah ummi dan pak kiyai, mereka berdua menyuruh Dhira untuk tinggal di ndalem.

"Gimana Syarifah dengan Keadaan Dhira?" tanya ummi.

"Maaf ummi kata temannya Dhira tidak ada di kobong."

"Kemana perginya dia?"

"Maaf ummi, saat kita ada urusan di luar saya dengar dari ustadzah Syifa saat tadi Dhira di hukum," ujar Ning Zahira.

"Ya Allah, cepat cari dia Syarifah. Ummi tidak mau dia kenapa-napa."

"Iya ummi kami akan mencarinya."

Ning Syarifah dan Ning Zahira pergi dari ndalem.

Suara isakan tangis terdengar di indra pendengaran seorang pria, dia baru saja habis memeriksa asrama putra dan asrama putri. Gus Akbar, dia langsung mencari tahu dimana suara itu berasal. Semakin jelas suara tangisan itu terdengar, rupanya itu di belakang asrama.

"Eh tunggu-tunggu, sepertinya saya mendengar suara wanita menangis."

"Kuntilanak kali," ujar Gus Ibnu.

"Saya serius, coba kamu denger baik-baik. Kayaknya di belakang asrama wanita suara itu berasal."

"Cek aja sana, saya cape mau istirahat."

Gus Ibnu berjalan meninggalkan Gus Akbar yang masih dalam posisinya, dirinya sangat penasaran dengan suara itu. Saking penasarannya dia langsung mendekati suara tangisan wanita itu, dia terkejut saat melihat Dhira yang sedang menangis sambil memeluk lututnya.

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang