ENAM🌻

795 44 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Setelah kepulangan Nazwa, Dhira merasa sangat bosan karena sudah beberapa hari di rumah dan tidak menikmati udara luar. Dirinya kini sedang berbaring di sofa, ummi dan abi sedang tidak ada di rumah, hal itu membuatnya semakin bosan. Dhira menatap seluruh penjuru rumah, tak terasa besok ia akan berangkat ke pondok pesantren. Sebenarnya sangat berat harus meninggalkan kedua orang tuanya, tetapi ini juga keinginan orang tuanya. Mungkin ini yang terbaik bagi dirinya.

Karena merasa bosan gadis itu langsung berlari menaiki tangga, dia akan mencoba beberapa gamis yang tersimpan rapih di lemari. Dirinya tidak terbiasa memakai gamis, pakaian sehari-harinya selalu memakai kaos panjang, celana jeans dan kerudung pasmina. Menurutnya itu simple dan tirak ribet.

Ada banyak baju gamis yang tersimpan di lemari, ummi selalu membelikannya baju dan pakaian syar'i. Berharap anaknya itu selalu memakainya, namun Dhira justru enggan untuk memakainya. Ia mengeluarkan beberapa baju gamis, di sana ada baju gamis abaya yang berwarna hitam menurutnya simple dan tidak lebar.

"Gila sih baju gamis lebar banget, kalo gue pake bisa-bisa kayak kuyang ehehee.."

"Yaudahlah gue pakai yang ini aja."

Beberapa menit kemudian dirinya keluar dari kamar mandi dia menatap dirinya di depan cermin, gadis itu memperhatikan penampilannya. Abaya hitam simple dan elegant, kerudungnya tak ia ganti tetap memakai pasmina yang berwana mocca.

"Gue kira di depan cermin tuh gue ternyata bidadari hehe."

"Gak kebayang sih kalo gue nikah sama Ustadz, auto di suruh pake gamis tiap jam, tiap menit, tiap detik," gumamnya.

Ingat loh ucapan adalah do'a wkwk.

Baru saja beberapa menit memakainya dia sudah merasa gerah, ia langsung mengganti bajunya. Karena belum terbiasa memakai gamis.

Suara mobil baru saja terdengar di indera pendengaran Dhira, sepertinya ummi dan abahnya sudah pulang sekarang. Dhira bergegas turun ke bawah, soalnya sebelum berangkat Dhira meminta kepada ummi agar membelikannya bakso, seblak, mie ayam dan boba tentu saja membuatnya senang. Soal pergi kemana dia pun tidak tahu soalnya dia lupa, dari pagi mereka berangkat dan sore mereka sudah pulang. Tidak seperti biasanya mereka berpergian lama seperti ini, apalagi tidak mengajak Dhira.

Dhira berlari menuju depan rumah dirinya tidak sabar ingin menyantap makanan terfavouritnya itu. Sudah 2 hari dia tidak memakannya, kan kata Dhira juga hari-harinya gak afdol sebelum makan itu wkwk.

"Yeyyy ummi dan abah datang, tolaal badru ailaina."

Melihat tingkah putri semata wayangnya itu membuat ummi dan abah tertawa, ada-ada saja Dhira. Setelah keluar dari mobil Dhira langsung memeluk erat tubuh kedua orang tuanya itu, karena sekarang hari terakhir di berada di rumah pasti akan rindu dengan semuanya.

"Dhira kangen sama abah, sama ummi. Love sakebon (satu kebun) buat kalian," Dhira langsung terkekeh pelan.

"Sudah-sudah ayo masuk, abah membelikan makanan kesukaan kamu loh," ujar ummi.

Dhira sontak kaget sekaligus senang, apa kata ummi? Abah yang membelikan makanan kesukaanya. Biasanya abah melarang Dhira memakan makanan di pinggir jalan, kali ini dia yang membelikannya. Senangnya dalam hati di beliin seblak sama abah!

Matanya berbinar saat melihat beberapa makanan di kantong plastik, ia langsung mencium pipi abahnya.

"Abah emang gak suka kamu makan makanan di pinggir jalan, tapi kali ini abah belikan ini untuk putri kesayangan abah," ujar abah.

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang