TIGA PULUH DUA🌻

796 45 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Setelah melakukan hubungan suami dan istri, Dhira langsung bergegas untuk mandi besar. Ibnu sedang tidur nyenyak siang ini, Dhira terkekeh setiap mengingat belaian lembut pria tampan ini. Setelah mandi dirinya akan membereskan ruangan yang lain dan kembali ke kobong.

Sesampainya di kobong

"Ra kamu kemana aja?" tanya Farida yang sedari tadi menunggu Dhira datang.

"G-gue eh maksudnya aku habis dari ndalem Da, di suruh ummi sama pak kiyai ke sana," elaknya

Laila dan Farida saling menatap, mereka juga sebenarnya curiga kepada Dhira. Temannya itu sering tidur di ndalem, ya mereka tahu bahwa keluarga Dhira dan keluarga pak kiyai sangat dekat. Tetapi ada hal yang mereka ingin mempertanyakan.

"Tapi Ra-"

"Terserah kalian percaya atau nggak."

"Yaudah iya, kita percaya. Ayo kita makan Ra, kamu udah makan?"

"Belum sih."

"Yaudah ayo, bentar lagi periapan makan.

Seperti biasanya, seluruh santru dan santriwati berkumpul di lapangan untuk makan bersama. Seperti yang selalu di lakukan setiap harinya, namun tempat antara ikhwan dan akhwat di pisah dan di beri jarak agar tidak berdekatan.

Dhira sungguh tidak sabar ingin makan, perutnya terasa sangat keroncongan. Farida dan Laila melihat Dhira yang kelaparan langsung menahan tawa, menggemaskan sekali. Dhira melirik ke arah Fatimah, tumben gadis itu diam saja? Sangat aneh sekali.

"Lo kenapa Fatimah? Bengong mulu," tanya Dhira dengan sinis, dia masih kesal dengan Fatimah.
"Iya Imah, tumben kamu diem aja?"

"Lagi sariawan kali dia," ledek Dhira.

"Aku gak papa kok."

Tak perduli dengan Fatimah, Dhira hanya memikirkan makan.

Semua makanan sudah di sajikan, hanya menyajikan makanan sederhana 4 sehat 5 sempurna saja. Sebelum makan mereka berdoa terlebih dahulu, Dhira memperhatikan Ibnu sedang mengawasi di lapangan bersama guru pengajar lainnya. Terukir senyuman manis di bibir Dhira, dari kejauhan sangat jelas bahwa ibnu memang sangat tampan.

Namun senyumnya memudar dan melihat sinis ketika ning Zahira mengajak suaminya mengobrol, memang sih ning Zahira baik tapi ada keanehan di balik sikap baiknya itu. Semua pasang mata langsung melihat gus Ibnu dan ning Syarifah, Ibnu menahan tubuh Syarifah karena gadis itu terseleo. Dhira yang melihat itu matanya langsung memanas dan dadanya sesak, tetapi berbeda dengan pandangan yang lain. Dengan segera mereka berdua langsung menjaga jarak kembali, toh kejadian tadi hanya tak sengaja.

Dhira tidak mood lagi untuk makan, dirinya baru saja makan sesuap. Dia langsung diam di tempat, sementara Ibnu yang melihat istrinya langsung merasa tak enak. Ia sudah tahu pasti istrinya cemburu.

"Gus Ibnu sama ning Zahira cocok banget ya, yang satu tampan dan yang satu cantik."

"Kyut banget, semoga mereka berjodoh."

"Beruntung banget bisa nikah sama gus Ibnu dan ning Syarifah pantas menjadi istrinya.

"Kami juga setuju."

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang